Berita Nasional

Ferdinand Yakin Tokoh Pendukung Taliban di Indonesia Tak Lebih dari 10 Orang, tapi Pengaruhnya Luas

Ferdinand menyebut, sejatinya hanya beberapa tokoh saja yang mendengungkan dukungan terhadap Taliban

Editor: Feryanto Hadi
Tribunnews
Ferdinand Hutahaean 

Amerika meminta Taliban menyerahkan Osama bin Laden, akan tetapi adat orang Afganistan tidak akan menyerahkan tamunya dan akan menjaga tamunya.

Baca juga: Densus 88 Ciduk Ketua Syam Organizer Jabar Terkait Kasus Dugaan Terorisme, 1.540 Kotak Amal Disita

JK mengatakan Taliban menganggap Osama bin Laden sebagai tamu di Afganistan, sehingga tidak diserahkan begitu saja oleh Taliban.

Maka sejak itu terjadi perang selama 20 tahun, yakni pada 2001 hingga 2021.

“Karena tidak menyerahkan Osama bin Laden dan tetap membantu Osama bin Laden, maka Amerika justru menyerang Afganistan atau waktu itu pemerintahan Taliban,” papar JK.

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Delapan Kecamatan Kabupaten Bekasi di Bawah 10, Angka Kesembuhan 97 Persen

Menurut JK, akar permasalahannya yakni Taliban merasa diperangi oleh Amerika, sehingga mereka melawan lewat perang gerilya.

JK mengatakan, Amerika hanya bisa perang dengan negara besar, namun perang dengan gerilya selalu kalah.

“Apakah itu di Vietnam, Irak, Afganistan, di Somali, semuanya Amerika lari kalah dari perang itu."

"Dia tidak bisa perang dengan gerilya,” bebernya.

Percaya Sudah Berubah

JK percaya saat ini Taliban lebih moderat ketimbang 20 tahun yang lalu, yang begitu sangat konservatif dan memaksa pemerintah dengan keras.

“Saya yakin Taliban itu banyak berubah, tidak seperti waktu di pemerintahan dia yang pertama, antara tahun 1996 hingga 2001."

"Saya kira dia lebih terbuka,” ucap JK.

Baca juga: Ini 11 Bentuk Dugaan Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam TWK Pegawai KPK Menurut Komnas HAM

JK menceritakan ia pernah dua kali mengundang perwakilan Taliban ke Jakarta, untuk melihat Islam bisa berkembang di negara Indonesia secara moderat.

Saat itu, perwakilan Taliban sangat kagum melihat muslim di Indonesia bisa menjalankan ibadah dengan cara yang baik, tidak perlu menggunakan cara yang konservatif.

“Dia mengunjungi pesantren-pesantren. Satu tujuannya ialah untuk mengubah cara berpikir mereka agar terbuka,” ungkapnya.

Baca juga: Komnas HAM: TWK KPK Diduga Bentuk Penyingkiran Pegawai Tertentu, Khususnya yang Dilabeli Taliban

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved