Kabar Artis
Sarwendah Sering Kali Menderita Migrain, Ini 8 Penyakit yang Bisa Menyertai
Presenter sekaligus komedian Ruben Onsu dan Istri Sarwendah masih harus menjalani pengobatan, karena penyakitnya.
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Dian Anditya Mutiara
Pastikan juga Anda makan makanan sehat, rajin olahraga, dan cukup tidur 7-8 jam setiap malam.
Pola makan buruk, kecenderungan malas gerak, dan kurang tidur sudah sejak lama berkaitan dengan peningkatan risiko migrain dan juga depresi.
2. Gangguan kecemasan
Mengutip Prevention, American Migraine Foundation menyebutkan bahwa sekitar 50 persen orang yang mengalami migrain kronis juga diketahui memiliki gangguan kecemasan.
Begitu juga sebaliknya. Orang yang memiliki gangguan kecemasan dilaporkan sering migrain.
Apa yang menghubungkan kedua kondisi ini, lagi-lagi, adalah stres baik dari pemicu migrain maupun pemicu serangan kecemasannya.
Ketahuilah ada banyak cara untuk meredakan stres dan kecemasan berlebihan. Salah satunya adalah dengan meditasi dan teknik pernapasan dalam.
Yoga juga mejadi alternatif kegiatan fisik yang baik untuk mengelola stres dan kecemasan.
3. Penyakit jantung
Migrain bisa terjadi kapan saja ketika Anda bertemu dengan pemicunya. Entah itu cuaca yang sangat panas terik, melewatkan waktu makan, atau karena kurang tidur.
Namun, terlalu sering migrain juga bisa menjadi tanda bahwa ada yang salah dengan tubuh Anda. Menurut penelitian yang diterbitkan pada European Journal of Neurology, migrain dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung, terutama akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
Jika Anda sudah berisiko dengan penyakit jantung atau sudah memiliki penyakit jantung dan sering mengalami migrain, hindari obat migrain yang mengandung triptans. Obat ini bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah di otak dan jantung. Selain itu, berhenti untuk merokok serta hindari asap rokok di sekitar Anda.
4. Asma
Asma dan migrain adalah penyakit yang berbeda. Asma merupakan gangguan pernapasan, sementara migrain adalah gangguan pada sistem saraf. Namun, perlu Anda ketahui bahwa keduanya memiliki kesamaan, yaitu menyebabkan peradangan.
Pada migrain, peradangan terjadi pada pembuluh darah di luar otak yang menyebabkan rasa sakit berdenyut-denyut di kepala.
Orang dengan asma mengalami peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasannya sehingga mereka sulit bernapas lega.