Tolak Relokasi, Puluhan PKL di Depan RS UKI Tidur di Jalan Sebagai Bentuk Protes

Tidak hanya lewat spanduk, para pedagang juga protes dengan tidur di dua lajur kiri di Jalan Mayjen Sutoyo, di depan RSU UKI.

Warta Kota/ Junianto Hamonangan
pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan depan Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia (RS UKI), Kramat Jati, Jakarta Timur protes direlokasi dengan tidur di jalan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di depan Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia (RS UKI), Kramat Jati, Jakarta Timur, melakukan protes karena menolak direlokasi.

Pantauan di lokasi, Selasa (18/1/2022) para PKL bertahan di depan RS UKI lantaran menolak direlokasi.

Mereka pun membentangkan sejumlah spanduk penolakan untuk menyampaikan aspirasi para pedagang.

“Pak Presiden Jokowi!!! Kami hanya butuh makan. Tolong lindungi kami orang,” seperti yang tertulis di sebuah spanduk.

Tidak hanya lewat spanduk, para pedagang juga protes dengan tidur di dua lajur kiri di Jalan Mayjen Sutoyo, di depan RSU UKI.

Alhasil kemacetan arus lalu lintas pun tidak terhindarkan.

Aksi protes mereka itu bahkan dilakukan dengan mengambil alih satu unit backhoe yang sengaja dikerahkan untuk mengangkut puing bongkaran trotoar di depan RS UKI.

Baca juga: 2022, Pemkot Jaksel Bangun 4 Taman Maju Bersama

Baca juga: Dokter Reisa: Vaksin Booster Enggak Boleh Suka-suka Pilih Sendiri, Sudah Ada Aturannya

Ketua Paguyuban PKL UKI, Eva Marliana Sianturi (40) mengatakan penolakan relokasi karena tiga lokasi binaan (Lokbin) yang disediakan dianggap tidak cocok karena sepi pengunjung.

Menurutnya ketiga lokasi relokasi itu yakni Lokbin Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Lokbin Susukan, Kecamatan Ciracas, dan alternatif Lokbin Munjul di Kecamatan Cipayung, tidak sesuai harapan.

"Tidak memadai karena di sana hanya genderuwo yang beli, tidak ada orang. Tidak sesuai, di sana tempat buang mayat, ibaratnya," kata Eva, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: Saat Razia Ganjil Genap, Ditlantas Polda Metro Jaya Tilang Plat Nomor Bertuliskan Dewa

Menurutnya, alternatif yang paling baik bagi para pedagang adalah mereka direlokasi ke kantin di dalam RSU UKI agar tak kehilangan pelanggan dan penataan trotoar bisa tetap dikerjakan.

"Sudah kami tanya kepada pak Camat dan pak Lurah tapi mereka tak bisa memberikan solusi. Mereka hanya mengikuti oknum-oknum yang berada di belakang," keluhnya.

Eva mengklaim mereka yang berjualan makanan dan minuman mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dan sudah puluhan tahun itu dinilai tak membuat kesan kumuh di depan RSU UKI.

"Kami bertahan hidup hanya memakai Pergub (DKI) Nomor 10 Tahun 2015 yang menyatakan pedagang kaki lima boleh menggunakan trotoar makanya kami berani di sini," ucapnya.

Baca juga: Kombes Sambodo: Mobil Plat Nomor Dewa dan Milik Pejabat Juga Kami Tilang Ganjil-Genap

Baca juga: Tak Tahan Lagi Hidup dengan Suaminya, Reni Dihantam Tabung Gas Elpiji saat Bilang Ingin Bercerai

Sementara Asisten Pemerintahan Jakarta Timur, Eka Darmawan mengatakan upaya penertiban PKL depan RSU UKI sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved