Nasional

Peringatan Hari Buruh : PRT Dibutuhkan Setiap Lebaran Tapi RUU PRT Tidak Kunjung Disahkan

Komitmen Brisbane Goals dari para pemimpin di KTT G20 untuk kurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja sebesar 25 % pada tahun 2025

Penulis: MNur Ichsan Arief |
dok iwapi
Konperensi pers dengan tema, “PRT dibutuhkan setiap Lebaran, RUU PPRT tidak kunjung disahkan” yang diadakan Hari Jum’at siang (28/4/22) melalui link zoom. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Salah satu agenda G20 Empower tahun 2022, saat Indonesia sebagai Presidensi adalah mendorong aksi global dalam menciptakan tempat kerja aman, layak dan adil melalui implementasi Key Performance Indicators (KPI) yang dapat dimonitor dan dievaluasi untuk mendorong pemberdayaan dan kepemimpinan ekonomi perempuan.

Aksi global G20 Empower ini selaras dengan komitmen Brisbane Goals dari para pemimpin di KTT G20 untuk mengurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja sebesar 25 % pada tahun 2025, sebagaimana disampaikan Rinawati Prihatiningsih, Co-Chair G20 Empower.

Simak VIDEO DRONE : Salat Idul Fitri Perdana di Masjid At-Thohir :

Mengingat komitmen para pemimpin G20 termasuk Indonesia dan mempertimbangkan peluang untuk pekerjaan formal di Indonesia masih tidak begitu banyak.

Di sisi lain, pekerja rumah tangga nasional sejumlah lima juta pekerja, yang sebagian besar adalah perempuan, turut andil dalam proporsi angkatan kerja nasional.

“Sayangnya, pekerja rumah tangga saat ini masih rentan dan belum  sepenuhnya terlindungi hak-hak dasarnya. Harapannya, di bulan baik Ramadan dan juga memperingati Hari Buruh Internasional yang bertepatan satu hari menjelang Lebaran, kita dapat memberikan apresiasi nyata, kado kepada para pekerja khususnya pekerja rumah tangga dengan disahkannya RUU menjadi UU Perlindungan PRT,” ujar Rina yang juga sebagai Wakil Ketua Umum DPP Iwapi Bidang Litbang dan Ketenagakerjaan dalam pernyataannya di konperensi pers dengan tema, “PRT dibutuhkan setiap Lebaran, RUU PPRT tidak kunjung disahkan” yang diadakan pekan lalu melalui link zoom.

“Semoga Ramadan ini bisa semakin meningkatkan taqwa kita dengan hati yang semakin terbuka dan peduli terhadap sesama yang lemah dan butuh perlindungan yaitu PRT kita. Mari dukung pengesahan RUU PPRT demi menjaga martabat kita dan mereka.” disampaikan dalam pembukaan oleh moderator Eva Sundari dari Institut Sarinah. 

Baca juga: Perjuangkan Nasib PRT, DPR RI Diminta Segera Sahkan RUU PPRT 

Baca juga: Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini Menegaskan RUU PPRT Sangat Penting dan Menjadi Fokus Partainya

Konpres yang diselenggarakan oleh Koalisi Sipil untuk RUU PPRT, Lita Anggraini dari Jala PRT memberikan isi RUU beserta data lapangan sesuai pengalaman Jala PRT.

Hadir pulu Ketua Umum Kowani, Dr Giwo Rubianto menyatakan bahwa banyak para ibu anggota Kowani yang sudah dihimbau untuk mempraktekkan isi RUU PPRT.

“Misalnya kita himbau untuk mendaftarkan PRT untuk menjadi peserta jamsostek. Tidak ada komplain karena memang iurannya begitu kecil untuk manfaat yang begitu besar bagi PRT dan keluarganya,” jelas Giwo dengan semangat. 

Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Fransisca Sestri, Sekjen Lembaga Pemberdayaan Ek Rakyat (LPER). “Kami mendukung RUU PPRT secara real karena organisasi kami memberikan pendidikan dan mengadvokasi PRT yang korban trafficking dan penyalurnya tidak jelas.”ujarnya.

konperensi pers dengan tema, “PRT dibutuhkan setiap Lebaran, RUU PPRT tidak kunjung disahkan” yang diadakan Hari Jum’at siang (28/4/22) melalui link zoom.
konperensi pers dengan tema, “PRT dibutuhkan setiap Lebaran, RUU PPRT tidak kunjung disahkan” yang diadakan Hari Jum’at siang (28/4/22) melalui link zoom. (dok iwapi)

Ia secara pribadi juga mulai memberikan libur ke PRT setiap weekend dengan tidak memotong gaji PRT nya sebagaimana isi RUU PPRT

Sementara Emmy Astuti SIP, Direktur  ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro) menekankan perlunya masyarakat mulai mempraktekkan etik baru demi keberlanjutan kehidupan bersama.

“RUU ini sesuai visi ASPPUK yaitu 3 P: people, planet, baru profit. Memanusiakan manusia itu utama sebagaimana slogan SDGs yang telah menjadi kesepakatan global,” jelas Emmy Astuti. 

Early Rahmawati, Sekjen PUPUK (Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil) menambahkan bahwa RUU PPRT ini dapat membantu para pengusaha kecil untuk menghitung cost of production dalam bisnisnya.

Baca juga: Menangis Saat Terjaring Operasi Yustisi, PRT Berubah Ceria Setelah Diminta Menyanyikan Lagu Nasional

Baca juga: WNI Positif Corona di Singapura Jadi 3 Orang, Pertama PRT Sembuh, Kedua Perempuan, Ketiga Lelaki

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved