Kesehatan
Tak Sekedar Turunkan Gula Darah, Pengobatan Diabetes Lebih Fokus Penanganan Komplikasi Diabetes
Tidak sekedar turunkan gula darah, pengobatan diabetes mellitus lebih difokuskan kepada penanganan dari komplikasi diabetes.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
WARTAKOTALIVE.COM - Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai cirinya kadar gula darah yang tinggi. Penyakit ini terdiri dari empat jenis, yakni diabetes mellitus tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga kadar insulin dalam darah berkurang.
Kemudian diabetes mellitus tipe 2 terjadi ketika insulin tidak dapat bekerja dengan baik membawa glukosa masuk dalam jaringan.
Lalu diabetes mellitus gestasional yang terjadi selama masa kehamilan. Terakhir, diabetes mellitus tipe lain yang muncul karena pemakaian obat atau adanya suatu penyakit yang mengganggu produksi insulin atau memengaruhi cara kerjanya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Halimun, dr. Febri Kurniawati, Sp.PD mengatakan, bahwa dari keempat jenis diabetes mellitus tersebut, diabetes melitus tipe 2 yang lebih umum terjadi.
“Diabetes mellitus tipe 2 paling umum terjadi terhitung sekitar 90 persen dari kasus. Pada diabetes melitus tipe 2, organ pankreas tidak bisa menghaslkan insulin dengan jumlah yang memadai atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia dengan benar,” ujar dr. Febri saat webinar Prospek Perkembangan Pengobatan dan Penanganan Diabetes Melitus,” Rabu (29/6/2022).
Dr. Febri menyebutkan, biasanya diabetes melitus tipe 2 terjadi pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas, dimana hormon insulin yang bertugas untuk metabolisme tubuh tidak bisa mengolah makanan menjadi energi.
“Untuk tata laksana atau pengobatan dari diabetes melitus tipe 2 ini sebagian besar bisa dengan diet, olahraga dan obat oral. Insulin hanya diberikan ketika kadar gula darah tidak bisa dikontrol dengan obat oral,” ucapnya.
Ia menambahkan, dengan mengontrol glukosa darah yang memadai, pasien dapat mencegah atau menunda adanya komplikasi diabetes.
Adapun kriteria penegakkan diabetes mellitus adalah dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah kapiler vena .
Seseorang dikatakan diabetes mellitus jika kadar gula darah puasa lebih dari 126mg/dl, kadar gula darah 2 jam setelah makan lebih dari 200mg/dl, HBA1C lebih dari 6,5 persen dan terdapat gejala klasik serta GDS lebih dari 200mg/dl.
“Pemeriksaan HbA1c atau disebut juga hemoglobin A1c berfungsi untuk mengukur rata-rata jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang berikatan dengan gula darah atau glukosa selama 3 bulan terakhir,” ujar dr. Febri.
Komplikasi
Penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi ke organ tubuh lainnya karena gula darah yang beredar di dalam tubuh tidak dapat diolah menjadi energi karena gangguan insulin yang akan menyebabkan hiperglikemia dan glucotoxicity yang dapat merusak seluruh sistem sirkulasi darah pada pembuluh darah koroner yang ada di jantung
Diabetes erat kaitannya dengan jantung koroner, kemudian glucotoxicity juga beredar ke pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke. Diabetes juga dapat menyebabkan gangguan di retina sehingga mengalami kebutaan atau minimal pandangan mata kabur.
“Diabetes mellitus juga dapat menyebabkan gangguan karena terjadi gangguan di mikrosirkulasi dari ginjal yang menghubungkan pembuluh darah yang kecil-kecil dan sangat sensitif dengan glutoxicity,” jelas dr. Febri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/dr-Febri-Kurniawati.jpg)