Mudik Lebaran

Dua Tahun Nganggur, Zubaidi Bersyukur Bisa Bekerja di Musim Mudik Lebaran

Zubaidi mengaku bersemangat dapat kembali bekerja sebagai kernet atau pembantu pengemudi bus.

Warta Kota/ Leonardus Wical Zelena Arga
Kernet bus, Zubaidi (53) saat ditemui wartakotalive.com di bagasi bus PO Subur Jaya, yang diparkir di kawasan Gelora Bung Karno, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Jumat (29/4/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pria berseragam merah itu tampak sibuk merapikan tas dan barang di bagasi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang siap membawa pemudik.

Mimik wajahnya tampak ceria. Ia kemudian duduk di bagasi penumpang dan berkenan berbincang dengan Wartakotalive.com, Jumat (29/4/2022).

Namanya adalah Zubaidi (53). Ia merupakan kernet salah satu bus dari 200 bus mudik gratis yang disiapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

Bus dilepas dari kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Zubaidi mengaku bersemangat dapat kembali bekerja sebagai kernet atau pembantu sopir bus.

Sebab, sudah dua tahun ini ia nyaris berhenti bekerja sementara. karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Perhiasan Jadi Barang yang Paling Banyak Digadai Warga untuk Mudik ke Kampung Halaman

Sepinya penumpang dan larangan mudik, membuat rezekinya amblas dalam 2 tahun belakangan.

Karenanya setelah pemerintah memperbolehkan mudik tahun ini, Zubaidi kembali bersemangat bekerja.

"Saya bersyukur ada order lagi, kemarin kan sempat berhenti dua tahun karena Covid-19," kenang Zubaidi.

Baca juga: Momen Mudik, Calo Tiket Kapal Laut dan Pemalsu Surat Kesehatan Beraksi di Pelabuhan Tanjung Priok

Senyumnya mengembang, karena tahun ini, rezeki dari mengantarkan pemudik dengan bus akan mengalir kembali ke koceknya.

Zubaidi mengatakan, ia lebih senang berhadapan dengan kemacetan di jalan daripada menganggur di rumah karena pandemi Covid-19.

Pria asal Rembang, Jawa Timur tersebut mengaku sangat senang bekerja di musim mudik untuk meraih rezeki.

Baca juga: Mudik Gratis Kowarteg Diikuti 300 Orang ke Tegal dan Purwokerto Sekaligus Deklarasi Dukungan

Apalagi kalau ada rombongan pemudik yang mencarter busnya dengan jarak antar kota antar provinsi.

"Untuk omzet percarter bagi rombongan bisa Rp 38 juta, sekali perjalanan," katanya.

Hal itu katanya dikurangi bensin, dan biaya operasional yang lain serta setoran ke kantor PO Bus tempatnya bekerja.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved