Kasus DBD

Waspada Memasuki Musim Pancaroba Kasus DBD Melonjak, Pemkab Bekasi Catat 411 Kasus

Memasuki musim pancaroba, kasus DBD di Kabupaten Bekasi dan wilayah lain mengalami peningkatan. Ini harus diwaspadai karena mematikan.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
Antaranews.com
Ilustrasi pasien DBD - Memasuki musim pancaroba kasus DBD di Jabodetabek meningkat. Ini harus disikapi secara cepat oleh pemerintah. 

Meski demikian, biasanya bercak merah pada kulit belum terlihat pada hari-hari awal.

"Walaupun termasuk self-limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, tak jarang penyakit DBD menimbulkan korban jiwa jika tidak cepat ditangani," ujar dr. Debbie, Jumat (25/2/2022).

Terlebih lagi jika pasien DBD telah memasuki fase berbahaya, dan terjadi pada anak-anak berusia lebih kecil yang belum dapat mengutarakan kondisi mereka.

Baca juga: Petani Kelapa Sawit Menggelar Demo Besar di Depan Kementerian Perekonomian dan Istana Negara Jakarta

Karenanya, banyak penderita DBD yang kemudian dirawat di rumah sakit untuk dipantau lebih ketat kondisinya.

Fase penyakit DBD

Ada tiga fase DBD, yakni hari 1-3 disebut fase febrile tanpa perdarahan.

Dalam fase ini biasanya terjadi gejala awal seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan nyeri belakang bola mata.

Setelah memasuki hari 4-5, demam cenderung turun.

Ilustrasi - Pengasapan menjadi alternatif pemberantasan nyamuk DBD.
Ilustrasi - Pengasapan menjadi alternatif pemberantasan nyamuk DBD. (dok pmi kota tangerang)

Nah, di sinilah penderita mulai memasuki fase kritis. Kebanyakan orangtua tidak mewaspadai fase ini ketika demam turun.

Banyak yang mengira si kecil justru sudah mulai sembuh.

Padahal, pada fase ini risiko terjadinya syok jauh lebih besar.

Selain itu, dapat terjadi pula penurunan trombosit lebih jauh yang ditandai dengan perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah atau timbul bintik-bintik merah pada kulit yang spontan.

Pada fase kritis terjadi perembesan plasma darah sehingga terjadi peningkatan kekentalan darah atau hematokrit.

Ini adalah hal yang penting diwaspadai.

Baca juga: Cegah PMK pada Hewan Ternak, Baznas Terapkan Pendampingan Ketat di Seluruh Balai Ternak

Pada fase ini, si kecil perlu banyak cairan dengan banyak minum atau pemberian cairan infus. Jika kebutuhan cairan tidak tercukupi, risiko si kecil mengalami syok yang dapat membahayakan jiwa akan meningkat.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved