Khilafatul Muslimin

Karang Taruna RW 03 Pekayon Jaya Memasang Spanduk Penolakan di Dekat Ponpes Khilafatul Muslimin

Aksi pemasangan spanduk penolakan terhadap ajaran Khilafatul Muslimin di Kota Bekasi kini kembali meluas.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Sigit Nugroho
TribunBekasi/Joko Supriyanto
Karang Taruna RW 03, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, memasang spanduk penolakan terhadap ajaran Khilafatul Muslimin. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI SELATAN - Aksi pemasangan spanduk penolakan terhadap ajaran Khilafatul Muslimin di Kota Bekasi kini kembali meluas.

Bahkan, pemasangan spanduk penolakan itu pun kini terpasang dekat dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Khilafatul Muslimin di Kota Bekasi.

Adapun pemasangan spanduk ini dilakukan oleh Karang Taruna RW 03, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi, Jawa Barat, yang juga merupakan wilayah Ponpes Khilafatul Muslimin di Kota Bekasi.

Di spanduk tersebut tertulis 'Kami Warga Pekayon Jaya Kota Bekasi dan Sekitarnya, Menolak Keras, Kegiatan Khilafatul Muslimin yang Bertentangan dengan Azaz Negara Republik Indonesia dan Ideologi Pancasila'.

Baca juga: Hingga Sekarang Total Tersangka Kelompok Khilafatul Muslimin yang Ditangkap Sudah Mencapai 23 Orang

Baca juga: Total Tersangka Kelompok Khilafatul Muslimin yang Ditangkap Sudah 23 Orang

Baca juga: Polda Metro Jaya Tetapkan Enam Anggota Khilafatul Muslimin Tersangka, Karena Miliki Peranan Penting

Ketua Karang Taruna RW 03, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Faisal Hafiz, memberikan penjelasan mengenai pemasangan spanduk penolakan Khilafatul Muslimin itu.

Faisal menyebut bahwa organisasi keagamaan itu dianggap kurang terbuka dengan warga sekitar.

Meski keberadaan Ponpes tersebut sudah lama, namun pihak ponpes pun tidak pernah memberikan up-date terkait kepengurusan ponpes dan asal usul para santri yang berada di ponpes tersebut.

"Mereka dari dulu sampai sekarang (tidak) update mengenai siapa aja sih struktur pengurusan mereka, mulai dari pimpinan pondok Pesantrennya, sampai ke pengurusnya, sampai ke santri yang harusnya mereka berikan update ke kita," kata Faisal, Selasa (14/6/2022).

BERITA VIDEO: Modus Hipnotis Jual Emas di Jalanan

Selain itu, Faisal juga merespon terkait keberadaan Pondok Pesantren itu yang dianggap oleh Faisal tidak memiliki izin dari Persatuan Pondok Pesantren Indonesia.

Apalagi yang kurikulum pelajaran yang diberikan oleh para santri berbeda dengan kurikulum pendidikan di Indonesia.

"Salah satunya penerapan ketika penerapan SD itu ternyata mereka 3 tahun sudah lulus, sudah dapat ijazah, entah ijazahnya itu dapatnya dari mana kita nggak pernah tau. Jenjangnya itu SD 3 tahun, SMP 2 tahun mereka sudah lulus," tutur Faisal.

Faisal menyampaikan jika beberapa warga pun diakui pernah datang ke Ponpes Khilafatul Muslimin untuk mempertanyakan keberadaan mereka, terlebih terkait dengan tak memasangnya lambang negara hingga pengibaran bendera merah putih.

"Jadi, mereka mengakui Indonesia itu ada, tapi mereka tidak mengakui bagian dari Indonesia," ucap Faisal.

Setelah kabar pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja ditangkap oleh Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.

Kini, para Karang Taruna RW 03 Pekayon Jaya, meminta Pemerintah untuk dapat mengambil langkah terkait keberadaan mereka.

"Jadi, saya berharap pemerintah bertindak cepat untuk merespon aktivitas mereka, jangan sampai lebih dulu warga. Kami juga nggak mau warga disini yang bergerak lebih cepat dari pemerintah," papar Faisal.

Sumber: Tribun bekasi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved