Partai Politik

Megawati: Kalau Ndak Suka Lagi Sama PDIP, Silakan Mengundurkan Diri, Daripada Saya Capek Pecat

Megawati menegaskan, jika ada kader tidak loyal dan tidak mau menjalankan tugas partai, lebih baik mengundurkan diri.

Tribunnews
Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengingatkan para kader agar patuh terhadap aturan partai. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengingatkan para kader agar patuh terhadap aturan partai.

Megawati menegaskan, jika ada kader tidak loyal dan tidak mau menjalankan tugas partai, lebih baik mengundurkan diri.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan arahan dalam peresmian Prasasti Taman UMKM Bung Karno dan 16 Kantor Partai, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: BREAKING NEWS: Tes PCR Turun Harga Jadi Rp 275 Ribu untuk Jawa-Bali, Rp 300 Ribu di Pulau Lain

"Tentu aturan partai itu siapa sih yang bertanggung jawab? Kketum, saya."

"Jadi kalau anda tidak loyal atau tidak mau menjalankan tugas partai, ya jangan jadi orang partai."

"Saya sering sekali mengatakan, sudah mereka kalau ndak suka lagi sama PDIP, silakan mengundurkan diri."

Baca juga: Penyuntikan Dimulai Tahun Depan, Pemerintah Kaji Kombinasi Merek Paling Ideal untuk Vaksin Booster

"Daripada saya capek pecat-pecat, mengundurkan diri saja, sudah selesai, itu hak kalian, daripada saya pecati," tegasnya.

Megawati heran ada kader partai yang menggugat dirinya setelah dipecat.

Padahal, kader itu sendiri yang melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disusun ketika kongres partai.

Baca juga: Apa Kabar Rencana Rekrutmen 57 Mantan Pegawai KPK Jadi ASN? Polri: Masih Diproses

Saat kongres, para kader PDIP lah yang memilih Megawati sebagai ketua umum.

"Sekarang kan sedikit-sedikit kalau yang sudah dipecat, lalu gugat."

"Saya suka ketawa, kok kamu tuh pakainya, udah tahu ada aturannya, kenapa enggak dijalankan?"

Baca juga: Pemerintah Sudah Habiskan Rp 28,2 Triliun untuk Belanja Vaksin Covid-19

"Itu bukan saya loh yang bikin, itu kongres partai yang dihadiri oleh kalian semua."

"Jangan dibalik-balik loh ya."

"Jadi kalau enggak senang, tolong segera mundur, lebih gampang begitu."

Baca juga: Pengamat: Kalau Menentukan Jadwal Pemilu Saja Masih Ragu, Berarti KPU Tidak Mandiri

"Karena sampai hari ini insyaallah kalau ada gugatan, kami menang."

"Bukan saya menang, tapi partai menang. Kenapa?"

"Karena menuruti AD/ART, bukan hanya saya main pecat sembarangan. Nah, demikian," papar Megawati.

Dipilih Terus Jadi Ketua Umum PDIP, Megawati: Capeklah, kenapa Kok Angkat Saya Melulu?

Megawati Sukarnoputri mengaku lelah dipilih terus sebagai ketua umum PDIP.

"Saya sendiri apa dipikir enggak capek?"

"Ya capeklah, tetapi kalau sudah melihat begitu anak-anak benar, ikhlas, juga perlu saya, ya sayanya yo wis (ya sudah)," kata Megawati dalam Pelatihan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang digelar DPP PDIP secara virtual, Rabu (4/7/2021).

Baca juga: Busyro Muqoddas: Ganti Cat Biru Pesawat Kepresidenan dengan Merah Ditinjau dari Aspek Apa?

Dirinya mengatakan, salah satu hal yang membuatnya dipilih menjadi ketua umum, karena ia selalu bersemangat.

"Enggak marah, begini saya."

"Makanya selalu kepilih terus jadi ketua umum."

Baca juga: Balas Arteria Dahlan, Wasekjen Demokrat: SBY Beli Pesawat Kepresidenan Setelah 69 Tahun Tidak Punya

"Coba tanya saja ke anak buah saya ini, opo kok ngangkat saya melulu?" Tambahnya.

Sebelumnya, Megawati Sukarnoputri mengaku siap melepas jabatan ketua umum PDIP

Ia awalnya mengaku tak pernah memberikan uang atau bermain politik uang, kepada para kader di daerah, agar dipilih sebagai ketua umum partai berlambang kepala banteng tersebut.

"Banyak orang tanya kalau saya itu jadi ketum apa ngekei (memberikan) duit sama kalian?"

"Tanya aja sendiri sama mereka."

"Emangnya saya punya duit segitu banyak?" kata dia, saat berpidato di acara peluncuran buku berjudul Merawat Pertiwi secara virtual, Rabu (24/3/2021).

Megawati mengaku tak punya uang banyak untuk diberikan kepada para pengurus yang memiliki hak suara.

Baca juga: Jadi Tersangka Sejak 2015, KPK Kembali Periksa RJ Lino dalam Kasus Dugaan Korupsi di Pelindo II

Setidaknya, kata dia, kini terdapat 514 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP.

"Per struktur saja kira-kira ada 21. Coba bayangkan?"

"Terus kalian aku duiti ngono biar aku jadi ketum? Enggak. Enggak. Bukan sombong, tidak," tegasnya.

Baca juga: JADWAL Lengkap dan Link Live Streaming Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 di Jakarta dan Sekitarnya

Megawati menegaskan selama ini rakyat percaya dan memilih dirinya untuk tetap menjadi ketua umum PDIP.

Dia pun tak keberatan jika ada yang menggantikan dirinya sebagai ketua umum PDIP.

"Ada pertanyaan kalau suatu saat ibu harus digantikan? Ya Monggo wae."

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah Tiadakan Mudik Lebaran 2021, Jatah Cuti Cuma Sehari

"Tapi PDIP-nya awas lho."

"Sepanjang ada republik ini, PDIP harus tetap ada sebagai salah satu partai andalan di republik ini," ucapnya.

Megawati berharap PDIP tetap menjadi partai harapan rakyat Indonesia, serta para kader tetap solid dan tak mudah terombang-ambing.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Tiadakan Mudik Lebaran 2021, Aturan Penunjang Bakal Diatur Kemudian

"Semuanya akan saya pantau untuk jadikan apa?"

"Itu sebuah partai jadi harapan rakyat banyak, enggak mudah digoyangkan, enggak mudah diimingi-imingi," ujarnya.

Megawati Sukarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP sejak 1999.

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran Berlaku pada 6-17 Mei 2021, Tak Boleh ke Luar Daerah Kecuali Mendesak

Artinya, Megawati Sukarnoputri telah memimpin partai berlambang banteng itu lebih dari 20 tahun.

Megawati Sukarnoputri sempat menjadi Presiden kelima RI periode 2001 hingga 2004, menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Megawati Sukarnoputri terpilih dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada Desember 1993.

Tak Bakal Ada Tiang Listrik dan Kabel Berseliweran di Ibu Kota Baru

Ketika itu, istri Taufik Kiemas tersebut mendapat dukungan dari 27 DPD PDI untuk alih pimpinan partai berlogo banteng, hingga terpilih sebagai ketua umum periode 1993-1998.

Popularitas Megawati Sukarnoputri mengancam kekuasaan Orde Baru.

Apalagi, dikutip dari buku Megawati dalam Catatan Wartawan (2017), ia langsung berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat.

Jakarta Belum Ideal, Ibu Kota Baru di Kalimantan Bakal Jadi Standar Pembangunan Kota di Indonesia

Hal ini mengakibatkan dualisme di partai banteng itu terjadi, hingga akhirnya PDI terbelah.

Sebuah, kongres PDI di Medan yang didukung Soeharto mengukuhkan kepemimpinan Soerjadi sebagai ketua umum.

Dualisme ini berujung Tragedi 27 Juli 1996.

