Megawati kepada Kader PDIP: Kalian Petugas Partai, Kalau Enggak Mau Dikasih Tugas Partai Out Saja

Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengingatkan seluruh kadernya, mereka semua adalah petugas partai.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDIP, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2018). Rakornas PDIP membahas arahan-arahan untuk pemenangan Pilpres dan Pileg 2019. 

"Semuanya akan saya pantau untuk jadikan apa?"

"Itu sebuah partai jadi harapan rakyat banyak, enggak mudah digoyangkan, enggak mudah diimingi-imingi," ujarnya.

Megawati Sukarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP sejak 1999.

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran Berlaku pada 6-17 Mei 2021, Tak Boleh ke Luar Daerah Kecuali Mendesak

Artinya, Megawati Sukarnoputri telah memimpin partai berlambang banteng itu lebih dari 20 tahun.

Megawati Sukarnoputri sempat menjadi Presiden kelima RI periode 2001 hingga 2004, menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Megawati Sukarnoputri terpilih dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada Desember 1993.

Tak Bakal Ada Tiang Listrik dan Kabel Berseliweran di Ibu Kota Baru

Ketika itu, istri Taufik Kiemas tersebut mendapat dukungan dari 27 DPD PDI untuk alih pimpinan partai berlogo banteng, hingga terpilih sebagai ketua umum periode 1993-1998.

Popularitas Megawati Sukarnoputri mengancam kekuasaan Orde Baru.

Apalagi, dikutip dari buku Megawati dalam Catatan Wartawan (2017), ia langsung berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat.

Jakarta Belum Ideal, Ibu Kota Baru di Kalimantan Bakal Jadi Standar Pembangunan Kota di Indonesia

Hal ini mengakibatkan dualisme di partai banteng itu terjadi, hingga akhirnya PDI terbelah.

Sebuah, kongres PDI di Medan yang didukung Soeharto mengukuhkan kepemimpinan Soerjadi sebagai ketua umum.

Dualisme ini berujung Tragedi 27 Juli 1996.

BMKG Bilang Penurunan Kualitas Udara Jakarta Biasa Terjadi Saat Musim Kemarau

Ketika itu, DPP PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati Sukarnoputri, berusaha diambil alih oleh pendukung Soerjadi.

Setelah Tragedi Kudatuli atau 27 Juli 1996 itu, Megawati Sukarnoputri yang mendapat dukungan dari pihak-pihak yang menentang Soeharto, menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru.

Hingga kemudian setelah Orde Baru runtuh, Megawati Sukarnoputri membentuk PDIP sebagai wahana politiknya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved