Jusuf Kalla: Masuk Kabul dengan Damai, Saya Yakin Taliban Sudah Banyak Berubah
JK mengatakan, baik dari pemerintahan Afganistan maupun kelompok Taliban, tidak ingin ada korban.
“Akar pemasalahanya Taliban tidak mau serahkan Osama bin Laden pada Amerika, sehingga Amerika menyerang Taliban,” bebernya, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Modus Yayasan Milik Teroris JI Galang Dana, Tebar Kotak Amal Hingga Gelar Tablig Akbar
JK mengatakan, berdasarkan sejarahnya, Afganistan dikuasai oleh komunis 30 tahun yang lalu, kemudian datang pasukan dari Uni Soviet yang mendukung pemerintahan pada saat itu.
Namun, dilawan oleh kelompok Mujahidin yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Kelompok Mujahidin menang melawan Uni Soviet, dan memerintah Afganistan.
Baca juga: Teroris JI Himpun Dana Pakai Yayasan Syam Organizer, Bawa Isu Palestina untuk Hindari Kecurigaan
Namun, kelompok konservatif melawan kelompok Mujahidin, sehingga membentuk pemerintahan Taliban pada 1996 – 2001.
Pada 2001, terjadi peristiwa 9/11, di mana World Trade Center (WTC) diserang oleh kelompok Alqaeda yang dipimpin Osama bin Laden. Saat itu, Osama ada di Afganistan.
Amerika meminta Taliban menyerahkan Osama bin Laden, akan tetapi adat orang Afganistan tidak akan menyerahkan tamunya dan akan menjaga tamunya.
Baca juga: Densus 88 Ciduk Ketua Syam Organizer Jabar Terkait Kasus Dugaan Terorisme, 1.540 Kotak Amal Disita
JK mengatakan Taliban menganggap Osama bin Laden sebagai tamu di Afganistan, sehingga tidak diserahkan begitu saja oleh Taliban.
Maka sejak itu terjadi perang selama 20 tahun, yakni pada 2001 hingga 2021.
“Karena tidak menyerahkan Osama bin Laden dan tetap membantu Osama bin Laden, maka Amerika justru menyerang Afganistan atau waktu itu pemerintahan Taliban,” papar JK.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Delapan Kecamatan Kabupaten Bekasi di Bawah 10, Angka Kesembuhan 97 Persen
Menurut JK, akar permasalahannya yakni Taliban merasa diperangi oleh Amerika, sehingga mereka melawan lewat perang gerilya.
JK mengatakan, Amerika hanya bisa perang dengan negara besar, namun perang dengan gerilya selalu kalah.
“Apakah itu di Vietnam, Irak, Afganistan, di Somali, semuanya Amerika lari kalah dari perang itu."
"Dia tidak bisa perang dengan gerilya,” bebernya.
Percaya Sudah Berubah