Virus Corona
Minta Pemerintah Terapkan Lockdown Akhir Pekan, Ketua Fraksi PAN DPR: Saya Minta Tolong Dipikirkan
Saleh menjelaskan, lockdown akhir pekan bisa dilaksanakan pada Jumat sore hingga Senin pagi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah mempertimbangkan usulan lockdown akhir pekan di sejumlah daerah.
Sebab, saat ini lonjakan kasus covid-19 nasional belum bisa dikendalikan.
"Kalau lockdown secara total kelihatannya pemerintah akan kesusahan."
Baca juga: Darurat Covid-19, Puan Maharani: Tombol Bahaya Harus Dinyalakan
"Tapi kalau yang saya tawarkan awalnya dulu lockdown akhir pekan," kata Saleh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/6/2021).
Saleh menjelaskan, lockdown akhir pekan bisa dilaksanakan pada Jumat sore hingga Senin pagi.
Masyarakat tak diperkenankan melakukan aktivitas yang tidak mendesak pada waktu tersebut.
Baca juga: Tower 8 Wisma Atlet Pademangan Tak Mampu Lagi Tampung Pasien Covid-19, Dua Hari Langsung Penuh
"Kalau dua malam (ini) orang tidak keluar rumah, diharapkan tidak ada penyebaran. Jadi saya minta tolong dipikirkan," ucapnya.
Anggota Komisi IX DPR ini mengatakan, lockdown akhir pekan bakal menekan kegiatan kerumunan di sejumlah titik keramaian.
Saleh berharap pemerintah berani mengeluarkan kebijakan tersebut.
Baca juga: Pekan Ini Rizieq Shihab Divonis, Kuasa Hukum Doakan Majelis Hakim Dilembutkan Hatinya
"Jangan sampai terlambat."
"Karena kalau nanti sudah terlalu banyak (penularan), kita yang akan kewalahan sendiri."
"Sementara kita mengerti betul bagaimana kemampuan fasilitas kesehatan dan tenaga-tenaga medis di seluruh Indonesia," paparnya.
Baca juga: 4 Tips Pilih Hardware untuk Database Agar Performa Maksimal, Jangan Sembarangan
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta pemerintah menerapkan lockdown akhir pekan, untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Fraksi saya sudah menyampaikan, kita perlu akhir pekan ada lockdown," ujar Zulhas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/2/2021).
Menurutnya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berjalan pada saat ini tidak efektif, dan sudah diakui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Ada Dugaan Perbuatan Melawan Hukum, Besok Bareskrim Gelar Perkara Soal 92 Rekening FPI
"Saya sendiri sudah tiga keluarga (kena Covid-19), satu meninggal, ada yang lagi dirawat sudah agak pulih, jadi memang nyata."
"Dua staf saya, ajudan saya dua sudah kena."
"Jadi memang ini luar biasa, jangan dianggap kebijakan yang ada sudah bagus, bahkan sekarang bertambah berat," tutur Wakil Ketua MPR itu.
Baca juga: Epidemiolog Bilang Virus Nipah Berpotensi Besar Jadi Pandemi, Setengah Penduduk Wilayah Bisa Habis
Oleh sebab itu, Zulhas berharap kesungguhan pemerintah dalam menekan Covid-19, satu di antaranya melalui kebijakan lockdown akhir pekan.
"Saya kira dari kesungguhan kita, apalagi kalau libur itu kan luar bisa (penyebaran Covid-19)," papar Zulhas.
Sebelumnya, anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menyarankan pemerintah melakukan lockdown akhir pekan (LAP), untuk menekan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Petugas Rutan KPK yang Dipukul Mantan Sekretaris MA Nurhadi Melapor ke Polsek Setiabudi
Menurutnya, penerapan PSBB dan PPKM yang sudah dijalankan, belum menunjukkan hasil maksimal.
Bahkan, saat ini jumlah orang terpapar Covid-19 sudah menembus 1 juta lebih.
"Lockdown akhir pekan itu dimaksudkan untuk mengurangi pergerakan masyarakat di ruang publik."
Baca juga: KNPI Kembali Laporkan Abu Janda ke Bareskrim, Kali Ini karena Sebut Islam Arogan
"Masyarakat yang tinggal di zona merah dan oranye tidak boleh ke luar rumah di akhir pekan," ujar Saleh kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (30/1/2021).
"Mulai dari Hari Jumat malam, sekitar pukul 20.00, sampai dengan Senin pagi pukul 05.00."
"Artinya, masyarakat tidak ke luar selama 2 hari 3 malam," jelasnya.
Baca juga: Kapolri: Ada Komunikasi yang Terputus Antara Umara dan Ulama
Saleh melihat, masyarakat paling banyak ke luar rumah saat akhir pekan, seperti ke mal atau ke tempat wisata.
"Itu yang sering kali menciptakan kerumunan."
"Dengan lockdown akhir pekan, hal tersebut dapat dihindarkan," ucap Ketua Fraksi PAN DPR itu.
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo: Dari Dulu Kelemahan Kita Mudah Terpecah Belah
Saleh pun meyakini LAP tidak terlalu mengganggu kegiatan perekonomian, karena sejak Senin sampai Jumat, kegiatan ekonomi tetap berlangsung seperti biasa.
"Walaupun lockdown akhir pekan, kegiatan ekonomi yang menyangkut kebutuhan pokok warga tetap boleh dijalankan."
"Misalnya, pemenuhan bahan makanan, minum, obat, dan lain-lain."
Baca juga: KPK Minta Kuasa Hukum Nurhadi Jangan Giring Opini Keliru Soal Insiden Pemukulan Petugas Rutan
"Di luar itu, mereka yang ke luar harus diberi sanksi berupa denda, dan dilakukan secara tegas," papar Saleh.
Terkait pandangan LAP belum tentu maksimal, Saleh menyebut Turki berhasil mengurangi penyebaran Covid-19 dalam skala tertentu dengan menerapkan kebijakan tersebut.
"Bolehlah dicoba. Biar ada sedikit variasi kebijakan, kalau sudah dicoba, nanti enak untuk mengevaluasinya," usulnya.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 21 Juni 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 479.043 (23.4%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 347.287 (17.2%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 230.400 (11.3%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 164.267 (8.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 73.824 (3.8%)
RIAU
Jumlah Kasus: 67.930 (3.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 63.030 (3.3%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 53.303 (2.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 53.010 (2.7%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 49.018 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 48.436 (2.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 35.570 (1.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 34.571 (1.7%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 27.230 (1.4%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 24.435 (1.2%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 22.527 (1.1%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 20.683 (1.1%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 20.320 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 20.247 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 18.376 (0.9%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 17.371 (0.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 15.969 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 13.242 (0.6%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 13.237 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 12.792 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 12.667 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 12.030 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.727 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 9.701 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 9.078 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 8.057 (0.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.690 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.664 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.713 (0.2%). (Chaerul Umam)