Konser Musik
Kolaborasi Gamelan Robot dan Youngster Gamelan16 Tutup Rangkaian Yogyakarta Gamelan Festival ke-26
26th Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) atau Festival Gamelan Yogyakarta ke-26 ditutup, Minggu (26/9/2021) malam.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, YOGYAKARTA - 26th Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) atau Festival Gamelan Yogyakarta ke-26 ditutup, Minggu (26/9/2021) malam.
Yogyakarta Gamelan Festival ditutup penampilan kolaborasi gamelan robot dengan Saron Groove dan Youngster Gamelan16 Yogyakarta.
Ada dua komposisi yang dibawakan kolaborasi gamelan robot dengan Youngster Gamelan Bindri dan Kangen.
Baca juga: Sanggar Seni Nusantara Sekar Jati Laras Buka Yogyakarta Gamelan Festival, Ditonton Sampai New York
Baca juga: Yogyakarta Gamelan Festival ke-26 Digelar Virtual Mulai Hari Kamis Petang Ini, Siap Nonton?
Gamelan robot dikembangkan Arutala, developer game di Yogyakarta. Arutala membuat aplikasi gamelan yang dimainkan virtual memakai kacamata virtual reality (VR) oculus.
Orang yang mengenakan kacamata VR dan memainkan aplikasi ini seolah-olah memainkan gamelan secara langsung.
Pengembangan gamelan robot dilakukan dalam workshop internal yang jadi rangkaian kegiatan Yogyakarta Gamelan Festival ke-26 pada 13 September 2021.

Hasil workshop ini yang ditampilkan dalam konser penutupan Yogyakarta Gamelan Festival ke-26.
"Kami berkolaborasi membawa teknologi yang menghadirkan pengalaman berbeda memainkan gamelan," kata Ambar Setyawan, Chief Product Officer Arutala.
Menurut Ambar, ini pertama kali Arutala berkolaborasi dengan komunitas kesenian.
Baca juga: Kobe Band Rilis Lagu Tangguh Setelah 10 Tahun Vakum dari Industri Musik Rock, Ada Suara Gamelan Jawa
Baca juga: Sikapi Situasi Sosial Setelah Ada Pandemi Virus Corona, Komunitas Gamelan Gelar Aksi Gaung Gong
Sebelumnya, developer game ini berkolaborasi untuk kepentingan bisnis dan perusahaan.
Ada tantangan saat Arutala mengembangkan aplikasi ini, seperti memadankan bunyi gamelan yang asli dan virtual.
"Akhirnya kami bisa meningkatkan padanannya dan hampir mendekati suara aslinya, dan akan terus kami kembangkan," ucap Ambar Setyawan.

Sudaryanto, pemain gamelan virtual dari Saron Groove, berpendapat, aplikasi ini seperti memainkan gamelan dengan instrumen yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
"Suaranya tetap berbunyi selayaknya gamelan yang nyata," kata Sudaryanto.
Meskipun demikian, ia masih menilai ada persoalan dalam latensi ketika memainkan gamelan virtual terutama dalam tempo tertentu.