Inilah Mitos-Mitos Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Diketahui Orangtua

Kenali mitos-mitos mengenai anak yang selama ini dipercaya orangtua namun ternyata bisa menghambat proses tumbuh kembang anak.

Editor: Eko Priyono
Tangkapan layar Zoom
Webinar Tentang Anak di Jakarta yang berlangsung, Jumat (26/11/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dokter spesialis anak dr Mesty Ariotedjo, Sp.A menyatakan masih banyak orangtua yang percaya pada mitos-mitos mengenai tumbuh kembang anak.

Hal itu disampaikan Mesty dalam webinar "Tentang Anak" yang berlangsung, Jumat (26/11/2021). Menurut dokter lulusan FKUI-RSCM ini, salah satu mitos yang dipercaya orangtua adalah melarang anak memasukkan tangan ke mulut.

Mesty menjelaskan, sampai anak berumur dua tahun, mereka sedang mengalami fase oral di mana memasukkan tangan ke dalam mulut kerap membuat sang anak merasa nyaman.

Lalu apa yang harus dilakukan orangtua? Mesty menganjurkan orangtua mengobservasi ketika anak memasukkan tangannya ke mulut.

Orangtua harus memahami apa yang dibutuhkan anak saat itu, apakah ada sesuatu yang tidak terpenuhi atau yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Jadi itu (memasukkan tangan ke mulut) tidak perlu dilarang karena salah satu bentuk soothing (menenangkan). Orangtua harus memahami apa sebenarnya kebutuhan anak dan apa yang membuatnya tidak nyaman. Hal itulah yang harus diatasi," kata Mesty yang kini menjadi kandidat Master of Public Health di sekolah kesehatan masyarakat, John Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Mitos selanjutnya adalah penggunaan baby walker pada anak. Orangtua memercayai langkah ini akan membantu anak untuk lebih cepat berjalan.

Baca juga: Liestiadi Ditunjuk Manajemen Persikabo 1973 Sebagai Pelatih, Targetkan Masuk 10 Besar

Baca juga: Hak Kelola Bandara Kualanamu Berpindah ke Asing, Roy Suryo Miris: Ambyar, Anak Cucu Kita Dapat Apa?

Baca juga: Istri Hapus Pertemanan di Facebook, Suami Ngamuk Lalu Tenggak Miras dan Bakar Rumah Sendiri

Padahal, lanjut Mesty, baby walker tidak direkomendasikan di seluruh dunia sebab menyebabkan banyak kecelakaan pada anak.

Selain itu, penggunaan baby walker berpotensi membuat fungsi kaki tidak optimal jika dibandingkan dengan anak yang tidak menggunakan alat bantu berjalan.

"Selain bahaya, itu juga menyebabkan fungsi kakinya menjadi tidak natural dan akhirnya menjinjit dan posisi jalannya mungkin tidak seoptimal yang tidak pakai baby walker walaupun tidak semua anak mengalami itu," ujarnya.

Kemudian mitos terakhir yang sering dilakukan orangtua adalah melarang anaknya menggunakan tangan kiri untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Mesty mengungkapkan bahwa anak yang belum berusia dua tahun dibebaskan untuk mencoba menggenggam atau menggunakan tangan kirinya saat beraktivitas seperti makan, mencorat-coret serta bermain.

Hal tersebut diyakini akan berpengaruh terhadap perkembangan otak kiri dan kanan anak tersebut.

Anak, lanjut Mesty, membutuhkan keseimbangan otak kiri dan kanan dan hal itu bisa dicapai dengan cara distimulasi secara kontinu.

"Kalau orangtua menahan anak untuk menggunakan tangan kirinya, maka otak kanannya akan terhambat perkembangannya," ucap Mesty.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved