Hari Raya Idul Fitri
Mahfud MD: Fitrah Indonesia Adalah Merdeka, Bersatu, Berdaulat, dan Mudah-mudahan Bisa Adil Makmur
"Bahwa kita bersatu di dalam keberbedaan, merdeka di dalam kebersamaan, maju di dalam kegotong royongan," tutur Mahfud.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengajak masyarakat mengembalikan fitrah Indonesia.
Fitrah Indonesia menurut Mahfud adalah yakni merdeka, bersatu, berdaulat dan diharapkan bisa adil dan makmur.
"Kita fitrahkan juga Indonesia itu kembali ke asal kejadian Indonesia, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, dan mudah-mudahan bisa adil dan makmur."
Baca juga: Jokowi Tak Salat Id di Masjid Istiqlal, Fadel Muhammad: Banyak yang Kecewa, Ini Kan Ibu Kota
"Itulah kefitrahan Indonesia yang ditulis dalam Undang-undang Dasar."
"Bahwa kita bersatu di dalam keberbedaan, merdeka di dalam kebersamaan, maju di dalam kegotong royongan," tutur Mahfud, usai khotbah Salat Idulfitri 1443 Hijriah di Masjid Nursiah Daud Paloh, Kedoya, Jakarta Barat, Senin (2/5/2022).
Bersatu dalam Perbedaan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam mengajak semua pihak mengembalikan Indonesia ke fitrah-nya.
Hal tersebut ia sampaikan dalam khotbah Salat Idulfitri 1443 Hijriah di Masjid Nursiah Daud Paloh, Kedoya, Jakarta Barat, Senin (2/5/2022).
Mahfud mengatakan, salah satu hikmah Idulfitri adalah kembali ke kesucian atau ke asal kejadian.
Baca juga: 30 Ribu Kendaraan Pemudik Diprediksi Bakal Berangkat Saat Malam Takbiran Atau Usai Salat Idulfitri
Ia kemudian mengajak masyarakat kembali ke kesucian kita sebagai makhluk sosial, yakni makhluk yang hidup bersama dan mempunyai negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
NKRI, kata dia, adalah entitas, kenyataan, fakta, yang juga harus disucikan kembali, yakni dikembalikan ke asal idealisme dan filosolofi pendiriannya.
Asal pendiriannya, lanjut Mahfud, NKRI asalnya dibangun dengan cara kebersamaan.
Baca juga: Pesan Kakorlantas Polri kepada Pemudik: Setelah Minta Maaf Jangan Buat Salah Lagi, Cepat Pulang
Oleh sebab itu, kata dia, kalau mau memfitrahkan kembali Indonesia, maka kita harus bersatu membangun bangsa.
Indonesia, kata dia, dulu dibangun dengan kebersamaan dan gotong royong di antara berbagai ikatan primordial, berbagai suku yang berkumpul memfitrahkan atau melahirkan Indonesia.
Mahfud mengingatkan, Indonesia memiliki semboyan yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang bermakna meski kita berbeda-beda, tetapi bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Kapolda Sulteng: Operasi Madago Raya akan Berakhir Bila Dua DPO MIT Poso Menyerahkan Diri
Tujuan bersama tersebut, kata Mahfud, berdasar Pancasila yang disebut mitsaqan ghalidza atau kesepakatan luhur.
Negara, kata dia, dibangun berdasar kalimatun sawa' atau ide-ide yang sama, di antaranya keadilan dan bertakwa kepada Tuhan.
Oleh sebab, lanjut dia, hal-hal yang sifatnya pribadi, maka dikembalikan kepada pribadi.
Baca juga: Jokowi: Saya Sekeluarga Mengucapkan Selamat Idulfitri 1443 Hijriah, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Tapi ada juga hal-hal yang sifatnya membangun kehidupan bersama, di antaranya menjaga lingkungan hidup, mencari pemimpin yang adil, menegakkan hukum, membangun musyawarah, dan sebagainya.
"Mari kita kembalikan sekarang Indonesia ke dalam fitrahnya."
"Fitrah 28 Oktober 1928 dan fitrah 17 Agustus 1945, bahwa kita bersatu dalam keberbedaan."
Baca juga: 279 Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi Saat Arus Mudik Lebaran 2022, 39 Orang Meninggal
"Karena kita punya al mitsaq, kesepakatan atau perjanjian yang sungguh-sungguh dalam ikatan primordial lain, agama lain, serta kalimatun sawa, tujuan dan visi yang sama," beber Mahfud.
Di dalam negara yang seperti itu, lanjut Mahfud, maka kita punya apa yang kita sebut sebagai negara kesepakatan, yang dalam pelaksanaannya bagi Umat Islam berwawasan moderasi beragama atau Islam Wasathiyah.
Islam Wasathiyah, kata Mahfud, dahulu dikembangkan dan disebarkan di Indonesia oleh para ulama, ormas, serta tokoh pesantren.
Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 1 Mei 2022: 16 Pasien Meninggal, 633 Sembuh, 244 Orang Positif
"Sehingga kita tidak boleh semena-mena, tidak boleh kita ini terlalu egois, karena negara ini adalah negara milik bersama."
"Itulah kesejatian asal Indonesia. Sehingga mari melalui Idulfitri ini kita fitrahkan kembali Indonesia dari perjalanannya, yang mungkin ada yang kurang tepat kita lakukan selama ini," papar Mahfud. (Gita Irawan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/mahfud-md-sebut-polisi-nggak-kecolongan-karena-teroris-itu-selalu-nyolong141.jpg)