Berita Nasional
Bela Dudung soal Pernyataan 'Tuhan Kita Bukan Orang Arab', Gus Yaqut: Tidak Perlu Diributkan Lagi
Pernyataan Jenderal Dudung, kata Yaqut, konteksnya adalah pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas turut angkat suara mengenai polemik penyebut Tuhan Kita Bukan Orang Arab oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang berujung pelaporan penistaan agama.
Jenderal Dudung dilaporkan oleh elemen masyarakat yang mengatasnamakan Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad) pada 28 Januari 2022.
Diketahui, pelaporan tersebut merupakan buntut dari pernyataan Dudung "Tuhan bukan orang Arab" di sebuah siniar yang ditayangkan di YouTube pada 30 November 2021 lalu.
Dalam siniar tersebut, Dudung bercerita terkait beragam persoalan hingga menyinggung soal pentingnya bersedekah, menolong orang, serta cara dirinya berdoa kepada Tuhan setelah salat.
Baca juga: Dilaporkan Ulama Atas Ucapannya, Jenderal Dudung Santai, Kembali Tegaskan Tuhan Itu Bukan Orang Arab
"Makanya.. berdoa ini kalau berdoa, Mas.... Kalau saya berdoa setelah salat. Berdoa saya sih simpel, Ya Tuhan... pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita itu bukan orang Arab.... Saya pakai bahasa Indonesia," kata Dudung
Menag Yaqut menyebut penggunaan bahasa Indonesia saat berdoa merupakan pilihan yang bersangkutan dan meminta masyarakat agar tidak memperdebatkannya.
"Itu clear sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statement itu," ujar Menag dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (7/2/2022).
Yaqut mengatakan umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun, termasuk Bahasa Indonesia saat berdoa setelah salat.
Baca juga: Bahas Kebersihan Hati Jokowi hingga soal Karma, Jenderal Dudung Singgung Nasib HRS dan Habib Bahar
Pernyataan Jenderal Dudung, kata Yaqut, konteksnya adalah pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan dan bukan bermaksud memosisikan Allah sebagai makhluk.
Sementara perihal pernyataan "Karena Tuhan kita itu bukan orang Arab", menurut dia, tidak berdiri sendiri, tapi bermakna penegasan setelah kalimat ‘Pakai bahasa Indonesia saja’.
Menag mengajak semua pihak untuk mengedepankan proses klarifikasi (tabayyun) ketika melihat persoalan yang dinilai ambigu (bermakna ganda).
Ia menilai, sebagai petinggi TNI, Jenderal Dudung sudah pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik.
“Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan," katanya seperti dikutip Antara.
Apabila ada sekelompok orang yang tidak menerima pernyataan itu, Menag meminta agar hendaknya diselesaikan dengan bertemu atau berdiskusi langsung.
Cara tersebut, menurut Yaqut, akan lebih elegan dan tak menguras energi.