Pemprov DKI Akan Usut Sumber Pencemaran yang Menyebabkan Teluk Jakarta Mengandung Parasetamol
Pemprov DKI Jakarta akan mengusut sumber pencemaran yang menyebabkan Teluk Jakarta mengandung obat sakit kepala dan demam itu.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Agus Himawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menindaklanjuti laporan yang dimuat dalam Buletin Polusi Laut yang diterbitka oleh sciencedirect.com. Demikian diungkap Humas Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Yogi Ikhwan.
Disebutkan, dalam laporan yang berjudul ‘Konsentrasi Tinggi Parasetamol dalam Limbah yang Mendominasi Perairan Teluk Jakarta, Indonesia’, itu menyatakan, limbah yang mencemari laut di Teluk Jakarta disebut mengandung parasetamol.
Yogi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mengusut sumber pencemaran yang menyebabkan Teluk Jakarta mengandung obat sakit kepala dan demam itu.
“Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarannya,” kata Yogi, Jumat (1/10/2021). Pemprov DKI Jakarta berterima kasih kepada para peneliti yang melakukan penelitian di Teluk Jakarta.
“Nanti kami dalami, kami telusuri di mana sumbernya dan akan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi pencemaran itu,” ucap Yogi.
Baca juga: 120 Titik Sungai di DKI Jakarta Masuk Kategori Tercemar Ringan sampai Berat
Menurutnya, kandungan obat-obatan di air laut termasuk ke dalam parameter khusus yang jarang diteliti. Namun demikian, adanya temuan ini dapat dikategorikan sebagai pencemaran air laut.
Maka dari itu, pihaknya membutuhkan pendalaman untuk menguji kualitas air laut di Teluk Jakarta. “Iya (pencemaran), karena bukan pada tempatnya.
Parasetamol kok ada di laut, apa pun yang tidak pada tempatnya, apapun yang melebihi kadarnya di suatu tempat tergolong pencemaran,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pencemaran tersebut akan sangat berdampak bagi biota laut. “Kan harus di tempatnya ya, pasti akan berpengaruh ke biota laut gitu kan, bisa juga teracuni atau seperti apa. Mungkin kalau untuk manusia nggak berefek, tapi terhadap biota laut lainnya ada pengaruhnya,” ucapnya.
Yogi mengatakan, ia bersama pihaknya telah rutin melakukan pemantauan air laut selama dua kali dalam setahun. Namun, parasetamol tidak menjadi komponen yang diuji. “Kalau parasetamol bukan parameter yang standar.
Cuma memang si perisetnya meneliti yang lebih spesifik, mungkin karena punya pengalaman tertentu makanya kepikiran ke arah sana. Nanti kita cek juga sih, nanti bisa jadi parameter yang kita ukur juga,” ucapnya.
Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Parasetamol, Ini Kata Wagub DKI
Sementara, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan, penelitian tersebut menganalisis sampel yang dikumpulkan di empat lokasi Teluk Jakarta dan satu lainnya di pantai utara Jawa Tengah. Salah satu peneliti mengungkap kesimpulan awal sumber parasetamol ini.
Kendati demikian, bukan hanya persoalan pencemaran logam berat atau minyak. Menurutnya riset tersebut hal baru dengan melihat pencemaran pharmaceutical dan antibiotic yang trennya mulai meningkat.
“Kalau ini kita mulai melihat anglenya ke pencemaran pharmaceuticals dan antibiotik. ini karena kan termasuk kita sebut pencemaran yang tren-nya mulai meningkat,” ucapnya.
Ia juga berharap pemerintah memperhatikan tingkat kesehatan masyarakat. “Terkait dengan pengelolaan limbah cair berstruktur atau treatmentnya karena parasetamol itu akan di ekskresikan dibuang lewat air seni dan juga esesikan tapi intinya bahwa sumber parasetamol di perairan itu dalam hal ini kasusnya di Teluk Jakarta,” ucapnya.
Urban Farming di Jakarta akan Berdampak Menghasilkan Udara Bersih Bebas Polusi |
![]() |
---|
Nyawa Belum Ngumpul, Sopir Truk Dinas LH DKI Jakarta Tabrak Pembatas Jalur Sepeda |
![]() |
---|
Beroperasi pada Maret 2023, TPST Bantargebang Bisa Mengolah 1.000 Ton Sampah Baru dan Lama per Hari |
![]() |
---|
Dinas LH DKI Jakarta Denda Tiga Orang yang Buang Sampah Sembarangan Saat Car Free Day |
![]() |
---|
Dinas LH DKI Buru Pengemudi Truk Tinja yang Buang Kotoran Manusia di Depan Halte Dukuh Atas |
![]() |
---|