Pembunuhan Mutilasi

Asep Resah Motornya Belum Bisa Diambil di Tempat Penitipan Motor yang Jadi Lokasi Mutilasi Ridho

Asep, pedagang kerupuk, untuk sementara waktu harus jalan kaki dalam beraktivitas berhubung sepeda motornya tak bisa diambil akibat kasus mutilasi.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Rangga Baskoro
Asep, pedagang kerupuk, hanya bisa melihat sepeda motornya dari kejauhan karena tak bisa diambil. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Asep, penjual kerupuk, bingung sepeda motornya yang diparkir di tempat penitipan motor di Jalan Stasiun, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, belum bisa diambil.

Padahal, pria berusia 44 tahun itu butuh sepeda motor untuk mobilitasnya.

Asep belum bisa mengambil sepeda motornya berhubung lokasi penitipan motor itu ternyata menjadi tempat pembantaian Ridho Suhendra, yang tewas termutilasi.

Baca juga: Rahmat Effendi Perpanjang Operasional Mall Jelang Nataru di saat Virus Omicron Mengancam

Hingga kini lokasi penitipan motor itu masih dipasangi garis polisi, dan dilarang untuk dibuka selain oleh petugas kepolisian.

"Waduh kok nutup ya?" ujar Asep, Senin (29/11/2021).

Terakhir kali, Asep menitipkan motornya pada Kamis (25/11/2021) sore.

Setelah itu, ia pergi bekerja di kawasan Desa Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Buruh Bekasi dan Karawang Harap-harap Cemas Menunggu Putusan Gubernur Jawa Barat Terkait UMK 2022

"Ya kalau nitip motor emang berhari-hari, soalnya kan tempat kerja saya di dekat sini, baru diambil setelah empat hari biasanya," ujarnya.

Ketika dijelaskan bahwa tempat penitipan motor itu disegel polisi untuk sementara waktu karena jadi lokasi pembunuhan, Asep mengaku tak mengetahuinya.

"Iya saya enggak tahu kalau ada kejadian itu (mutilasi), jadi motor saya enggak bisa diambil sekarang dong," tutur Asep.

Kini, lokasi tersebut masih ditutup dan diberikan garis polisi.

Baca juga: Azas Tigor Nainggolan Tegas Minta Predikat ‘Kota Layak Anak’ yang Disandang Kota Depok Dicabut

Hanya tersisa beberapa motor di dalam lokasi yang jadi tempat dieksekusinya Ridho Suhendra.

Sementara itu, Andriansyah Tambunan, kaklak Ridho Suhendra, tidak menyangka adik kandungnya itu menjadi korban mutilasi.

Sebab, selama ini yang ia tahu adiknya tidak memiliki musuh lantaran kesehariannya berjualan kopi dan rokok.

Kemudian kalau malam hari adiknya narik aplikasi ojek online (ojol) untuk tambahan biaya keseharian keluarganya.

"Jadi jualannya dia tuh pagi dari pukul 07.00WIB sampai 19.00 WIB," katanya.

Selepas berjualan, pada malam hari Ridho narik ojek online sampai tengah malam.

Baca juga: Kalah 1-2 dari Borneo FC, Angelo Blak-blakan Sudah Bidik Sejumlah Pemain untuk Benahi Persija

Rutinitas itu sudah dilakukan oleh Ridho sejak beberapa tahun terakhir, sehingga Andriansyah tahu betul bagaiamana keseharian adiknya.

"Ya saya enggak nyangka aja adik saya bisa dibunuh dengan sadis gitu," ucapnya.

Andriansyah berharap aparat kepolisian bisa segera mengusut tuntas kasus mutilasi adiknya.

Hal ini demi membuat adiknya tenang di alam kubur dan pihak keluarga tidak ada yang main hakim sendiri.

"Ya semoga pelakunya bisa ditangkap semua," ujarnya.

Sebelumnya, potongan tubuh manusia yang ditemukan di Jalan Pantura Raya, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (27/11/2021).

Potongan tubuh itu pun langsung dibawa polisi ke RS Polri Kramat Jati.

Baca juga: LIONEL Messi Raih Ballon dOR, Total Penghargaan Kalahkan Cristiano Ronaldo Bintang Manchester United

Kepala Instalansi Forensik RS Polri Kramat Jati, dr Arif Wahyono mengatakan, pihaknya hanya menerima potongan tubuh.

Oleh karenanya, Arif belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan potongan jasad tersebut.

Ia juga tidak bisa menduga-duga jenis kelamin potongan tubuh manusia itu karena belum diperiksa.

"Senin kami tes DNA, tunggu hasilnya aja ya," ujarnya.(abs/m26)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved