Ditemui Jokowi, Sopir Kontainer di Tanjung Priok Curhat Kerap Ditodong Preman Saat Lalu Lintas Macet

Presiden menemui para sopir usai meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di sejumlah pelabuhan di Jakarta.

Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi bertemu sejumlah sopir kontainer di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021). 

"Padahal itu depan, belakang, samping, kanan itu kan kendaraan semua, dan itu orang semua, dan itu sangat memprihatinkan."

"Karena dia takut, kalau posisinya nanti dia membantu, preman-preman itu akan menyerang balik ke dirinya."

"Maka dia lebih memilih tutup kaca, dan itu memprihatinkan sekali begitu, Pak," ungkap Agung.

Baca juga: Ungkit Djoko Tjandra, Rizieq Shihab Bilang Jaksa Jadikan Kasus Prokes Lebih Jahat Ketimbang Korupsi

Hal ini diamini oleh rekannya sesama sopir kontainer, Abdul Hakim, yang menyebut kemacetan merupakan penyebab para preman bisa leluasa menjalankan aksinya.

"Kalau mungkin lancar, ini mungkin tidak ada, Pak."

"Jadi ini kendala kita ini kemacetan aslinya, Pak."

Baca juga: Lonjakan Pasien Covid-19 Bikin Ambulans Antre di Wisma Atlet, Tower 4 Kembali Dibuka

"Jadi kami mohon kepada Bapak Presiden, bagaimana solusi ini ke depannya, kami."

"Karena kami, Pak, sakit hati sebenarnya, Pak kalau dibilang sakit hati."

"Saya kira begitu. Tidak ada kenyamanan untuk sopir kami, sopir-sopir yang mengemudi di Tanjung Priok," keluh Abdul.

Baca juga: Rizieq Shihab Pernah Bertemu Budi Gunawan dan Tito Karnavian di Arab Saudi, Hasilkan Kesepakatan Ini

Selain soal premanisme, Abdul Hakim juga menceritakan soal banyaknya pungutan liar di sejumlah depo.

Depo adalah tempat meletakkan kontainer yang sudah dipakai atau mengambil kontainer yang akan dipakai shipping line.

Menurutnya, para karyawan depo sering meminta imbalan berupa uang tip agar laporannya bisa diproses segera.

Baca juga: Pegawai KPK Tak Lolos TWK Serahkan 31 Bukti, Minta MK Kasih Putusan Sebelum November 2021

"(Mereka) itu meminta imbalan lah, kalau enggak dikasih kadang diperlambat."

"Itu memang benar-benar, seperti Fortune, Dwipa, hampir semua depo rata-rata, itu Pak."

"Yang sekarang itu yang saya perhatikan itu yang agak-agak bersih cuma namanya Depo Seacon dan Depo Puninar, agak bersih sedikit."

Baca juga: Haris Azhar: Tidak Ada Pasal Penghinaan Presiden Saja Sudah Banyak yang Ditangkap, Apalagi Nanti Ada

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved