Kesehatan

Tak Sekedar Turunkan Gula Darah, Pengobatan Diabetes Lebih Fokus Penanganan Komplikasi Diabetes

Tidak sekedar turunkan gula darah, pengobatan diabetes mellitus lebih difokuskan kepada penanganan dari komplikasi diabetes.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Tangkapan layar Wartakotalive.com/ Mochammad Dipa
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Halimun, dr. Febri Kurniawati, Sp.PD, saat webinar Prospek Perkembangan Pengobatan dan Penanganan Diabetes Melitus,” Rabu (29/6/2022). 

Maka dari itu, lanjut dr. Febri, sejak 2018, tata laksana atau pengobatan diabetes mellitus lebih difokuskan kepada penanganan dari komplikasi diabetes.

“Sejak 2018 kita tidak berpikir melulu tentang gula darahnya berapa, tetapi yang penting itu mencegah dari komplikasi diabetesnya. Karena buat apa kita fokus turunin gula darah, tetapi komplikasinya masih terus berjalan,” ungkapnya.

Dr. Febri menyebutkan, berdasarkan pedoman dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2019, jika pengukuran HBA1C kurang dari 7,5 persen maka pasien diberikan monoterapi atau atau pemberian satu macam obat saja.

Apabila pengukuran HBA1C yaitu 7,5-9 persen bisa diberikan terapi kombinasi dengan memberikan beberapa obat untuk mencegah komplikasi yang terjadi di beberapa titik tangkap akibat dari diabetes tersebut.

“Kalau HBA1Cnya sudah lebih dari 9 persen kita lihat ada gejala atau tidak. Jika sudah ada gejala dan sudah ada kegawatan, kita bisa berikan insulin. Tapi kalau pasien belum ada gejala mengkahwatirkan pasien bisa kita berikan dual atau triple terapi kombinasi kemudian kita lihat apabila kondisinya belum membaik kita bisa menambahkan insulin dari segi dosisnya.

Sementara, lanjut dr. Febri, jika pasien diabetes yang datang sudah alami penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD) atau adanya sumbatan pembuluh darah yang lain, maka  diutamakan pemberian obat bernama agonis reseptor GLP 1.

Kemudian bagi pasien diabetes yang datang sudah alami gagal jantung dan gagal ginjal kita berikan obat diabetesnya SLG2 inhibitor.

"Sedangkan pemberian terapi healthy lifestyle modification tentunya jika pasien diabetes mellitus yang datang belum mengalami komplikasi,” pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved