Ramadan

Santri Tak Melulu Jadi Guru Ngaji, Kisah Miko Sukses Jadi Kontraktor hingga Bangun Rumah Tahfiz

Sudjatmiko mengatakan, dalam kondisi apapun, seorang muslim jangan pernah lupa dengan bersedekah.

Editor: Ahmad Sabran
HO
Sekertaris Dewan Syuro PKB Kota Bekasi Sudjatmiko 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bulan Ramadan menjadi bulan yang paling bermakna bagi umat Islam, terlebih bagi para santri baik yang masih mengenyam pendidika, dan juga para alumni pesantren.

Hal tersebut diakui Sudjatmiko, Sekertaris Dewan Syuro PKB Kota Bekasi Rabu (13/4/2022). 

Pria yang saat ini sukses berbisnis di bidang jasa konstruksi ini menyebut bulan Ramadan adalah momen untuk memperbanyak amal, terutama bersedekah.

Sudjatmiko mengatakan, dalam kondisi apapun, seorang muslim jangan pernah lupa dengan bersedekah.

Menurutnya, dengan bersedekah, rezeki akan selalu lancar.

Bahkan, kini Sudjatmiko telah membangun pesantren dan Rumah Tahfiz Quran.

"Inilah saya dedikasikan, karena ada rezeki, saya berkhidmat dengan bersedekah dengan cara membuat pesantren dan rumah tahfiz," terang Sudjatmiko.

Pembina Himpunan Pengusaha Nahdiyin Kota Bekasi ini mengaku akan bersinergi dengan kyai-kyai dalam mengembangkan pesantrennya tersebut.

Pria kelahiran Jakarta, 24 Mei 1979 ini juga mengajak para santri tidak takut untuk bermimpi. 

Ia bercerita, sejak kecil ia telah memiliki ketertarikan di bidang konstruksi. Sempat mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren di Malang, Jawa Timur, banyak pelajaran yang diambil Sudjatmiko.

Nasihat Kyai di Pondok Pesantren Nurul Ulum, Malang, terus diingatnya hingga saat ini.

Sang Kiyai menyebut hidup adalah pilihan. Maka tidak semua santri nantinya hanya menjadi guru ngaji.

"Santri itu, tidak melulu harus jadi guru ngaji nantinya. Seperti bermain bola, ada yang bertugas menjaga gawang, ada yang bertahan, ada juga yang menjadi penyerang. Nah kata-kata itulah yang saya ingat, hingga akhirnya saya bulatkan tekad untuk menjadi seorang kontraktor," kata Sudjatmiko.

Warga Bekasi Utara ini mengenyam bangku kuliah di Politeknik Universitas Brawijaya mengambil Jurusan Teknik Sipil dan lulus pada 2000.

Ia kemudian menjadi karyawan di perusahaan asal Jepang, sebagai konsultan konstruksi. Pria yang biasa disapa Miko ini pun bekerja di perusahaan ini selama delapan tahun.

Baca juga: Polisi Sempat Keliru Kenali Salah Satu Tersangka Pengeroyokan Ade Armando

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved