Makam Pangeran Jayakarta

Napak Tilas Makam Pangeran Jayakarta: Bicara Sejarah, Folklor, dan Rasanya Jadi Keturunan Bangsawan

Bagi yang suka sejarah dan tak ingin pergi terlalu jauh, bisa mengunjungi makam Pangeran Jayakarta yang terletak di kawasan Jatinegara.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Muhamad Fajar Riyandanu
Suasana area makam Pangeran Jayakarta pada Selasa (23/11/2021). Makam itu kerap dikunjungi masyarakat yang ingin belajr sejarah. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Selasa (23/11/2021) ba'da ashar, dua orang peziarah sedang duduk di samping makam Pangeran Jayakarta yang terletak di sebelah Masjid Jami Assalafiah.

Keduanya sama-sama berada di Jalan Jatinegara Kaum RT 6/RW 3, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Makam Pangeran Jayakarta yang dimaksud memiliki nama asli Achmad Djaketra. Ia merupakan Pangeran Jayakarta ke-4. Istilah Jayakarta merupakan nama gelar di abad 16 yang disematkan kepada pimpinan kota pelabuhan Jayakarta. Pada saat itu, kota Jayakarta merupakan bagian dari daerah kekuasaan Kesultanan Banten.

Baca juga: GANJIL Genap DKI Jakarta Kamis 25 November 2021, Berikut Ini Daftar Lokasinya di 13 Titik

Adapun jabatan Jayakarta pertama kali dijabat oleh Fatahillah pada tahun 1527. Kemudian dilanjutkan oleh Tubagus Angke sebagai Jayakarta ke-2 dan diteruskan oleh Sungerasa Wijayakrama sebagai Jayakarta ke-3.

Achmad Djaketra sendiri baru datang ke Jatinegara Kaum usai wilayahnya direbut oleh VOC zaman Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen pada tahun 1619.

Ia menyusuri aliran Kali Sunter untuk menuju ke wilayah Jatinegara Kaum. Pada tahun 1620 ia mendirikan Masjid Jami Assalafiah yang difungsikan sebagai pusat dakwah Islam sekaligus menjadi basis perlawanan kepada VOC.

Lebih lanjut, di area makam panggung seluas 5 x 6 meter itu terdapat lima makam yang semuanya berkijing putih.

Satu diantaranya merupakan makam Achmad Djaketra. Ia  wafat pada tahun 1640. Dalam tulisan ini, Achmad Djaketra selanjutnya akan ditulis sebagai Pangeran Jayakarta.

Baca juga: Imam Budi Khawatir pada Pemanasan Global, Ajak UIII Tanam Pohon di Lingkungan Kampus

Selain makan Pangeran Jayakarta, ada 4 makam lain. Masing-masing nisan bertuliskan Pangeran Padmanegara sebagai anak Pangeran Jayakarta. Kemudian ada Pangeran Surya sebagai cucu dari Pangeran Jayakarta.

Dua makam lain agak terpisah dengan tiga makam yang telah disebutkan. Di atas nisan dua makam tersebut tertulis Pangeran Sageri dan Ratu Rofiah. Pangeran Sageri merupakan kerabat dari Pangeran Jayakarta.

“Jadi gini, Jayakarta ini punya adik perempuan namanya Ratu Martakusuma. Dinikah sama Sultan Abdul Ma'ali Ahmad Banten, Sultan Banten ke-5. Mereka punya anak namanya Sultan Abdul Fatah. Nah, Abdul Fatah punya anak namanya Pangeran Sageri,” kata penjaga makam Pangeran Jayakarta, Muchamad Sahrul saat ditemui di lokasi pada Selasa (23/11/2021).

Sahrul merupakan keturunan Pangeran Sageri yang ke-9, sedangkan istrinya merupakan keturunan Pangeran Jayakarta ke-13.

Pangeran Sageri merupakan bangsawan dari Kesultanan Banten yang meneruskan perjuangan Pangeran Jayakarta untuk melawan VOC. Pangeran Sageri datang ke Jatinegara Kaum pada tahun 1668, 28 tahun pasca wafatnya Pangeran Jayakarta.  

Baca juga: Gembong Sebut Anies Salah Pandang Soal Formula E, Saat Ini Kondisi Tidak Normal Akibat Covid-19

“Pangeran Sageri yang membuat kota Batavia ini gak pernah aman karena perlawanan dari laskar-laskar. Ia datang dari Banten untuk meneruskan perjuangan Jayakarta pada tahun 1668,” sambung Sahrul.

Menurut penuturan Sahrul, Achmad Djaketra merupakan orang terakhir yang menyandang gelar Jayakarta. “Dalam catatan kita yang ditulis oleh Raden Haji Ahmad Damis dan Haji Supena Diningrat itu mengatakan di sini adalah Jayakarta keempat dan terakhir,” jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved