Olimpiade Tokyo 2020
Penggelara PON XX Papua 2020 Bisa Menyontoh Kesuksesan Jepang dalam Menggelar Olimpiade Tokyo 2002
Penerapan prokes ketat dan perencanaan terstruktur membuat Olimpiade Tokyo 2020 tidak menghadapi kendala yang cukup berarti.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pergelaran Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung cukup sukses.
Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan perencanaan terstruktur membuat pergelaran Olimpiade Tokyo 2020 tidak menghadapi kendala yang cukup berarti.
Hal ini pun membuat penyelenggaraan Olimpiade Tokyo jadi pelajaran bagi negara-negara lain untuk melangsungkan sebuah turnamen besar, tak terkecuali Indonesia.
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dipetik Indonesia yang Oktober nanti akan menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXPapua 2021.
Hal itu diungkapkan oleh Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020, Rosan P Roeslani.
"Kami banyak sekali mendapatkan pelajaran dari event sebesar Olimpiade ini. Karena di sana, pertama kali disampaikan, mereka itu tidak ada toleransi untuk pelanggaran. Semua dilakukan secara efisien dan aturannya jelas," kata Rosan dalam konferensi pers bersama media lewat aplikasi Zoom.
Rosan menyontohkan apa yang merwka alami, dimana untuk atlet, offisial harus memberikan rencana aktivitas.
Untuk atlet, mereka hanya bisa ke tiga tempat yakni wisma, tempat latihan, tempat pertandingan.
Baca juga: Kembali ke Tanah Air, Tim Merah Putih Dipimpin CdM Rosan P Roeslani, Diterima Menpora & Erick Thohir
Baca juga: CdM Rosan P Roeslani Minta Masyarakat Indonesia Doakan Perjuangan Atlet di Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Lifter Deni dan Pedayung Mutiara/Melani Telah Tiba di Tokyo Disambut CdM Rosan P Roeslani
"Di luar itu tidak boleh. Itu di bubble0nya, termasuk pengalungan medali dimana peraih medali mengkalungkan medali itu sendiri. Saat masuk mereka PCR dan saliva antigen selama 7 hari berturut turut. Kalau positif langsung di ambil dari wisma dan dilakukan karantina," tutur Rosan.
Menurut Rosan, semua sangat jelas, bagaimana menjalankan event dengan tetap menjalankan protokol kesegatan dengan aturan main yang jelas dan terstruktur.
Sementara itu, ketua NOC, Raja Sapta Oktohari, menyebut pembelajaran dari Olimpiade Tokyo 2020 ada di keseriusan lokal komite dan kerja sama yang baik dengan federasi internasional.
"Kami juga melihat protokol kesehatan yang dijalankan tidak menurunkan performa atlet. Jadi itu yang sebetulnya ritme atau sistem bubble yang dilakukan di Tokyo jadi referensi," kata Raja Sapta Oktohari
Fokus ke Asian Games 2022
Sementara itu, pelatih angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, tak mau berlama-lama larut dalam euforia Olimpiade Tokyo 2020.
Tim angkat besi Indonesia memang sedang merayakan keberhasilan membawa satu medali perak dan dua medali perunggu dari pergelaran Olimpiade Tokyo 2020.