Vaksinasi Covid19

Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Benarkah Berisiko Pembekuan Darah Terhadap Perempuan Berusia Muda?

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Prof Zullies Ikawati PhD Apt sebut efek samping vaksin AstraZeneca bisa alami pembekuan darah ke perempuan usia muda.

Editor: PanjiBaskhara
Tribunnews.com
Ilustrasi: Vaksin AstraZeneca disebut memiliki efek samping pembekuan darah terhadap perempuan berusia muda. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Disebutkan bila efek samping vaksin AstraZeneca bisa mengalami pembekuan darah.

Diketahui, apabila efek samping suntik vaksin AstraZeneca tersebut, berisiko terhadap peremuan berusia muda.

Hal tersebut dijelaskan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt.

Dikatakannya, kelompok yang berisiko mengalami pembekuan darah tersebut adalah perempuan berusia muda.

Baca juga: Bernarkah Dua Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca 92 Persen Ampuh Mencegah Virus Corona Varian Delta?

Baca juga: VIDEO Percepatan Vaksinasi 300 Warga Tanah Abang Disuntik Vaksin Astrazeneca

Baca juga: VIDEO 200 Warga Usia 18 Tahun ke Atas Disuntik Vaksin Astrazeneca di Sawah Besar

Hal tersebut merujuk pada kasus pembekuan darah yang terjadi pada penggunaan vaksin ini di Eropa.

"Sebagian besar terjadi pada usia muda (di bawah 40 tahun), bahkan di bawah 30 tahunan, dan kebanyakan adalah wanita," kata Zullies dalam keterangannya, Selasa (22/6/2021).

Karena itu, di Inggris, badan otoritas setempat merekomendasikan bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca.

Tapi, jika sudah memakai vaksin AstraZeneca pada suntikan pertama dan tak alami masalah apapun, disarankan untuk meneruskan suntikan kedua dengan vaksin AstraZeneca lagi.

Mantan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) ini mengatakan, untuk kehati-hatian, ada baiknya mereka yang punya riwayat pembekuan darah tidak menggunakan vaksin jenis ini.

"Yang lebih berisiko justru mereka yang pernah mengalami heparin-induced thrombocytopenia and thrombosis (HITT or HIT type 2) atau pasien yang mengkomumsi obat pengencer darah," ujar Zullies.

Jika Tak Divaksin Risiko Terpapar Covid-19 Jauh Lebih Besar

Sampai tanggal 5 Mei 2021, di Eropa dilaporkan kejadian pembekuan darah akibat vaksin ini sebanyak 262 kasus, dengan 51 diantaranya meninggal, dari penggunaan sebanyak 30 juta dosis vaksin.

Ia menuturkan, dari hasil evaluasi European Medicines Agency (EMA) atau BPOM Eropa, sejauh ini memang dijumpai ada hubungan kuat antara kejadian pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca, tetapi kejadiannya sangat jarang.

"Jika dihitung, maka prosentase kejadiannya sangat kecil sekali. Itulah makanya EMA masih menilai kalaupun memang vaksin ini dapat menyebabkan reaksi pembekuan darah, manfaatnya masih lebih besar daripada risikonya, sehingga vaksin ini tetap boleh diberikan," jelasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved