Berita Nasional

14 Tahun Wafatnya Soeharto: Jatuhnya Orba hingga Nostalgia lewat 'Piye Kabare, Penak Jamanku to?'

Kabar mundurnya Soeharto itu pun disambut gembira oleh kerumunan massa yang telah menduduki Gedung DPR dan MPR.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Stiker yang memuat foto mantan presiden Soeharto (alm) yang diplesetkan. 

Kalimat dalam bahasa Jawa itu makin populer dan menyebar ke sejumlah tempat.

Gambar Soeharto tersenyum dengan jargon itu kerap terlihat di badan truk, kendaraan, kaos, hingga meme yang tersebar di berbagai jejaring media sosial.

Rakyat seperti tidak peduli dengan kala Soeharto memerintah, demokrasi dibatasi.

Kebebasan bicara dibatasi, banyak pers dilarang terbit dan dibreidel.

Namun, rakyat merasa kehidupan mereka lebih nyaman dan lebih aman, tidak pernah ada kegiatan terorisme atau sedikitnya aksi premanisme. Berbeda dengan kondisi pasca-orde baru dimana isu terorisme, radikalisme, intoleran bermunculan.

Bahkan, pasca-pesta demokrasi 2014 hingga kini, masyarakat terbelah karena pilihan politik. Ujaran Kadrun-Cebong pun masih sering didapati di media sosial.

Singkatnya, slogan itu dinilai juga populer karena ada kekecewaan sebagian rakyat terhadap Reformasi. 

Bagi sebagian orang, situasi ini menjelma sebagai kerinduan rakyat akan sosok Soeharto.

Ekspresi mereka pun diwujudkan dengan berbagai sarana.

Angkutan umum dihiasi poster bergambar Soeharto, yang dihadirkan bak pahlawan yang dirindukan rakyat.

Sebagian sopir truk pun tanpa ragu menghiasi pantat truk dengan poster raksasa bergambar Soeharto dengan kata-kata yang sangat menggelitik.

Fenomena itu bahkan bisa dengan baik dipotret Indo Barometer sebagai sebuah lembaga survei, yang mendapati Presiden Indonesia terbaik adalah Soeharto, yang baru diikuti Soekarno dan sejumlah nama lainnya.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, berdasarkan survei Indo Barometer, Senin (21/5/2018) lalu, mendapati bahwa Presiden kedua RI, Soeharto dinilai sebagai presiden yang paling berhasil dalam memimpin Indonesia.

Ini merupakan hasil survei Indo Barometer terhadap 1.200 responden pada 15 hingga 22 April 2018.

Pengumpulan data survei dilaksanakan menggunakan teknik wawancara tatap muka responden melalui kuisioner.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved