Berita Bekasi

Selama 31 Tahun Warsidi Mengurus Buaya dari Mau Kawin Sampai Mati Dihinggapi Lalat, Gajinya Miris

Pria berusia 48 tahun ini bahkan setia bekerja hingga kepengurusan taman buaya beralih ke generasi ketiga.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Dian Anditya Mutiara
Warta Kota/Rafsanjani Simanjorang
Warsidi saat sedang memberi makan buaya-buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Inilah kisah Warsidi karyawan yang mengurus puluhan buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya.  

Pria berusia 48 tahun ini bahkan setia bekerja hingga kepengurusan taman buaya beralih ke generasi ketiga.

Tak heran, dirinya pun ikut dalam bagian sejarah Taman Buaya Indonesia, mulai dari penangkaran di Jakarta (tutup), penangkaran di Tangerang (tutup) dan kini di Bekasi, persisnya di Desa Sukaragam, Jalan Raya Serang - Cibarusah KM 3 Bekasi, Jawa Barat.

"Saya ngurusin buaya sejak tahun 1986 sampai sekarang. Saat itu masih usia 14 tahun. Disini (Taman Buaya Indonesia Jaya _red) dari tahun 1991 hingga saat ini," ujarnya saat ditemui Warta Kota, Selasa (11/1/2022).

Bukan tanpa alasan Warsidi mau bekerja menjadi pengurus buaya.

Kondisinya kala itu telah yatim, sehingga hatinya tergerak membantu ibunya mencari uang.

Tawaran untuk bekerja pun ia terima dari pemilik taman buaya Indonesia Jaya (alm. Lukman Arifin)

Baca juga: Warsidi Pasrah Digaji Rp 400.000 per Minggu demi Menjaga Amanat Mengurusi Buaya

"Tidak tahu, jiwa saya malah larinya ke penangkaran buaya. Dulu buayanya sampai 15.000 ekor, kalau sekarang kisaran 600 ekor. Disini 320-an sisanya di Tanjung Pasir," tambahnya.

Tak terhitung pula buaya yang telah ia rawat sejak kecil hingga besar.

Bagi Warsidi, merawat buaya termasuk gampang-gampang susah. 

Hal tersulitnya hanya ada pada saat musim kawin, serta saat buaya mati.

"Biasanya kalau musim kawin, buaya kerap loncat keluar kandang. Biasanya ukuran dua meteran yang loncat keluar. Biasanya nyari sarang. Loncatnya tidak sampai keluar, hanya di saluran pembatas antara kolam buaya dan lokasi pengunjung," terangnya.

Baca juga: Kisah Pawang Hewan yang Juga Sukarela Menjaga Danau Setu Bungur Meski Tak Dibayar

Jika dalam kondisi bertelur, Warsidi pun selalu siaga setiap pagi.

Apalagi jika menetas, dirinya mesti sigap untuk mengamankan anak buaya agar tidak dimangsa oleh sang jantan.

Itu pun bukanlah pekerjaan mudah. Selain induk betina yang sensitif, dirinya juga mesti memisahkan anak buaya ke kolam lain untuk dirawat terpisah.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved