Pandemi Covid19

40 Persen Bidan Mengalami Kecemasan Selama Masa Pandemi, Beban Pekerjaan Bertambah

Bidan yang selama ini saja sudah memiliki tugas yang kompleks berkaitan kesehatan ibu dan anak, kini juga harus berhadapan dengan kondisi pandemi. 

Editor: LilisSetyaningsih
pexels/rene-asmussen
Perawatan bayi jadi salah satu tugas bidan. Saat pandemi tugas bidan menjadi bertambah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Sebagai garda terdepan penanganan Covid-19, tenaga kesehatan (nakes) harus punya fisik dan mental yang kuat.

Tidak hanya itu, di pundak mereka juga beban pekerjaan menjadi bertambah dan rumit.

Hal itu juga dialami para bidan

Bidan yang selama ini saja sudah memiliki tugas yang kompleks berkaitan kesehatan ibu dan anak, kini juga harus berhadapan dengan kondisi pandemi. 

Bidan memegang peranan penting dalam kesehatan masyarakat Indonesia, terutama kesehatan ibu dan anak.

Baca juga: Novi Amelia Diduga Menderita Penyakit Mental Selama Hidup, Ini Gejalanya

Bidan berperan dalam mendampingi perempuan sejak masa pra kehamilan hingga paska persalinan, antara lain memantau kesehatan fisik dan psikologis ibu selama masa kehamilan, membantu merencanakan proses kelahiran, mendampingi persalinan normal, memberikan edukasi perawatan bayi, dan banyak lainnya.

Berbagai tugas bidan tersebut memiliki andil penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak; yang menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional di Indonesia.

Selama masa pandemi covid-19 ini, pekerjaan bidan sebagai salah satu garda terdepan layanan kesehatan menjadi lebih rumit.

Para ibu cenderung mengandalkan bidan sebagai sumber dukungan emosional selama masa persalinan, karena keterbatasan pengunjung di klinik atau rumah sakit.

Selain itu, beban kerja bidan dapat dikatakan semakin besar karena Indonesia diprediksi memiliki empat juta angka kelahiran selama masa pandemi ini; tertinggi kelima di dunia.

Baca juga: Indah Permatasari Akui Psikis dan Mentalnya Terganggu Sejak Jadi Artis

Terlebih lagi, banyak negara melaporkan peningkatan jumlah layanan rumah yang dilakukan bidan, termasuk untuk memberikan imunisasi bagi anak dan edukasi kesehatan bagi ibu, karena ketakutan ibu untuk pergi ke klinik atau rumah sakit.

Berbagai hal tersebut ditambah situasi pandemi covid-19 yang penuh ketidakpastian menjadi sumber stres tersendiri bagi para bidan.

Selain itu, bidan juga menghadapi tantangan perubahan pola kerja hingga kekhawatiran akan risiko penularan virus yang tinggi, baik bagi dirinya sendiri maupun keluarga.

Sebuah studi menyatakan bahwa bidan yang menangani pasien Covid-19 berisiko dua kali lebih besar mengalami kelelahan emosi dibandingkan mereka yang tidak menangani pasien Covid-19.

Founder & Direktur Personal Growth - Counseling & People Development, Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis mengatakan, situasi pandemi membuat lingkungan pekerjaan bidan menjadi lebih riskan daripada sebelumnya.

Baca juga: Persiapan Jelang Puasa Ramadan 2022 di Tengah Pandemi Covid-19

Risiko bidan terpapar virus juga sangatlah besar. Belum lagi para bidan juga memiliki keluarga di rumah, hal ini tentunya menambah beban pikiran mereka setiap harinya.

Tidak hanya itu, bidan juga dituntut untuk mampu menjadi sumber dukungan emosional ibu saat menjalani proses persalinan.

Berbagai hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan mental para bidan.

Dalam studi kualitatif awal yang dilakukan Personal Growth, lewat wawancara mendalam melalui telepon pada bidan-bidan di berbagai daerah di Indonesia, ditemukan bahwa 40 persen bidan megalami kecemasan selama masa pandemi ini, lainnya juga mengalami berbagai pengalaman negatif, seperti rasa takut, marah, sedih, stres, dan sebagainya.

Baca juga: Satgas Covid-19 Kota Depok Was-was Lihat Ratusan Nakes Terpapar Covid-19

"Penting sekali untuk melakukan suatu upaya dalam membantu para bidan ini meningkatkan dan menjaga kesehatan mentalnya, sehingga mereka bisa bekerja secara produktif dalam mewujudkan kesehatan ibu dan anak yang baik di Indonesia,” jelas  Ratih Ibrahim, Senin (21/2/2022).

Lebih lanjut, Personal Growth melakukan studi bertajuk “Dampak Psikologis Pandemi Covid-19 pada Bidan Praktek Mandiri & Swasta di Indonesia dan Kaitannya dengan Persepsi Pengetahuan dan Adaptasi Individu” terhadap Bidan Praktik Mandiri (BPM) dan Swasta (BPS) di berbagai daerah di Indonesia melalui survei daring pada bulan Oktober - November 2020 lalu.

Studi ini menemukan terdapat cukup banyak bidan yang mengalami gejala kecemasan (29 persen, N=123), stres (10 persen, N=42), dan depresi (15 persen, N=62) dalam kategori ringan hingga parah.

Sebanyak 32 persen responden mengalami kecemasan disfungsional terkait kondisi pandemi, hal ini mengindikasikan bahwa para bidan mengalami kecemasan dalam tingkat yang intens hingga mengganggu fungsi dan keseharian hidup mereka.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 40 Ribu Per Hari, Insentif untuk Nakes Diaktifkan Lagi

Studi ini menemukan bahwa terdapat korelasi signifikan antara persepsi bidan terhadap pengetahuan yang mereka miliki (perceived knowledge) terkait Covid-19 dengan tingkat stres, kecemasan dan depresi para bidan.

Terbukti bahwa semakin rendah pemahaman bidan terkait Covid-19, maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki.

“Kemampuan adaptasi terhadap stres kerja (work adaptability) juga ditemukan sebagai faktor yang paling kuat berhubungan dengan kondisi kesehatan mental para bidan. Sayangnya, studi ini menemukan bahwa kemampuan adaptasi bidan terhadap stres pekerjaan masih cukup rendah," kata Ratih.

Sebesar 54 persen responden dilaporkan memiliki skor dibawah rata-rata pada kemampuan beradaptasi terhadap stres pekerjaan ini.

Baca juga: Dadang Wihana Akui Kota Depok Mulai Kewalahan Hadapi Pandemi Virus Corona, Ratusan Nakes Sakit

Hal ini juga berkaitan dengan kondisi pandemi covid-19 yang serba tidak pasti.

"Protokol kesehatan dan prosedur pelayanan terus berubah-ubah hingga pola dan media kerja yang baru juga dapat memicu kelelahan dan stres bagi para bidan,” tambahnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa para bidan membutuhkan dukungan untuk dapat memelihara kesehatan mentalnya lebih baik, juga bekerja secara produktif.

Empat hal berikut merupakan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dipelajari dan dilatih oleh para bidan:

1. Growth Mindset
Growth mindset merupakan pola pikir yang mengarahkan individu pada pengembangan diri melalui belajar dan resiliensi; kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit.

Belajar untuk dapat beradaptasi dengan baik merupakan salah satu bentuk dari growth mindset, yang menjadi faktor protektif dari berbagai masalah kesehatan mental, khususnya saat menghadapi situasi sulit dan penuh tantangan, seperti di masa pandemi Covid-19 ini.

Baca juga: Mayoritas Terpapar Covid-19 Bukan di Rumah Sakit, Nakes Bakal Difasilitasi Penginapan Khusus

Oleh karena itu, hal ini penting dimiliki oleh para bidan agar tetap dapat menjaga kesehatan mental mereka dalam kondisi apapun, termasuk di masa pandemi ini.

2. Regulasi Emosi
Beberapa jenis emosi dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang bisa dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti rasa sedih, terkejut, kecewa, marah – terlebih saat menghadapi situasi sulit.

Namun, hal penting yang perlu dipahami adalah cara mengelola emosi-emosi negatif tersebut secara sehat.

Regulasi emosi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengelola emosi secara tepat demi mencapai keseimbangan emosional.

Oleh karena itu, seorang bidan perlu untuk mempelajari pengelolaan emosi agar dapat meningkatkan kualitas kinerjanya dalam memberi pelayanan bagi pasien, yaitu ibu hamil.

Baca juga: Pemerintah Berharap Nakes Bisa Menginap di Hotel Dekat Rumah Sakit

3. Manajemen Stres
Banyak bidan yang masih kesulitan untuk tetap tenang saat menghadapi kondisi yang rumit atau beban pekerjaan yang semakin berat selama pandemi Covid-19.

Melalui teknik manajemen stres, para bidan dapat mengidentifikasi sumber stres yang dialami dan menggunakan strategi koping yang berfokus pada sumber emosi dan/atau masalah yang dihadapi.

4. Perencanaan Konkret (Planning)
Kemampuan beradaptasi dalam situasi krisis dan situasi yang penuh ketidakpastian dapat berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental bidan.

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk beradaptasi dalam situasi tersebut adalah dengan membuat perencanaan yang tepat dan efektif, sebagai langkah nyata penerapan growth mindset.

Dengan menggunakan perspektif SMART (specific, measurable, achievable, relevant, dan time-framed), para bidan dapat menyusun prioritas berdasarkan perubahan kondisi saat ini secara realistis dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta mengantisipasi kemungkinan hambatan atau tantangan dengan mempersiapkan plan B.

Baca juga: Anak Muda Rentan Alami Gangguan Mental di Masa era Normal Baru Covid-19, ini Solusinya

Dengan menerapkan perspektif tersebut, diharapkan dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh para bidan.

“Keempat hal ini  adalah suatu keterampilan yang sangat bisa dipelajari dan dilatih, agar para bidan dapat memelihara kesehatan mentalnya dengan baik. Sehingga, ke depannya saya berharap para bidan pun dapat beradaptasi lebih baik lagi, hingga dapat bertugas dengan kondisi prima, memberikan pelayanan terbaik bagi para pasien,” tutur Ratih Ibrahim.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved