Berita Nasional

Pemerintah Belum Mampu Kendalikan Pandemi Covid-19, Fadli Zon Minta Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

Pemerintah Belum Mampu Kendalikan Pandemi Covid-19, Fadli Zon Minta Pembelajaran Tatap Muka Ditunda. Berikut Alasannya

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Kompas.com
Anggota DPR Fadli Zon beri tanggapan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menyampaikan pidatonya setelah resmi dilantik menjadi presiden periode 2019-2024. 

Namun, pembatasan tersebut katanya hanyalah memperhatikan aktivitas siswa di kelas saja, tetapi mengabaikan cara bagaimana para siswa sampai di sekolah, serta apa yang dilakukan siswa sepulang sekolah.

Baca juga: Dapat Dukungan Ketua DPRD DKI, Amir Hamzah Lengkapi Syarat Ali Sadikin Jadi Pahlawan Nasional

"Sebagai catatan, tidak semua siswa kita beruntung dapat diantar oleh orang tuanya dengan kendaraan pribadi. Sebagian besar dari mereka harus menggunakan kendaraan umum untuk sampai ke sekolah," jelas Fadli Zon.

"Ini potensial menciptakan kerumunan baru, terutama di kendaraan umum. Apalagi, saya tak yakin anak-anak akan langsung pulang ke rumah setelah PTM berakhir. Dan kita memang mustahil bisa mengontrol hal-hal semacam itu," ungkapnya.

Jadi, lanjutnya, kebijakan membuka opsi PTM pada bulan Juli 2021 adalah kebijakan yang membahayakan.

Dirinya pun sangat menyesalkan kebijakan itu terus-menerus digaungkan Pemerintah di tengah situasi masih tingginya risiko penyebaran Covid-19 di kluster sekolah.

"Ingat, pada 10 Juni kemarin kasus Covid-19 kembali melonjak hingga 8.892 kasus. Ini adalah lonjakan tertinggi sesudah bulan Maret lalu. Dan hingga hari ini angkanya tidak pernah turun dari angka 6 ribu kasus baru," jelas Fadli Zon.

"Padahal, kita sama-sama tahu, jumlah kasus baru yang tercatat itu belum tentu menggambarkan situasi riil di lapangan, mengingat jumlah tes kita dan jumlah spesimen yang diperiksa tiap harinya, angkanya masih sangat rendah," paparnya.

Baca juga: Sukses Bangun Jakarta, Ketua DPRD DKI Minta Ali Sadikin Dianugerahkan Jadi Pahlawan Nasional

Apalagi, terdapat kenaikan kasus yang sangat signifikan pada dua minggu setelah lebaran, yaitu sebesar 56,6 persen.

Hal tersebut dijelaskannya harus jadi catatan bagi Pemerintah, karena lonjakan kasus ini terjadi di berbagai tempat.

Menurut data Satgas Covid-19, ada lima provinsi yang menyumbang 65 persen keseluruhan jumlah kasus aktif nasional, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau.

Secara umum, Pulau Jawa berkontribusi 52,4 persen terhadap kasus aktif nasional. Artinya, lebih dari separuh kasus Covid-19 ada di Jawa.

"Saya paham, pandemi yang telah berjalan lebih dari satu tahun ini telah melahirkan keluhan dan kejenuhan, baik dari para siswa maupun orang tua. Namun, pemecahannya bukanlah dengan penyelenggaraan PTM," tegas Fadli Zon.

Baca juga: Isnawa Adji Instruksikan Jajarannya Cek Kesiapan Lima GOR untuk Isolasi Pasien Covid-19 Kategori OTG

Klaster Baru

Dirinya pun menguingatkan dalam fase uji coba PTM yang dilakukan oleh Kemendikbud pada April 2021, klaster Covid-19 justru ditemukan di sejumlah sekolah yang melakukan belajar tatap muka.

Salah satunya terjadi di SMA Negeri 1 Padang, Sumatera Barat. Tak lama setelah PTM diaktifkan, 43 siswa didapati positif Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved