Museum Tekstil
Artanti: Generasi Muda tak Perlu Malu ke Museum Tekstil, Bisa Belajar Membatik Biar Berbudaya
Bagi generasi muda yang ingin pintar dan berbudaya coba deh ke Museum Tekstil, jangan cuma ke Puncak atau ke mall.
WARTAKOTALIVE.COM< JAKARTA - Berlokasi di Jalan KS Tubun Nomor 2-4, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Museum Tekstil memiliki sejarah yang cukup panjang.
Seorang pemandu Museum Tekstil, Artanti Kusuma Ritasari mengatakan, museum yang memiliki lebih dari 2.500 koleksi kain dan peralatan itu dulunya merupakan gedung yang dibuat oleh orang Prancis.
Baca juga: Pemkot Jakarta Utara Resah Terhadap PMK, Bikin Aturan Syarat Hewan Kurban
Kepada wartakotalive.com, Kamis (26/5/2022), Artanti menginformasikan, sekitar abad ke-19 orang Prancis tersebut membangun dan menjual kepada Konsul Turki untuk dijadikan tempat tinggal.
"Lalu, sekitar tahun 1945, gedung ini dijadikan markas kelompok Front Pelopor Pemuda dan Barisan Keamanan Rakyat," ujar wanita yang akrab disapa Anti.
Anti mengatakan, saat itu kedua kelompok tersebut berperang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Andakara Menaruh Asa Besar setelah Bola Basket Indonesia Cetak Sejarah di SEA Games
Pada tahun 1962, Anti mengatakan, bangunan gedung Museum Tekstil dijadikan sebagai kantor dan penginapan untuk para karyawan yang bekerja di Departemen Sosial.
Menurut Anti, pada 25 Oktober 1975 gedung tersebut diserahkan oleh Departemen Sosial kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Tanggal 28 Juni 1976, gedung ini baru diputuskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin untuk dijadikan Museum Tekstil. Peresmiannya saat itu oleh Ibu Tien Soeharto," ujar Anti.
Anti mengatakan, saat itu Museum Tekstil mendapatkan donasi awal berbagai macam jenis kain sebanyak 500 buah dari Himpunan Wastraprema.
Seiring berjalannya waktu, pihaknya melakukan pengadaan dengan mencari dan membeli kain-kain yang sudah tua.
"Ada juga beberapa kain hasil dari sumbangan kolektor yang memberikan kepada kami. Total keseluruhan kain beserta peralatannya kurang lebih 2.500 koleksi," ujar Anti.
Baca juga: Luar Biasa, Bos Entertainment Indonesia Berani Gelontor Uang Hingga Rp 100 Miliar untuk Formula E
Sebagai informasi, Museum Tekstil buka setiap Hari Selasa hingga Minggu, mulai dari pukul 09.00 sampai 15.00 WIB.
Tiket masuk Museum Tekstil dapat dibeli langsung di lokasi sebelum masuk ke dalam museum, dengan tarif Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk anak-anak.
Museum Tekstil bisa dijadikan salah satu rekomendasi tempat wisata saat liburan, sebab museum tersebut memiliki beberapa fasilitas.
Baca juga: Shin Tae-yong Nantikan Naturalisasi Jordi Amat dan Sandy Walsh untuk Kualifikasi Piala Asia 2023
"Yang pertama ada gedung utama, seperti lokasi sekarang kita berada. Di sini ada berbagai macam jenis kain dari seluruh penjuru Indonesia," ujar Anti.
Kepada wartakotalive.com, Anti menginformasikan, selain koleksi kain di gedung utama, ada juga ruang exhibition yang berisi koleksi lain berupa peralatan-peralatan.
Selain koleksi kain dan peralatan, Anti mengatakan, Museum Tekstil juga memiliki pendopo batik dan ruang pengenalan wastra.
Baca juga: Warga Duren Sawit Keroyok Seorang Pria Hingga Bonyok karena Kerap Lecehkan Bocah Perempuan
Belajar Membatik
Menurutnya, tujuan pengunjung yang datang ke Museum Tekstil paling banyak adalah ingin belajar membuat batik.
"Mereka selalu ingin tahu bagaimana cara membuat batik mulai dari proses awal hingga menjadi sebuah kain," ujar Anti.
Anti menginformasikan, pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp 40.000 untuk praktik membatik.
Hal tersebut sebagai pengganti material yang digunakan.
Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Pekalongan, Jawa Tengah atau Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk belajar membatik. Karena di Jakarta Barat sudah ada tempatnya.
"Untuk generasi muda, khususnya enggak cuma generasi muda ya, kita-kita juga yang sudah para orang-orang tua, ayok berkunjung ke museum," ujar Anti saat megajak masyarakat.
Anti mengatakan, museum bukanlah tempat yang kuno atau jadul. Menurutnya, di dalam museum, orang-orang bisa mendapatkan banyak ilmu.
Pihaknya menegaskan, jangan takut dibilang kuno hanya karena berkunjung ke museum.
Untuk kapasitas Museum Tekstil bisa sampai 400 pengunjung.
Namun sejak pandemi, pihaknya membatasi jumlah maksimal pengunjung ada di angka 200 orang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/artanti.jpg)