Aksi OPM
Ini Dampak Negatif Labelisasi Teroris Terhadap KKB Papua Menurut Kabaintelkam Polri
Menurut Paulus, labelisasi teroris juga dapat dikhawatirkan menjadi stigma umum bagi orang asli Papua (OAP).
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kabaintelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw membeberkan dampak negatif labelisasi terorisme kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Dampak negatif yang pertama, kata Paulus, sentimen negatif terhadap pemerintah pusat dan pendatang semakin menguat.
"Juga menguatnya penolakan RUU Otsus Papua dan agenda nasional penting lainnya di Papua," ungkap Paulus dalam diskusi daring, Jumat (28/5/2021).
Baca juga: PDIP Tegaskan Takkan Berkoalisi dengan PKS dan Demokrat, Makin Mudah Kerja Sama dengan PAN
Menurut Paulus, labelisasi teroris juga dapat dikhawatirkan menjadi stigma umum bagi orang asli Papua (OAP).
Termasuk, kekhawatirkan adanya kelompok yang memanfaatkan isu ini sebagai propaganda.
"Stigma teroris dikhawatirkan menjadi stigma umum bagi OAP dan digiring oleh kelompok pegiat HAM, state actor, semakin gencar melakukan propaganda di level internasional yang menyudutkan Pemerintah Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Ini Daftar 9 KKB yang Masih Aktif Tebar Teror di Papua, Dua Kelompok Sudah Pensiun
Paulus menuturkan, labelisasi ini juga dikhawatirkan dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menyudutkan pemerintah.
"Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah berupa dialog, pembangunan, merangkul pihak pro M dan lain-lain, seolah tidak pernah ada dan tidak pernah disuarakan," jelasnya.
Tiga Tahun Terakhir KKB Papua Bunuh 59 Warga Sipil, 27 TNI, dan 9 Polisi
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan, korban kebrutalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua selama tiga tahun terakhir, berjumlah 110 orang.
Mahfud MD mengatakan, korban kebrutalan KKB Papua bukan hanya dari TNI dan Polri, melainkan juga warga sipil, yakni sebanyak 53 orang.
Sedangkan korban dari TNI berjumlah 51 orang, dan dari Polri 16 orang.
Baca juga: KKB Ancam Musnahkan Orang Jawa di Papua, Polri Minta Masyarakat Tak Khawatir
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD dalam rapat virtual bersama jajaran MPR secara virtual, Senin (3/5/2021).
"Yang meninggal banyak juga. Masyarakat atau warga sipil yang meninggal karena penganiayaan seperti tadi itu 59 orang, TNI 27 orang, Polri 9 orang."
"Seluruhnya 95 orang. Itu dengan tindakan yang sangt brutal."
Baca juga: Polisi Pastikan Bubuk Putih di Markas FPI Bahan Peledak, Aziz Yanuar: No Comment