Virus Corona

Satgas Covid-19: Penghapusan Indikator Angka Kematian Hanya Sementara, Demi Data yang Valid

Kebijakan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang valid dengan kondisi riil di lapangan.

Biro Pers Setpres/Kris
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, penghapusan indikator angka kematian dalam asesmen level PPKM, hanya bersifat sementara. 

Contoh lain adalah Kalimantan Tengah, di mana 61% dari 70 angka kematian yang dilaporkan kemarin adalah kasus aktif yang sudah lebih dari 21 hari, namun baru diperbarui statusnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg Widyawati MKM mengakui adanya keterlambatan dalam pembaruan pelaporan dari daerah.

Hal itu akibat keterbatasan tenaga kesehatan dalam melakukan input data, akibat tingginya kasus di daerah mereka beberapa minggu lalu.

Baca juga: TNI AD Hapus Aturan Pemeriksaan Selaput Dara, AU dan AL Cuma Periksa Kesehatan Reproduksi

''Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes.''

''Lonjakan-lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat setidaknya selama dua minggu ke depan,'' beber drg Widyawati.

Dokter Panji menuturkan, lebih dari 50 ribu kasus aktif yang saat ini adalah kasus yang sudah lebih dari 21 hari tercatat, namun belum diperbarui.

Baca juga: Wacana Pemerintah Ambil Alih Rumah Jabatan Anggota DPR, Politikus PPP Usul Diganti Uang Sewa

''Kita saat ini sedang mengonfirmasi status lebih dari 50 ribu kasus aktif."

"Jadi beberapa hari ke depan akan ada lonjakan di angka kematian dan kesembuhan yang bersifat anomali dalam pelaporan perkembangan kasus Covid-19."

"Tapi ini justru akan menjadikan pelaporan kita lebih akurat lagi,'' tutur dr Panji.

Baca juga: Interpol Duga Harun Masiku Sembunyi di Negara Anggota ASEAN Atau Asia Pasifik

Kementerian Kesehatan sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang telah melakukan pembaruan data sesegera mungkin.

''Tentunya ini tidak mengurangi semangat kita untuk terus berpacu menyampaikan data yang transparan dan realtime kepada publik,'' papar drg Widyawati. (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved