Pilpres 2024

Ini Alasan Qodari Dorong Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024, Tutup Ruang Politik Variabel Imam Besar

Menghindari polarisasi dalam masyarakat pada Pilpres 2024, menjadi alasan mendorong Jokowi berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2024.

Twitter
M Qodari mendorong Presiden Joko Widodo kembali maju di Pilpres 2024, berpasangan dengan Prabowo Subianto. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - M Qodari, penasihat Komunitas Jokowi-Prabowo (JokPro 2024), mengungkap alasan mendorong Presiden Joko Widodo kembali maju di Pilpres 2024, berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Menghindari polarisasi dalam masyarakat pada Pilpres 2024, menjadi alasan mendorong Jokowi berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2024.

Qodari menilai Pilpres semakin lama semakin keras dari tahun ke tahun.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Turun Jadi 20, Jateng Terbanyak, Jakarta Masuk Lagi

Bahkan menurutnya, Pilpres 2019 tidak sama dengan 2004 tahun 2009.

”Karena pertama, sekarang kita hidup di zaman politik identitas."

"Ini terjadi secara global, bukan hanya terjadi di Indonesia.”

Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Vonis Rizieq Shihab, Hakim Tolak Permintaan Terdakwa Dihadirkan Sekaligus

“Kedua yang juga baru, adalah kita hidup di zaman medsos."

"Manusia sekarang hidup dalam dua dunia, dunia nyata dan dunia maya."

"Dunia medsos ini ternyata punya logikanya sendiri, yang namanya logika algoritma biner."

Baca juga: BREAKING NEWS: Rizieq Shihab Divonis 4 Tahun Penjara di Kasus Hasil Tes Swab

"Dan itu menciptakan fenomena yang namanya ruang gema atau echo chamber,” ulas Qodari dalam Diginas Tribun Network: Pro-Kontra Presiden Tiga Periode dan Pasangan Jokowi-Prabowo,” Kamis (24/6/2021).

Hal itu, kata dia, bermanifestasi di Pilpres 2019, dalam wujud kategorisasi cebong dan kampret.

Polarisasi ini telah mengakibatkan kerusuhan di 2019, tatkala Gedung Bawaslu diserbu habis-habisan, dan terjadi bentrokan di sejumlah lokasi di Jakarta.

Baca juga: Jatuhkan Vonis Lebih Rendah dari Tuntutan, Hakim Bilang llmu Agama Rizieq Shihab Masih Dibutuhkan

Bila bukan Jokowi-Prabowo yang menjadi pasangan calon di 2024, maka dia khawatirkan akan terjadi kerusuhan dan kekerasan yang lebih besar lagi, dan banyak korban jiwa jatuh.

“Sehingga saya melihat nanti 2024 kalau kalau polanya tetap seperti ini, katakanlah calonnya bukan Jokowi-Prabowo, maka terjadi yang dikhawatirkan akan banyak korban yang meninggal."

"Terjadi penyerbuan ke Gedung MPR, petugas kelelahan, kecapaian jadi korban."

Baca juga: Sama Seperti dengan GAM, Pemerintah Diminta Ajak Kelompok Pro Kemerdekaan Papua Berdialog

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved