Megawati: Kepemimpinan Strategik Tidak Bisa Berdiri Atas Dasar Pencitraan

Megawati menjelaskan, dalam perspektif kekinian, kepemimpinan strategik setidaknya dihadapkan pada tiga perubahan besar yang mendisrupsi kehidupan.

ISTIMEWA
Universitas Pertahanan mengukuhkan Presiden kelima RI Megawati Sukarnoputri sebagai profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik, Jumat (11/6/2021). 

"Di sinilah keberhasilan kepemimpinan strategik harus mampu menghadirkan keberhasilan yang linear di masa lalu, masa kini, dan keberhasilan di masa yang akan dating,” urai Megawati.

Megawati lalu menjelaskan, dalam perspektif kekinian, kepemimpinan strategik setidaknya dihadapkan pada tiga perubahan besar yang mendisrupsi kehidupan manusia.

Pertama adalah perubahan pada tataran kosmik sebagai bauran kemajuan luar biasa ilmu fisika, biologi, matematika, dan kimia.

Baca juga: Muhadjir Effendy: Covid-19 Virus Smart, Dia Tunggu Kita Bosan Agar Bisa Menyerang

Hal ini memunculkan teknologi baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, seperti rekayasa atomik.

Kedua, revolusi di bidang genetika, yang bisa mengubah keseluruhan landscape tentang kehidupan ke arah yang tidak bisa dibayangkan dampaknya, manakala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dijauhkan dari nilai kemanusiaan.

Ketiga adalah kemajuan di bidang teknologi realitas virtual.

Baca juga: Wisma Atlet Cuma Bisa Tampung 1.487 Pasien Covid-19 Lagi, Tower 5 Hanya Sisa 36 Tempat Tidur

Di mana seseorang dapat menikmati pengembaraan ke seluruh pelosok dunia, bahkan ke luar angkasa, tanpa meninggalkan rumahnya sama sekali.

Megawati mengatakan, ketiga perubahan di atas, hadir dalam realitas dunia yang masih diwarnai berbagai bentuk ketidakadilan akibat praktik 'penjajahan gaya baru', namun tetap pada esensi yang sama.

Yakni perang hegemoni, perebutan sumber daya alam, dan perebutan pasar, diikuti daya rusak lingkungan yang semakin besar.

Baca juga: Jika Tak Berbenah, 10 Kabupaten/Kota Ini Berpotensi Masuk Zona Merah Pekan Depan

“Hubungan antar-negara dalam perspektif geopolitik, juga menunjukkan pertarungan kepentingan yang sama, bahkan kini semakin meluas."

"Atas nama perang hegemoni, lingkungan dikorbankan."

"Perubahan teknologi dalam ketiga aspek tersebut justru memperparah eksploitasi terhadap alam.”

Baca juga: Cuma Dua Pekan Menganggur Usai Pensiun, Doni Monardo Didapuk Jadi Komisaris Utama Inalum

“Global warming berdampak pada kenaikan muka air laut."

"Perubahan iklim secara ekstrem juga menciptakan bencana lingkungan yang sangat dahsyat."

"Di sinilah kepemimpinan strategik harus memahami aspek geopolitik tersebut, guna memperjuangkan bumi sebagai rumah bersama seluruh umat manusia,” paparnya.

Baca juga: Megawati: Orang Indonesia Memang Tidak Bisa Disiplin, tapi Gotong Royongnya Luar Biasa

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved