Capres 2024
Megawati yang Tentukan Ganjar Pranowo vs Puan Maharani untuk Capres 2024, Instingnya Dikenal Tajam
Ternyata konflik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dianggap konflik biasa. Pada akhirnya Megawati penentunya
Hal itu terlihat dengan adanya sindiran Puan terhadap Ganjar saat acara di Semarang.
Puan bilang pemimpin itu harus di lapangan, bukan di medsos.
Baca juga: 51 Pegawai KPK Tak Lulus TWK Dipecat, Novel Baswedan: Tidak Semua Perjuangan Membuahkan Hasil
"Puan Maharani juga berani melakukan itu tampaknya sudah ada restu dari ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri."
"Tanpa restu Mega, tampaknya Puan tidak senekad itu."
"Kenapa begitu? Karena sentral di PDIP itu hanya Mega."
Baca juga: Doni Monardo: BNPB Ibarat Kopassus, Sipil tapi Berjiwa Militan
"Semua hal di PDIP bergantung pada Mega."
"Hitam kata Mega, akan hitamlah hingga ke bawah," ulasnya.
Dengan masih sentralistisnya PDIP, lanjut Jamiluddin, maka sulit dibayangkan ada kader yang berani menghujat kader lainnya tanpa ada restu dari sang ketua umum.
Baca juga: Lepas Dua Jabatan, Doni Monardo Langsung Jalani Malam Pertama Bersama Istri
Karena itu, Bambang Wuryanto dan kemungkinan kader lainnya diperkirakan akan terus melakukan serangan kepada Ganjar.
Serangan itu diduga akan berhenti, apabila Ganjar menghentikan niatnya untuk nyapres pada 2024.
"Kalau Ganjar mundur, maka niat mengantarkan Puan untuk nyapres akan terbuka luas."
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Tinggi, PDIP: Kalau Ibu Ketua Bilang Racing Puan Maharani, Pasti Kita Gaspol
"Rencana tersebut tampaknya sudah disiapkan sejak lama."
"Karena itu, tidak boleh ada kader lain yang menjadi penghalang. Siapa pun penghalangnya, termasuk Ganjar, tentu akan dilucuti," tuturnya.
Di sisi lain, Jamiluddin menilai Ganjar sebaiknya mulai melirik perahu lain (partai politik) jika tetap ingin nyapres.
Baca juga: Moeldoko Rekomendasikan Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK Libatkan NU dan Muhammadiyah
Namun, kata dia, perahu lain pun akan mau mengusung Ganjar kalau elektabilitasnya luar biasa tinggi, seperti yang pernah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
"Namun kalau elektabilitas masih seperti saat ini, tentu partai politik lain masih berpikir untuk mengusung Ganjar."
"Sebab, dengan elektabilitas di bawah 20 persen, peluang menang pada pilpres masih kecil."
Baca juga: KPK Pecat 51 Pegawai, Boyamin Saiman: Negara Rugi
"Jadi, kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP."
"Risikonya Ganjar harus mengubur keinginannya nyapres 2024," papar Jamiluddin.
Bantah Rebutan Jadi Capres
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menjelaskan alasan tidak undangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam acara partai di Kantor DPD PDIP Jateng, Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021).
Acara itu turut dihadiri Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani.
Menurut pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu, ada etika yang telah dilanggar oleh Ganjar.
Baca juga: Divonis 18 Tahun Penjara dan Bayar Kerugian Negara Rp 185 M, Maria Pauline Lumowa Masih Pikir-pikir
Di mana ada keinginan Ganjar untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2024, yang hal itu dinilai terlalu ambisius.
Padahal, persoalan pencapresan merupakan ranah Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
"Kunci politisi itu adalah memahami keinginan seseorang."
Baca juga: Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah: Jumlah Pengangguran Indonesia Berkurang 950 Ribu Orang
"Kalau itu sesuai dengan tata krama, fatsun etika."
"Tetapi ada wilayah yang kita mesti hati-hati."
"Kalau wilayah aku pengin jadi calon presiden itu wewenangnya Bu Ketum," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5/2021).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisruh Ganjar-Puan, Sekjen PDIP Sebut Itu Dinamika Politik Biasa, Penulis: chaerul umam Juga dengan judul Soal Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, CSIS: Megawati Insting Politiknya Tajam, Penulis: Dennis Destryawan
