Diterpa Isu Separatisme, Pelaksanaan PON XX Papua 2021 Berjalan Kondusif

Arif Rahman, mengatakan perhelatan PON tersebut juga masuk capaian kinerja Presiden RI Joko Widodo.

PB PON XX PAPUA/Silvester Korwa
Presiden RI Joko Widodo secara langsung meresmikan dibukanya PON XX Papua di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (2/10/2021) malam 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Meski diterpa isu keamanan dan separatisme, namun pelaksanaan PON XX Papua 2021 berjalan kondusif.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali dianggap mampu membuktikan kredo, bahwa ajang olahraga itu mempersatukan masyarakat.

Sekjen Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila Arif Rahman, mengatakan perhelatan PON tersebut juga masuk capaian kinerja Presiden RI Joko Widodo.

Soalnya negara hadir di Indonesia wilayah timur untuk menyelenggarakan ajang olahraga yang rutin digelar tiap empat tahun ini.

Baca juga: Anies Apresiasi Kerja Keras Seluruh Atlet Kontigen DKI hingga Tempati Peringkat Kedua di PON Papua

Baca juga: DKI Gagal Juara Umum PON Papua, Legislator Desak Pemprov dan KONI Minta Maaf

“Pilihan penyelenggaraan PON di Papua sungguh langkah tepat. Apalagi selama ini Papua dan Indonesia timur termasuk penyumbang atlet kaliber internasional,” kata Arif pada Jumat (22/10/2021).

Arif mengatakan, sejak Indonesia berdiri belum pernah ada pelaksanaan PON di Papua. Namun sekalinya digelar, PON dilakukan di empat venue sekaligus yaitu di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Marauke.

Kesiapan venue dan pergelaran yang tertib juga menunjukkan koordinasi yang optimal dari Menpora, sehingga kegiatan yang digadang-gadang memiliki selebrasi pembukaan setara Asian Games ini berjalan lancar.

“Ini juga menjadi semacam etalase bagi dunia luar tentang pembangunan di Papua,” ujar Arif.

Baca juga: Jawa Barat Sukses Jadi Juara Umum PON Papua 2021, Atlet Kabupaten Bekasi Sumbang 25 Persen Medali

Bahkan, kata dia, hanya berselang beberapa hari, dunia olahraga Indonesia kembali memberikan berita bahagia.

Tim Thomas Indonesia berhasil membawa pulang piala Thomas yang telah berkelana 19 tahun.

“Terakhir tim Bulu Tangkis pria Indonesia mendapat piala bergengsi ini tahun 2002. Berkat pembinaan yang baik dan terukur, kini piala prestisius itu kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” katanya.

Meski begitu, Arif sempat menyoroti adanya insiden bendera Merah Putih yang tidak boleh dikibarkan saat penganugerahan piala Thomas 2021. Hal ini akibat lambatnya Lembaga Anti Doping Indonesia (LIDA) merespon surat teguran dari World Anti Dopping Agency (WADA).

Oleh WADA, Indonesia dianggap belum patuh terhadap prosedur penanganan doping di tanah air. Salah satu sebabnya terkait pengambilan sampel atlet.

Arif menilai, Zainudin harus bergerak cepat untuk memilah dan memilih isu terkait doping ini. Secara teknis, ujar Arif, Menpora tak bisa bergerak langsung karena status WADA adalah lembaga independen.

“Pembentukan Tim Khusus Doping yang dibuat oleh Menpora untuk bisa segara mengakomodasi teguran WADA merupakan langkah taktis,” tegasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved