Virus Corona Jabodetabek

Ogah Dirawat di Fasilitas Kesehatan, Belasan Warga Kayuringin Jaya Bekasi Wafat Saat Isolasi Mandiri

Padahal, kata Ricky, mereka memiliki penyakit penyerta sehingga harus dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

Penulis: Rangga Baskoro |
Wartakotalive.com/Rangga Baskoro
Ricky Suhendar, Lurah Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat mengungkapkan, belasan warganya yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah, meninggal dunia. 

WARTAKOTALIVE, BEKASI SELATAN - Ricky Suhendar, Lurah Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat mengungkapkan, belasan warganya yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah, meninggal dunia.

Data tersebut terhitung sejak awal pandemi pada Maret 2020.

Kemudian, sejak gelombang kedua, angkanya kembali melonjak.

Baca juga: Asal Lakukan Hal Ini, Kasus Covid-19 di Indonesia Bisa Mulai Melandai Paling Lambat pada September

"Saya belum tahu data pastinya, paling baru belasan sih."

"Kemarin ada 1 orang yang meninggal di rumah," kata Ricky saat dikonfirmasi, Jumat (16/7/2021).

Ricky mengatakan, mayoritas warga tersebut meninggal lantaran enggan dirawat di fasilitas kesehatan yang disediakan Pemkot Bekasi.

Baca juga: Penyekatan PPKM Darurat di Jawa, Bali, dan Lampung Bertambah Lagi Jadi 1.038 Titik, Jabar Terbanyak

Banyak dari mereka yang merasa lebih nyaman dirawat di rumah

"Memang sebenarnya problemnya adalah warga itu memang sudah kita arahkan di triase yang ada di RSUD maupun di GOR."

"Fasilitas sangat bagus, wali kota sangat mendukung untuk adanya isoman dilakukan di sini, cuma warga merasa kekeuh nyamannya di rumah."

Baca juga: Pahami PPKM Darurat Bikin Masyarakat Tak Nyaman, Kapolri: Pelan-pelan akan Kami Kendorkan

"Kalau di rumah merasa homie untuk makan, masak ada yang ngurusin. Merasa nyaman lah bersama keluarga," tuturnya.

Padahal, kata Ricky, mereka memiliki penyakit penyerta sehingga harus dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

Ketika kondisinya menurun, fasilitas kesehatan yang tersedia di rumahnya tak mampu menyelamatkan nyawa pasien.

Baca juga: Khawatir Penolakan Rakyat Ditunggangi, Relawan Jokowi Minta PPKM Darurat Tak Diperpanjang

"Nah, cuma ke pengertian ini yang salah tanggap."

"Warga yang sudah ada komorbidnya seperti jantung, diabetes, hipertensi, sudah kena Covid biasanya mereka nyesek."

"Penanganannya itu harus segera sebenarnya, dan ini sering terlambat."

Baca juga: DAFTAR 184 Tempat Isolasi Terkendali Pasien Covid-19 Tanpa Gejala di DKI, Bisa Tampung 26.134 Orang

"Seperti sekarang, kasus tabung oksigen susah, seperti itu."

"Padahal kita sudah menyediakan di sini, mengarahkan untuk di triase-triase yang sudah ada di pemkot," beber Ricky.

Meski ia tak menampik ruang perawatan di seluruh rumah sakit penuh, setidaknya penanganan di tenda darurat bisa diupayakan para nakes, manakala terjadi perburukan pada kondisi pasien.

Baca juga: Minta Vaksin Berbayar Dibatalkan, Epidemiolog: Di Singapura Sinovac Bayar Agar Tak Jadi Pilihan

"Ya kan keterbatasan semuanya. Sebenanya bukan mereka harus nyaman atau tidak, sekarang masalahnya penanganan utama lebih cepat."

"Seperti di sini kan sudah ada tenaga bidan medis, perawat itu kan sudah ada, lebih gampang kita tangani ketimbang di rumah masih awam," terangnya.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 504.915 orang per 16 Juli 2021, dan sebanyak 71.397 orang meninggal.

Baca juga: DAFTAR 5 Vaksin Covid-19 yang Dipakai Indonesia, Efikasi Pfizer Tertinggi, Sinovac Paling Rendah

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 15 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 714.595 (26.2%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 488.689 (17.9%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 307.209 (11.3%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 218.689 (8.0%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 91.658 (3.4%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 85.782 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 79.400 (2.9%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 77.475 (2.8%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 70.296 (2.6%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 59.066 (2.2%)

BALI

Jumlah Kasus: 58.331 (2.1%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 41.784 (1.5%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 38.740 (1.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 34.930 (1.3%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 34.042 (1.2%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 29.396 (1.1%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 26.763 (1.0%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 26.464 (1.0%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 25.525 (0.9%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 22.759 (0.8%)

ACEH

Jumlah Kasus: 20.754 (0.8%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 19.707 (0.7%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 18.807 (0.7%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 15.971 (0.6%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 15.484 (0.6%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 15.394 (0.6%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 15.378 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 14.848 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 13.341 (0.5%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 12.964 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 11.841 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 7.608 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 6.619 (0.2%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 6.483 (0.2%). (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved