Berita Jakarta

Legislator DKI Sayangkan Rendahnya Pipanisasi Air yang jadi Penyebab Jakarta Tenggelam

Rendahnya pipanisasi menjadi pemicu eksploitasi air secara masif, sehingga permukaan tanah terus menurun yang berpotensi pada Jakarta tenggelam.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Warta Kota/ Yolanda Putri Dewanti
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada dua penyebab Ibu Kota bisa tenggelam 10 tahun lagi. Naiknya permukaan air laut karena pemanasan global dan karena penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah. Foto dok: Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (8/9/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Legislator DKI Jakarta menyayangkan rendahnya pipanisasi air yang disediakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD PAM Jaya.

Sebab, rendahnya pipanisasi menjadi pemicu eksploitasi air secara masif, sehingga permukaan tanah terus menurun yang berpotensi pada Jakarta tenggelam.

“Kenapa terjadi eksploitasi air tanah? Tidak lain karena akses terhadap pipanisasi air bersih masih sangat terbatas. Data kami menunjukkan paling hanya 63 persen warga yang mendapatkan akses air bersih PDAM,” kata Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anthony Winza Probowo dalam diskusi virtual yang bertajuk ‘Jakarta Segera Tenggelam?’ pada pekan lalu.

Anthony juga menyoroti masih rendahnya jangkauan layanan PDAM untuk warga Jakarta, terutama yang berlatar belakang ekonomi rendah.

Anthony mengatakan, banyak warga miskin yang masih membeli air bersih keliling dengan harga mahal.

“Saya menemukan warga miskin itu membayar air bersih 10 kali lebih mahal daripada hotel bintang lima. Ya bagaimana mereka nggak pakai air bawah tanah karena pipanya gak ada, terpaksa beli air keliling atau memakai air tanah yang kualitasnya sangat buruk,” jelas Anthony.

Baca juga: BREAKING NEWS: Prediksi Jakarta Tenggelam 2050 Bukan Hal Mustahil, Kata Pakar UGM

Baca juga: Prof Emil Salim: Generasi Muda Berperan Selamatkan Jakarta dari Ancaman Tenggelam

Menurut Anthony, pemasangan pipa-pipa air bersih dari PDAM ke seluruh warga Jakarta memang membutuhkan anggaran yang sangat besar hingga sekitar Rp 23-30 triliun sampai tahun 2030.

Namun masalahnya, anggaran yang diterima PDAM dari tahun ke tahun hanya ratusan miliar rupiah saja, sehingga dinilai sulit untuk menjangkau pipanisasi bagi seluruh warga Jakarta.

“Selama kami di DPRD (sejak 2019), nggak pernah anggaran air bersih ini mencapai Rp 1 triliun, paling Rp 200 miliar per tahun. Jadi kalau kebutuhannya Rp 20 triliun, masih butuh waktu 100 tahun lagi baru kita mencapai 100 persen pipanisasi air bersih ke seluruh warga, baru kita mengharapkan orang-orang tidak memakai air tanah,” ucap Anthony.

Dalam diskusi virtual itu juga hadir beberapa narasumber lainnya, seperti pegiat lingkungan Agus Sari dan pakar lingkungan hidup dari Universitas Indonesia (UI) Prof Emil Salim.

Baca juga: KABAR BAIK, Wagub DKI Klaim Tidak Ada Lagi Antrean Pasien Covid-19 di Selasar, IGD, UGD, ICU RS

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada dua penyebab Ibu Kota bisa tenggelam 10 tahun lagi.

Pertama, dipicu naiknya permukaan air laut karena pemanasan global akibat perubahan iklim.

Kedua, karena penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah secara masif.

“Jakarta tenggelam tidak hanya dikarenakan naiknya permukaan air laut seperti yang diperbincangkan Presiden AS Joe Biden, tapi juga ada pernurunan muka tanah. Ada studi dilakukan, menunjukkan penurunan tanah terjadi di hampir seluruh wilayah Jakarta,” ujar Anies saat webinar pada Selasa (10/8/2021) lalu.

Baca juga: Toko Furniture di Cilandak Terbakar, Tujuh Mobil Damkar Diterjunkan untuk Padamkan Api

Menurut Anies, hasil penelitian penginderaan jauh dari East China Normal University, Dhritiraj Sengupta menemukan bahwa dataran pulau buatan lebih cepat terjadi penurunan muka tanah atau land subsiden.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved