Kewirausahaan UMKM Lokal
Titan88 Roti, Kisah Usaha Modal Dengkul yang Kini Hidupi Puluhan Pegawai dan Reseller
Di tengah pandemi Covid-19, Titan88 Roti, usaha yang dirintis Siti Hamidah dan Rasiyo Asriyanto, bisa mempertahankan usahanya meski omzet anjlok.
"Pengalaman hari pertama itu tak membuat kami putus asa. Sore hari habis jualan, saya ke warung (pemilik kontrakan) lagi. Kami cuma bisa bayar Rp 40.000, artinya masih utang Rp 10.000 tapi kami pinjam lagi Rp 50.000 untuk modal. Untungnya dikasih ya," kenang Siti yang mengaku pernah dimarahi seorang nenek karena teriakannya membuat sang cucu terbangun.
Belajar dari jualan hari pertama, Rasiyo dan Siti mengubah strateginya. Donat yang dibuat kini diperkecil ukurannya. Taburannya masih sama: keju, dan meses.
Keuntungan pun diperoleh dan setiap harinya meningkat. Mulai dari Rp 10.000, Rp 20.000, hingga bisa mengumpulkan uang Rp 300.000. Modal ini dibawa lagi untuk membeli bahan baku di toko yang lebih komplet.
"Tapi kami sempat ngutang lagi sebab belanjanya sampai Rp 350.000. Alhamdulillah kami sudah bisa membuat model piza setelah sebulan berjualan. Kami juga memperkenalkan bagelen yang selama ini dicap sebagai roti bekas atau retur. Jadi kami yang pertama memproduksi bagelen dari Tangerang Selatan," ucap perempuan berumur 46 tahun ini.

Kesempatan untuk korban PHK
Empat bulan berjualan, Siti mulai menyasar ke sekolah-sekolah. Menurutnya berjualan di sana lebih enak karena anak-anak tidak pernah berhutang. Permintaan pun kian ramai.
"Terus kami sudah ada yang bantu satu orang, namanya Mas Darsono. Sampai sekarang masih bekerja di sini. Dia bantu produksi juga sama bapak (suami) dan Yogi (anak pertama Siti). Di bulan keenam berjualan, kami bisa menambah karyawan lagi, dua perempuan. Kami juga sudah bisa beli-beli alat-alat," katanya.
Genap setahun berjualan, tahun 2014, Siti sudah bisa menyewa ruko di Jalan Pondok Kacang Raya No 2, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangsel. Ruko itu digunakan sebagai tempat berjualan roti.
Siti tak lagi berjualan keliling kampung. Ia pun bisa memasang papan nama Titan88 Roti di ruko tersebut.
Titan diambil dari nama anak ketiganya, Tristan Muhammad Oktora. Nama Titan dipilih karena penyebutannya dianggap lebih mudah. Sedangkan angka 8 merupakan kesukaan Siti.
"Jadi setiap keliling, saya berhenti di depan ruko, berdoa agar suatu hari kelak bisa menyewa ruko tersebut. Alhamdulillah, waktu itu saya punya tabungan Rp 25 juta dan setelah saya kontak harga sewa rukonya Rp 20 juta. Uang tabungan itu saya sisihkan hasil jualan keliling kampung," ucapnya.
Sejak saat itu, usaha Titan Roti terus berkembang. Siti memiliki banyak reseller yang menjual produk-produknya melalui Shopee.
Reseller ini diberi kebebasan mengganti merek Titan Roti dengan merek lain. Siti juga sudah mengurus segala macam legalitas Titan Roti sampai sertifikat halal.
"Alhamdulillah sampai detik ini usaha kami masih bertahan. Kami bisa punya dapur produksi sendiri, menambah alat-alat, dan reseller bertumbuh. Di tengah pandemi Covid-19 pun kami masih bisa mempertahankan puluhan karyawan meski secara produksi berkurang drastis," kata Rasiyo.
Saat ini, Titan88 Roti yang merupakan UKM binaan Disperindag Kota Tangsel, memiliki 25 karyawan.