BMKG Bilang Penurunan Kualitas Udara Jakarta Biasa Terjadi Saat Musim Kemarau

Ketika itu, DPP PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati Sukarnoputri, berusaha diambil alih oleh pendukung Soerjadi.

Setelah Tragedi Kudatuli atau 27 Juli 1996 itu, Megawati Sukarnoputri yang mendapat dukungan dari pihak-pihak yang menentang Soeharto, menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru.

Hingga kemudian setelah Orde Baru runtuh, Megawati Sukarnoputri membentuk PDIP sebagai wahana politiknya.

2024 Regenerasi Total

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri menyatakan 2024 adalah tahun regenerasi total.

Sehingga, dibutuhkan kantor partai yang diwujudkan sebagai pusat kegiatan rakyat, dan kader sebagai obor penerang jalan bagi rakyat.

Dengan itu pula, diharapkan Indonesia akan hidup 1.000 tahun lagi.

SOSOK Wiku Adisasmito Pengganti Achmad Yurianto, Tak Ada Lagi Konferensi Pers Update Kasus Covid-19

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di peresmian 20 kantor baru PDIP di sejumlah wilayah secara virtual, Rabu (22/7/2020).

"Saudara-saudara, kita akan melakukan sebuah regenerasi. Dapat dikatakan total pada 2024."

"Oleh sebab itu, betapa perlunya kita punya kantor-kantor partai yang seperti tadi saya katakan."

Cuma Ganti Nama Jadi Satgas, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Tak Perlu Dibubarkan

"Bahwa untuk kita melakukan konsolidasi dan bertemu langsung dengan rakyat yang memerlukan bantuan."

"Jadi kalau hal itu dapat dilakukan, saya yakin kehidupan PDI Perjuangan bisa hidup terus di dalam hati rakyat, dan secara fisik bersama rakyat."

"Saudara-saudara harus mengetahui, bahwa saya sangat berkeinginan negara kita juga akan hidup mungkin lebih 1.000 tahun," tuturnya.

Tak Lagi Muncul di Konferensi Pers Bareng Achmad Yurianto, Ini Tugas Baru Reisa Tangani Covid-19

Megawati mengatakan, PDIP adalah sebuah alat perjuangan bagi Republik Indonesia.

Dia mengingatkan negara besar seperti Amerika Serikat (AS) yang sudah berdiri lebih dari 200 tahun, masih memiliki Partai Demokrat dan Partai Republik yang juga masih eksis hingga saat ini.

Megawati menginstruksikan kantor partai adalah rumah rakyat yang harus dijaga, dipelihara untuk bisa melangsungkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

Setengah Tahun Buron, Ini Faktor-faktor yang Bikin KPK Gagal Ciduk Harun Masiku Menurut ICW

Juga, untuk rapat partai sehingga konsolidasi terus mengalir dan berjalan dengan baik.

Menurutnya, fungsi kerakyatan dari kantor partai itu makin mendesak, apalagi di saat pandemi Covid-19 sedang berlangsung.

Bagi Megawati, PDIP harus bisa hadir membantu rakyat yang pasti sedang merasakan kesulitan ekonomi.

Naik ke Penyidikan, Polri Cari Tersangka Kasus Surat Jalan dan Bebas Covid-19 Djoko Tjandra

Maka itu, Presiden kelima RI itu pernah melakukan gerakan menanam tanaman pendamping beras.

"Saya sudah mengatakan bagaimana kita harus menyediakan payung sebelum hujan," ucapnya.

Sambil terisak, Megawati juga meminta kepada kader PDIP untuk bergerak menjadi partai pelopor, menjadi obor yang terus menyala bagi masyarakat di sekitarnya.

Sudah 18, PPP Minta Jokowi Bubarkan Lembaga Receh Lainnya

"Jadikan partai ini adalah partai pelopor, sebuah nyala, obor yang terus menyala dan memberi tuntunan bagi rakyat kita," kata Megawati dengan suara bergetar. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved