Novel Baswedan Mengaku Pernah Diminta Mundur dari KPK Sejak 2016 karena Ada yang Tak Suka

Ia mengaku tak masalah jika banyak orang tidak menyukai dirinya dalam memberantas korupsi.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku pernah diminta mundur secara sukarela dari lembaga anti-rasuah, lantaran banyak yang tak suka. 

Novel mencatat, KPK mulai dilemahkan sejak cicak versus buaya pada 2009.

Pelemahan KPK mulai semakin meningkat mulai 2014 hingga sekarang.

"KPK itu telah menghadapkan serangkaian pelemahan itu berjalan terus-menerus."

Baca juga: Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Rorotan dan Tegal Alur Tembus 80 Orang per Hari

"Kita perlu mengingat bahwa memang sejak awal di tahun 2009 itu ada cicak buaya di sana, dan kemudian berlangsung sampai beberapa waktu," urainya.

Para koruptor, diduga mulai terusik ingin melemahkan KPK, sejak adanya gagasan pengusutan korupsi di sektor sumber daya alam (SDA) pada 2014 lalu.

Gagasan pengusutan korupsi di sektor sumber daya alam saat itu dinakhodai ketua KPK Abraham Samad.

Saat itu, para pimpinan KPK bersepakat sektor sumber daya alam merupakan bagian kekayaan luar biasa yang dimiliki oleh negara.

Namun, justru praktik perampokan kekayaan alam terus dilakukan oleh oknum tertentu.

"Di tahun 2014 itu KPK bahkan bukan hanya penindakan, tapi KPK masuk di pencegahan dengan membuat suatu agenda, saya lupa namanya, gerakan nasional penyelamatan sumber daya alam," ulas Novel.

Gagasan yang dilakukan oleh pimpinan KPK pun berbuah manis.

Dalam setahun saja, KPK berhasil menyelamatkan potensi kerugian keuangan negara dalam sektor sumber daya alam sebesar Rp 280 triliun.

"BPK itu telah mengatakan bahwa dalam dalam hasil pemeriksaannya KPK berhasil menyelamatkan potensi kerugian keuangan negara sebesar Rp 280 triliun."

"Ini bukan angka yang kecil," ucapnya.

Menurut Novel, torehan pimpinan kinerja KPK membuat sejumlah koruptor terusik.

Sejak saat itu, pelemahan terhadap lembaga anti rasuah terus menerus dilakukan dan berulang.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved