Kasus DBD

Waspada Memasuki Musim Pancaroba Kasus DBD Melonjak, Pemkab Bekasi Catat 411 Kasus

Memasuki musim pancaroba, kasus DBD di Kabupaten Bekasi dan wilayah lain mengalami peningkatan. Ini harus diwaspadai karena mematikan.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
Antaranews.com
Ilustrasi pasien DBD - Memasuki musim pancaroba kasus DBD di Jabodetabek meningkat. Ini harus disikapi secara cepat oleh pemerintah. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mencatat kasus demam berdarah dengue dari Januari hingga April 2022 ini, telah mencapai 411 kasus dan seorang diantaranya meninggal dunia.

Kasus DBD tertinggi terdapat di Puskesmas Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Bekasi, Ahmad Nurfallah mengatakan bila dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama, kasus DBD hanya mencapai 101 kasus dengan angka kematian mencapai tiga orang.

Baca juga: SEA Games 2022 Vietnam: Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Bikin Indonesia Imbang 1-1 Kontra Vietnam

"Tahun ini, kasus DBD tinggi tetapi angka kematian rendah. Tahun lalu, kasus DBD rendah tetapi angka kematian mencapai tiga orang," ujar Ahmad saat dikonfirmasi Senin (16/5/2022).

Ahmad merinding, kasus DBD pada Januari terdapat 73 kasus, Februari 46 kasus, Maret 151 kasus dan April 141 kasus dengan satu kasus kematian.

Sedangkan pada data 2021 lalu, Januari 5 kasus, Februari 5 kasus, Maret 19 kasus dan April 72 kasus dengan tiga kasus kematian.

"Tahun lalu, kasus DBD tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Mangunjaya, Tambun Selatan," tuturnya.

Baca juga: Sebagai Ketua FBI, Leo Situmorang Bersaksi di Depan Polisi Terkait Konten Asusila Hotman Paris

Dia mengajak masyarakat untuk rutin membersihkan tempat tampungan air serta lingkungannya agar nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak.

"Kami selalu mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitar untuk memberantas nyamuk aedes aegypti yang merupakan nyamuk pembawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah," kata Ahmad.

Saat ini Covid-19 terus menjadi fokus. Padahal ada penyakit lain yang juga harus diwaspadai. Terutama memasuki musim pancaroba.

Salah satu yang perlu diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD).

Ilustrasi - Upaya pemberantasan DBD dengan pengasapan.
Ilustrasi - Upaya pemberantasan DBD dengan pengasapan. (wartakotalive.com/nur ichsan)

Apalagi penyakit ini pun sudah terjadi peningkatan di beberapa wilayah. 

Dokter spesialis anak konsultan penyakit infeksi & tropis anak RS Pondok Indah - Bintaro Jaya Dr.dr. Debbie Latupeirissa, Sp.A(K) mengatakan, DBD merupakan salah satu penyakit yang kerap muncul pada peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ‘dibawa’ oleh nyamuk Aedes Aegepti ini ditandai dengan gejala khas seperti demam tinggi tanpa disertai gejala lainnya, misalnya tanpa disertai batuk, pilek, ataupun sesak napas.

Baca juga: Marak Investasi Bodong, Masyarakat Indonesia Butuh Pelayanan Hukum Keuangan dan Investasi

Namun, beberapa penderita mengeluhkan gejala nyeri di belakang mata, sakit kepala, nyeri sendi, hingga munculnya bercak merah pada kulit atau perdarahan.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved