Olimpiade Tokyo 2020
Penggelara PON XX Papua 2020 Bisa Menyontoh Kesuksesan Jepang dalam Menggelar Olimpiade Tokyo 2002
Penerapan prokes ketat dan perencanaan terstruktur membuat Olimpiade Tokyo 2020 tidak menghadapi kendala yang cukup berarti.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
Namun pencapaian tersebut bak motivasi untuk lebih baik ke depannya.
Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 sudah selesai.
Kini, tim angkat besi Indonesia akan menatap langsung turnamen yang tak kalah bergengsi, yaitu Asian Games di Zhejiang, China, pada September mendatang .
Dirdja mengatakan bahwa saat ini dirinya tengah menyusun rencana persiapan menuju Asian Games.
"Saat ini sudah mulai disusun programnya. Mungkin, nanti pengurus akan rapat dua hari untuk menentukan rencana untuk Olimpiade 2024. Windy harus bagaimana, Rahmat juga, serta atlet lain," kata Dirdja dalam wawancara eksklusif bersama Tribun Network baru-baru ini lewat aplikasi Zoom.
Baca juga: Sambut Kedatangan Eko Yuli Dkk, Menpora: Target Indonesia Bukan di Ajang Asian Games-SEA Games Lagi
Baca juga: Atlet Peraih Emas Asian Games Divaksin Covid-19 di Kota Bogor, Bima Arya Tambah Lokasi Vaksinasi
Baca juga: Mark Sungkar Kembali Jalani Sidang Korupsi Pelatnas Triathlon Asian Games 2018 di Pengadilan Tipikor
Tak hanya itu, pihaknya juga menyusun kebutuhan suplemen pada lifter di pelatnas.
Dirdja berujar bahwa pihaknya sudah berbicara dengan Erick Thohir agar cabang olahraga unggulan bisa memiliki bapak angkat dari BUMN.
"Dulu pernah ada saat di Asian Games. Bapak angkatnya angkat besi PT.KAI. Jadi dia mendukung kami, menunjang pelapis-pelapis yang junior, dana try out itu dibantu oleh PT.KAI. Tahun depan katanya rencana, untuk pembimbaan yang ke Paris ini, untuk setiap cabor yang potensi dibantu oleh BUMN. Mudah-mudahan terealisasi lah," papar Dirdja.
Beri Pujian
Angkat besi menjadi satu cabang olahraga yang konsisten menyumbangkan medali untuk Indonesia di ajang Olimpiade.
Baru-baru ini, satu medali perak diraih oleh Eko Yuli Irawan dan dua medali perunggu disumbangkan oleh Windy Cantika Aisah serta Rahmad Abdullah di Olimpiade Tokyo 2020.
Pencapaian itu pun disyukuri Dirdja.
"Menurut saya, ini pencapaian yang luar biasa. Pertama, Eko Yuli Irawan membuat dengan meraih medali di empat Olimpiade. Di luar kekecewaan tidak bisa meraih emas. Yang kedua, kami meraih dua perunggu lewat atlet yang muda," kata Dirdja.
Dirdja yang tengah menjalani karantina di Hotel Fairmont, Jakarta sepulang dari Tokyo itu mengatakan bahwa saat ini tugas pengurus PABBSI untuk mengatur strategi guna meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.
Menurut Dirdja, progres atlet muda peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Windy (19) maupun Rahmat (20) sudah mencapai progres 70 persen untuk meraih medali emas di Paris nanti.
Baca juga: Dirdja Wihardja Pelatih Angkat Besi Bilang Nurul Akmal Tidak Terganggu Dengan Body Shaming
Baca juga: Pelatih Angkat Besi Indonesia Sebut Penerapan Protokol Kesehatan di Olimpiade Tokyo Jadi Keseruan
Baca juga: Meski Tak Raih Medali di Olimpiade, Namun Nurul Akmal Bisa Catatkan Sejarah di Angkat Besi Indonesia
"Memang ini adalah pembinaan yang luar biasa di PABBSI, dan ini hasilnya. Kami bersyukur yang junior ini bisa meraih medali di Olimpiade. Ini pencapaian yang luar biasa," ujar Dirdja.
Meksi demikian, Dirdja mengatakan tantangan ke depan akan sangat berat.
Namun, dia optimis lifter Indonesia bisa mencatatkan prestasi baru nantinya.