Tingkatkan Kecerdasan Anak-Anak Penerima Manfaat, Pendamping PKH Gelar Pekan Literasi

Peningkatan literasi anak-anak ini dinilai penting untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mereka.

Editor: Ichwan Chasani
Dok. Humas Kemensos
Pendamping Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Toba, menggelar Pekan Literasi Anak KPM PKH, baru-baru ini. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Untuk memperkuat kualitas SDM penerima manfaat, Pendamping Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Toba, menggelar Pekan Literasi Anak KPM PKH.

Kegiatan ini menyasar anak usia sekolah dasar di Desa Sibolahotang SAS Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara.

Peningkatan literasi ini dinilai penting untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan masyarakat.

Bagi anak-anak, kemampuan literasi menjadi stimulan untuk meningkatkan daya nalar dan kecerdasannya.

"Kegiatan ini dilaksanakan, selain karena tingkat literasi anak yang rendah, juga diharapkan untuk memberikan stimulan daya nalar kepada anak KPM PKH Toba, sehingga menjadikan mereka anak yang cerdas dan berdaya nalar tinggi," kata Koordinator PKH Toba Rammen Andino Sinaga dalam pernyataan resminya, baru-baru ini.

Baca juga: Hadiri HLUN di Tasikmalaya, Wagub Jabar dan Mensos Beri Perhatian Khusus ke Lansia

Kegiatan yang diikuti oleh 145 anak dari Kecamatan Balige dan pegiat literasi ini juga dimasudkan untuk meningkatkan kesadaran anak KPM PKH di Toba tentang betapa pentingnya membaca dan mengenal  bahan bacaan.

Penyediaan bahan bacaan pada pekan literasi ini dididukung oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Toba berupa mobil Perpustakaan Keliling.

mensos-16Juni
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meresmikan perpustakaan dalam community centre untuk anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih, Jambi, beberapa waktu lalu.

Dukungan positif juga datang dari Pemerintah Desa Setempat. Perwakilan  Pemerintah Desa, Asima Siahaan mengaku bangga dan senang bahwa kegiatan pekan literasi digelar di Desa Sibolahotang SAS.

"Saya bangga dan senang kegiatan Pekan Literasi dilakukan di desa kami, dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan juga didaerah lainnya,” katanya.

Pegiat Literasi Pandri Sitanggang, menyampaikan agar kegiatan ini berkelanjutan, tidak sekedar seremonial.

Baca juga: Berdayakan Ekonomi Warga Papua, Kemensos dan ITS Gelar Workshop Pembuatan Kapal Fiberglass

“Harus ada taman-taman baca PKH di setiap desa yang diinisiasi oleh Pendamping Sosial PKH agar menjadi Peta Jalan Pembudayaan Literasi,” katanya.

Seperti diketahui, tugas Kementerian Sosial dalam percepatan penanganan kemiskinan, juga mencakup penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) para penerima manfaat beserta keluarganya.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Sosial Tri Rismaharini kerap menyinergikan langkah penanganan kemiskinan  dengan program penguatan SDM.

Di kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), seperti di Erosaman (Papua), Pulau Bertam (Batam), Suku Anak Dalam (Jambi), dan di Timor Tengah Utara (NTT), Mensos Risma membangun community center. 

Di sini, penerima manfaat dan anak-anaknya diberikan akses informasi melalui saluran internet.

Baca juga: Berkolaborasi dengan Kemensos, IKAELITS Beri Bantuan Listrik kepada Korban Bencana Sentani

Dengan  sarana internet memungkinkan mereka mengakses berbagai konten yang mendukung peningkatan literasi informasi.

Mereka juga tetap bisa belajar, meskipun tenaga pengajar tidak hadir setiap hari karena medan yang sulit ditembus.

Sejalan dengan kebijakan umum Mensos Risma, di beberapa daerah Kemensos melalui para pendamping PKH tidak hanya berfokus pada penyaluran bansos.

Pendamping juga menyinergikan pelaksanaan program penanganan kemiskinan yang dibarengi dengan penguatan SDM.

Kemensos juga telah mendukung upaya  peningkatan literasi dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana.

Baca juga: Puncak HLUN 2022, Mensos Minta Masyarakat Pastikan Lansia Tetap Sehat dan Produktif

Diantaranya dengan memproduksi literasi khusus bagi penyandang disabilitas netra, mendirikan Pojok Baca Digital (Pocadi) di seluruh Sentra dan Sentra Terpadu milik Kemensos se Indonesia serta perpustakaan dalam community centre untuk anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih, Jambi dan anak-anak di Kefamenanu, Timur Tengah Utara (TTU), NTT.

Secara umum, literasi terhadap bahan bacaan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat baca. 

Selain itu hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved