Berita Jakarta

Pemulung pun Turut Rasakan Efek Pandemi, Penghasilan Turun Drastis karena Barang Bekas Berkurang

Kusmadi hanya mencari barang bekas di pinggiran jalan, ia mengaku tidak pernah sekalipun masuk ke perumahan warga. 

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Muhamad Fajar Riyandanu
Kusmadi saat ditemui di tempat pengepulan sampah yang berlokasi Jalan Pulo Lentut RT 6/RW 2, Terate, Cakung, Jakarta Timur pada Minggu (5/9/2021), sore. 

WARTAKOTALIVE.COM, CAKUNG- Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di wilayah DKI Jakarta masih menyisakan duka bagi sejumlah warga. 

Salah satu warga yang merasakan hal tersebut yakni Kusmadi.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pemulung itu mengalami penurunan pendapatan selama dua tahun terakhir. 

"Sebelum Pandemi Covid-19 per hari bisa Rp100.000, sekarang Rp 40.000. Tapi disyukuri saja, namanya juga rezeki, sudah dari yang maha kuasa," ujar Kusmadi saat ditemui di tempat pengepulan sampah yang berlokasi Jalan Pulo Lentut RT 6/RW 2, Terate, Cakung, Jakarta Timur pada Minggu (5/9/2021), sore. 

Baca juga: Tensi Politik Memanas, Baliho Palsu Anies Terpasang, Geisz: Anies Tidak Jualan Baliho kayak Mereka

Baca juga: Kiprah Letjen Dudung yang Disebut Calon Kuat KASAD, Pernah Jadi Loper Koran hingga Basmi Baliho HRS

Lebih lanjut, sehari-hari, pria 58 tahun itu sering menelusuri wilayah Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).

Kusmadi hanya mencari barang bekas di pinggiran jalan, ia mengaku tidak pernah sekalipun masuk ke perumahan warga. 

Adapun barang-barang yang ia incar berupa botol plastik, gelas plastik, dan kardus bekas. Kusmadi menjelaskan, 1 kilo botol plastik dihargai Rp 3.300, sedangkan gelas plastik dihargai Rp 6.000 per kilo. 

Baca juga: Pedagang Rokok Resah atas Rencana Kenaikkan Cukai Rokok pada 2022 berhubung Daya Beli Menurun

Dalam sepekan, ia bekerja selama 6 hari.

Terkhusus hari sabtu, ia hanya bekerja sampai tengah hari.

Di hari minggu pun, ia belum tentu bisa merebahkan diri.

Tiap hari minggu, Kusmadi harus menyerahkan hasil barang-barang yang ia kumpulkan selama 6 hari ke tempat pengepulan.

Baca juga: Cerita Sopir Taksi saat PPKM Darurat, Narik Seharian Dapat Rp 9 ribu, Jual Anting Anak Buat Makan

"Seminggu bisa Rp 200.000 sampai Rp 220.000. Per hari rata-rata Rp 40.000. Lumayan lah, sudah tua mau kerja apa?" Ujar Kusmadi. Di Jakarta, ia tinggal bersama sang istri di Kampung Jembatan RT 14/RW 08, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. 

Walau mengalami penurunan pendapatan, Kusmadi tetap tegar.

Ia mengatakan, besar dan kecilnya pendapatan tergantung pada usaha dan kemauan seseorang. 

"Kalau sampah gini ini kan tinggal kemauan kita, kalau kita rajin ya dapat banyak. Kalau enggak ya dikit. Gini kan modalnya jalan. Kalau gak jalan ya gak dapet," tutur Kusmadi. 

Baca juga: Anggota Ormas Ini Percaya Diri Aksi Memalaknya Direkam Pedagang: Mantap, Kami Preman, Silakan Share

Kusmadi menilai, turunnya tingkat pendapatan karena barang yang dicari berkurang.

Ia menduga, di masa Pandemi Covid-19, mayoritas warga menahan keinginan konsumsi.

"Barang-barang yang bisa dipulung agak berkurang, mungkin karena orang-orang banyak yang terdampak pandemi, jadi lebih mikir-mikir kalau mau beli sesuatu," ujarnya. 

Pada Sabtu (4/9/2021) kemarin, Kusmadi sudah menerima vaksin dosis pertama.

Adapun kegiatan vaksinasi dosis pertama tersebut dilaksanakan di Sekretariat IPI Jakarta Timur yang berlokasi di Jalan Pulo Lentut RT 6/RW 2, Terate, Cakung, Jakarta Timur.

Baca juga: Nasib Pilu Sejumlah Pemulung di Jaktim, Tak Bisa Ikut Vaksinasi karena Tak Punya KTP

"Kemarin saya sudah divaksin, biasa saja sih. Gak pusing. Jadi lebih semangat saja, badan lebih ringan sih," pungkas Kusmadi. (M29)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved