Persija Jakarta
Gelandang Persija Braif Fatari Tak Menyangka Bisa Bobol Gawang Persib Bandung di Piala Menpora 2021
Gelandang serang Persija Jakarta, Braif Fatari, bermain apik selama turnamen pramusim Piala Menpora 2021.
Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gelandang serang Persija Jakarta, Braif Fatari, bermain apik selama turnamen pramusim Piala Menpora 2021.
Pemain berusia 19 tahun itu berhasil menyetak gol cepat di final pertama turnamen melawan Persib Bandung.
Braif mencetak gol di detik ke-32 dan membantu Macan Kemayoran mengalahkan Persib dengan skor 2-0.
Persija pun menjadi juara Piala Menpora 2021 dengan agregat 4-1 atas Maung Bandung.
Mengenai gol cepat tersebut, Braif mengaku bahwa dirinya tidak menyangka bisa melakukan itu.
Dia mengatakan hanya ingin memaksimalkan bola liar yang ada di hadapan dengan menendangnya sekuat tenaga ke arah gawang.
Baca juga: Hadapi Liga 1 2021, Gelandang Persija Jakarta Braif Fatari Pegang Erat Wejangan dari Shin Tae-yong
Baca juga: Gelandang Serang Persija Jakarta Braif Fatari Mengapresiasi Keramahan Pelatih Oranye Angelo Alessio
Baca juga: Sadis, Baru 8 Menit Persija vs Persib 2-0, Gol Braif Fatari dan Taufik Hidayat, Persijaday Trending
"Saya tidak menyangka. Begitu mendapatkan bola di depan gawang, saya berpikir hanya harus memaksimalkannya,” kata Braif dikutip dari persija.id.
Gol Braif berawal dari penetrasi Riko Simanjuntak di sisi kiri pertahanan Persib.
Pemain sayap lincah itu melepas bola ke kotak penalti dan Taufik Hidayat telah menunggu.
Namun Taufik yang dijaga ketat pemain belakang Persib gagal mengontrolnya, membuat bola menjadi liar dan jatuh tepat di depan Braif.
Tanpa pikir panjang, Braif yang pernah bergabung dengan skuat Garuda Select di London itu langsung menghantam bola dengan kaki kiri.
“Sebenarnya, kaki kuat saya adalah kanan. Tetapi karena saat itu posisi bola ada di kiri, saya langsung menendang dengan kaki kiri sekuat tenaga,” ujar Braif.
Seusai gol, Braif merayakannya dengan berdoa.
“Saya berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang diberikan malam itu,” pungkas Braif.
Sementara itu, bek senior Persija Jakarta, Ismed Sofyan, jadi bagian dari kemenangan Macan Kemayoran atas Persitara Jakarta Utara pada pekan pertama Liga Super Indonesia (LSI) musim 2008/2009.
Tiga gol Persija di laga itu dicetak oleh Greg Nwokol pada menit ke-2, Aliyudin di menit ke-14, dan Abanda Herman pada menit ke-73.
Meski tidak masuk ke dalam daftar pencetak gol, pertandingan tersebut menjadi salah satu momen berkesan bagi Ismed.
Pasalnya, Ismed membukukan dua assist dalam pertandingan tersebut, masing-masing untuk gol Greg dan Abanda.
Keduanya berasal dari tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Persitara.
Ismed masih mengingat dengan jelas perihal dua assist tersebut.
Baca juga: Sahala Saragih Pelatih Persikota Beberkan Alasannya Merekrut Yandi Sofyan Mantan Striker Persib
Baca juga: Sosok Ismed Sofyan Menginspirasi Freshcut Band Menjadikannya Sebuah Lagu Untuk Legenda Persija
Baca juga: Sofyan Tan Sebut Literasi Tak Sekadar soal Membaca, Juga Kemampuan Menelaah informasi
Menurut Ismed, dia sengaja melepas bola ke tiang jauh, alih-alih menyasar Bambang Pamungkas yang berdiri di tiang dekat –seperti saat gol pertama.
"Saat itu, insting saya melihat ada celah di tiang jauh. Sehingga, melepas bola ke sana,” kata Ismed.
Ismed berujar bahwa insting itu muncul akibat latihan set-piece yang kerap dilakukan kala latihan.
“Pemain lawan melakukan penjagaan man to man yang ketat, sehingga saya terbiasa menargetkan siapa yang berpeluang lebih besar mencetak gol,” ujar Ismed.
Persija kala itu dikomando pelatih kawakan Danurwindo.
Meski tidak mampu membawa Persija sebagai juara, Ismed menilai Danurwindo telah melakukan upaya terbaik untuk memimpin tim.
Sebab kala itu, Persija hampir selalu menjadi tim musafir karena jarang berlaga di Ibu Kota.
“Saat itu, Persija bisa dikatakan tidak mudah mendapatkan izin bermain di Jakarta atas beragam pertimbangan, tapi beliau tidak mempermasalahkan,” terang Ismed.
“Beliau berfokus kepada tim, terus memotivasi kami agar situasi tersebut tidak mengganggu mental," imbuh Ismed.
Isi Posisi Riko Simanjuntak
Di sisi lain, striker muda Persija Jakarta, Alfriyanto Nico Saputro, memulai debutnya bersama Macan Kemayoran pada turnamen pramusim Piala Menpora 2021.
Nico membela Persija saat jalani pertandingan kedua Grup B Piala Menpora 2021 melawan Borneo FC pada akhir Maret lalu.
Laga itu menjadi momen yang tidak terlupakan oleh Nico.
Saat itu, Nico diminta untuk mengisi tempat sayap Riko Simanjuntak di sayap kanan oleh coach Sudirman.
Hal itu membuat Nico terkejut.
"Saat diumumkan kala meeting sebelum pertandingan, saya langsung deg-degan meski muncul pula rasa bangga,” kata Nico.
"Saya kaget, enggak menyangka bakal diminta mengisi posisi Bang Riko (Simanjuntak)," ujar Nico.
Untungnya, Nico mendapat dukungan dari seluruh pemain Persija.
Baca juga: Hindari Kebosanan Selama Latihan Mandiri, Striker Persija Alfriyanto Nico Habiskan Waktu Bersama Ibu
Baca juga: Alfriyanto Nico Mengisi Waktu Libur PPKM Dengan Berlatih Mandiri dan Ngobrol Bareng Ibunya
Baca juga: Striker Muda Persija Alfriyanto Nico Saputro Dapat Keuntungan dari Latihan Bersama Persija Academy
Lalu, pelatih Sudirman dan Riko meminta Nico untuk bekerja keras dan bermain ngotot.
“Bang Riko malah menyemangati saya dengan mengatakan bahwa saya layak mengisi posisi tersebut. Ia pun meminta saya tampil lepas, tanpa beban,” terang Nico.
Selepas meeting tim yang mengumumkan dirinya bakal mengisi starting line-up, Nico juga langsung menghubungi ibunya yang berada di Solo, Jawa Tengah.
“Ibu bilang, ‘Enggak usah down. Tetap semangat’,” ungkap Nico mengulang jawaban ibunya.
Dalam laga pertamanya itu, Nico bermain selama 80 menit.
Secara total, mantan pemain Akademi Persija itu bermain delapan kali sepanjang turnamen.
Persija sendiri belakangan menjuarai Piala Menpora 2021 usai mengalahkan Persib Bandung dengan agregat 4-1.
Juara Lomba Lari
Sementara itu, bek muda Persija Jakarta, Muhammad Ferarri, jadi salah seorang pemain muda yang dipromosikan ke skuad inti Macan Kemayoran pada awal musim lalu.
Pemain berusia 18 tahun itu diharapkan dapat menjadi pilar lini belakang tim Oranye di masa depan.
Namun siapa sangka, sebelum menjadi pesepak bola profesional seperti sekarang, Ferarri pernah mengukir sejumlah prestasi di cabang olahraga lari.
“Saat sekolah dasar, saya sempat 2-3 kali menjuarai lomba lari,” kata Ferarri.
Catatan positif itu berlanjut hingga dirinya menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA).
Meski telah aktif bermain sepak bola, Ferarri yang pernah tercatat sebagai anggota tim Tira Persikabo U-16 itu masih mampu meraih medali dalam lomba lari antarsekolah se-DKI Jakarta untuk kategori jarak menengah 1.800 meter.
“Saya mewakili SMA 97 Jakarta dan meraih juara kedua,” ujar Ferarri.
Baca juga: Presiden Klub Persija Mohamad Prapanca Harap Stadion JIS Bisa Buat Sepak Bola di Jakarta Lebih Maju
Baca juga: Bek Persija Jakarta Maman Abdurrahman Harus Bisa Membaur dan Beradaptasi dengan Pemain Muda Oranye
Baca juga: Mantan Dirut Persija Gede Widiade Sediakan Ratusan Tabung Oksigen untuk Bantu Penderita Covid-19
Namun, Ferarri memilih sepak bola yang disukai sejak kecil.
"Saya sukanya sepak bola sejak kecil. Jadi, saya memilih berfokus ke sepak bola,” ucap Ferarri yang mengidolakan Sergio Ramos dan bek tim nasional Indonesia, Ryuji Utomo.
Terlebih, terang Ferarri, ia kini berada di Persija Jakarta yang notabene salah satu tim besar di Tanah Air.
“Persija juga tempat yang bagus untuk pemain muda, sehingga saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan berkarir di sepak bola. Semoga, saya bisa meraih trofi di sini (Persija)," papar Ferarri.
Harapan Mohamad Prapanca
Di sisi lain, pembangunan Stadion Jakarta International Stadium (JIS) direncanakan selesai pada akhir tahun ini.
Stadion berskala internasional yang terletak di Jakarta Utara tersebut rencananya akan dibuka untuk publik pada Desember 2021.
Presiden Klub Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, berharap sepak bola Jakarta semakin maju dan berkembang seiring keberadaan Stadion JIS.
"Semoga keberadaan stadion ini dapat membuat sepak bola Jakarta semakin maju dan berkembang. Persija dan Jakarta harus menjadi barometer sepak bola di Indonesia,” kata Prapanca.
Kini, Stadion JIS yang mulai dibangun pada 2019 itu telah memasuki fase pemasangan rangka atap baja yang memiliki berat 3.900 ton.
Atap tersebut nantinya bisa dibuka-tutup seperti stadion milik Real Madrid, Santiago Bernabeu.
Baca juga: Parid Ketua NJ Mania Minta Pengelola JIS Tidak Pilih Kasih Pemakaian Stadion Hanya Untuk Persija
Baca juga: JIS bakal Rampung di Akhir Tahun 2021, NJ Mania Berharap Persitara Jakarta Utara Turut Diakomodir
Baca juga: JIS Cetak Rekor Sejarah, Kolaborasi Jakpro-FIM PII Bagikan Pengalaman Lifting Atap 3.900 Ton
"Setelah sekian lama stadion ini hanya sebatas angan-angan, akhirnya kini kota Jakarta akan memiliki stadion bertaraf internasional,” ujar Prapanca.
“Kami semua tidak sabar menjajal Stadion JIS dengan segala fasilitas yang ada," ucap Prapanca.
Prapanca pun menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah DKI Jakarta dan segenap pihak yang membantu terwujudnya stadion megah dan modern di ibu kota.
Menurut Prapanca, tanpa kolaborasi, Stadion JIS tidak akan mampu terealisasi.
“Untuk mengembangkan sebuah klub sepak bola memerlukan dukungan banyak sekali pihak, seperti dengan perusahaan dan supoter kami, The Jakmania, yang militan,” terang Prapanca.
“Serta, tentu kerja sama dengan pemerintah daerah DKI Jakarta, dalam hal sinkroniasi program dan dukungan. Karena sampai kapan pun, Persija adalah representasi kota Jakarta," tambah Prapanca.