Heboh Gedung Pencakar Langit Bergetar di China Tapi Bukan karena Gempa, Pengunjung Panik Berlarian

Gedung pencakar langit bergetar bikin heboh di China. Gedung pencakar langit tersebut bernama Shenzhen Electronics Group (SEG) Plaza di  Schenzhen

Newsweek
Warga yang panik dan gedung pencakar langit SEG Plaza di China yang bergetar. Semula dikira karena gempa ternyata bukan. Pejabat setempat sedang menyelidiki penyebabnya. 

WARTAKOTALIVE.COM, SCHENZHEN -- Gedung pencakar langit bergetar bikin heboh di China.

Gedung pencakar langit tersebut bernama Shenzhen Electronics Group (SEG) Plaza di  Schenzhen, China.

Pekerja dan Pengunjung di salah satu gedung pencakar langit tertinggi di China itu langsung dievakuasi pada hari Selasa.

Baca juga: Pengguna iPhone di China Disebut dari Kalangan Ekonomi Sulit, yang Pakai Vivo dan Oppo Justru KAYA

Baca juga: Kedatangan TKA China Jadi Sorotan, Menhub Akhirnya Larang Penerbangan Carter selama Larangan Mudik

Tadinya dikira karena gempa, namun hari itu tak ada gempa di China Selatan.

SEG Plaza memiliki tinggi hampir 300 meter (980 kaki).

Entah kenapa mulai bergetar sekitar pukul 1 siang, mendorong evakuasi orang-orang di dalam sementara pejalan kaki memandang dengan mulut ternganga.

Bangunan itu ditutup pada pukul 2.40 siang, menurut laporan media lokal.

SEG Plaza selesai pada tahun 2000. Gedung tersebut merupakan menara bagi pasar elektronik utama serta berbagai kantor di pusat salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di China.

Baca juga: Alasan Pemberian Uang Cuma-Cuma dari Edhy Prabowo untuk 3 Sepri Cantiknya, Uang untuk Adik-adik

Pejabat setempat kini sedang menyelidiki apa yang menyebabkan menara di distrik Futian di kota itu goyah.

"Setelah memeriksa dan menganalisis data dari berbagai stasiun pemantau gempa di seluruh kota, tidak ada gempa bumi di Shenzhen hari ini," kata pernyataan itu.

Distrik itu mengatakan dalam pernyataan lain pada Selasa malam bahwa semua orang di dalam telah dievakuasi dengan aman dan tidak ada pergerakan lebih lanjut dari gedung yang terdeteksi.

Para ahli "tidak menemukan kelainan keselamatan pada struktur utama dan lingkungan sekitar bangunan", dan komponen interior dan eksterior bangunan tampak tidak rusak.

Baca juga: Belum Diterjunkan Hadapi KKB Papua, Densus 88 Masih Fokus Selesaikan Kasus Munarman Cs

Video pengamat yang diterbitkan oleh media lokal di Weibo menunjukkan gedung pencakar langit bergetar ketika ratusan pejalan kaki yang ketakutan melarikan diri ke luar.

"SEG telah sepenuhnya dievakuasi," tulis seorang pengguna Weibo dalam keterangan video ratusan orang yang berseliweran di jalan perbelanjaan yang luas di dekat menara.

Nama gedung ini diambil dari nama pabrik semikonduktor dan elektronik Shenzhen Electronics Group, yang kantornya berlokasi di kompleks tersebut.

Ini adalah menara tertinggi ke-18 di Shenzhen, menurut database gedung pencakar langit Council on Tall Buildings and Urban Habitat.

Baca juga: Fajar Umbara Minta Maaf dan Damai, Yuyun Sukawati: Dulu Pukuli Saya Tanpa Belas Kasihan, Itu Kejam!

Pihak berwenang China tahun lalu melarang pembangunan gedung pencakar langit yang lebih tinggi dari 500 meter, menambah batasan ketinggian yang sudah diberlakukan di beberapa kota seperti Beijing.

Pedoman baru untuk arsitek, perencana kota, dan pengembang bertujuan untuk "menyoroti karakteristik China" dan juga melarang bangunan "peniru" norak yang meniru landmark dunia.

Lima dari gedung pencakar langit tertinggi di dunia terletak di China, termasuk gedung tertinggi kedua di dunia, Menara Shanghai, yang berdiri di ketinggian 632 meter.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas dan Berdayakan UMKM Jateng, Gubernur Ganjar Ajak Shopee Berkontribusi Nyata

Shenzhen adalah kota metropolis yang luas di Cina selatan, dekat dengan Hong Kong, yang memiliki kancah manufaktur teknologi lokal yang berkembang pesat.

Banyak raksasa teknologi China, termasuk Tencent dan Huawei, telah memilih kota itu sebagai markas mereka.

Ini juga merupakan rumah bagi gedung pencakar langit tertinggi keempat di dunia, Pusat Keuangan Ping An setinggi 599 meter.

Baca juga: Akademisi UGM Menilai Akan Tidak Adil Jika Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK Dipersoalkan

Bangunan Runtuh

Runtuhnya bangunan bukanlah hal yang jarang terjadi di China, di mana standar bangunan yang lemah dan urbanisasi yang sangat berbahaya menyebabkan konstruksi dilemparkan dengan tergesa-gesa.

Mei lalu, sebuah hotel karantina berlantai lima di kota tenggara Quanzhou runtuh karena konstruksi yang buruk, menewaskan 29 orang.

Gempa bumi Sichuan tahun 2008 yang menghancurkan menyebabkan lebih dari 69.000 kematian dan bencana tersebut memicu badai kontroversi publik atas gedung sekolah yang dibangun dengan buruk - yang dikenal sebagai "ampas tahu" - yang runtuh menewaskan ribuan siswa.

 Gedung Shenzhen Electronics Group (SEG) yang bergetar pada Selasa, (18/5/2021)  menambah khawatir  kasus gedung runtuh di China, yang pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Pura-pura Jadi Pembeli, Seorang Pria Gasak Ponsel Milik Kasir Kios Makanan Jepang di Kelapa Gading

Pasalnya, selama tahun 2020 lalu tercatat telah terjadi tiga kasus gedung runtuh di negeri tirai bambu ini. Kejadian pertama, yakni pada 7 Maret 2020.

Pada Maret, sebuah hotel runtuh di kota Quanzhou China Selatan. Akibatnya 29 orang meninggal dunia dan 42 orang luka-luka. Diketahui hotel ini merupakan lokasi karantina warga China yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Lalu, pada 4 Agustus 2020, gudang di Kota Harbin, wilayah timur laut China runtuh. Akibatnya 9 orang meninggal dunia.

Sedangkan kasus ketiga terjadi pada 29 Agustus 2020, bangunan dua lantai restoran di daerah Xiangfen runtuh. Akibatnya 29 orang meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan.

Diberitakan sebelumnya, sebuah gedung pencakar langit di Kota Shenzhen, China dikabarkan bergetar hebat pada Selasa (18/5/2021). Getaran tersebut menimbulkan kepanikan, sehingga seluruh penghuni gedung dievakuasi dan lari berhamburan ke area luar .

Baca juga: Pura-pura Jadi Pembeli, Seorang Pria Gasak Ponsel Milik Kasir Kios Makanan Jepang di Kelapa Gading

Shenzhen Electronics Group (SEG) merupakan gedung menara tertinggi ke-18 di Schenzhen. Diduga, getaran disebabkan oleh gempa bumi, namun hal tersebut langsung terbantahkan.

"Setelah memeriksa dan menganalisis data dari berbagai stasiun pemantau gempa di seluruh kota, tidak ada gempa bumi di Shenzhen hari ini," tulis sebuah rilis yang dikutip dari AFP, Selasa (18/5/2021).

SEG Plaza tiba-tiba bergetar sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Seluruh pengunjung yang berhasil keluar terlihat heran sembari melihat gedung yang terus bergetar.

Gedung SEG selesai dibangun pada tahun 2000, menara ini adalah rumah bagi pasar elektronik utama serta berbagai kantor di pusat kota dengan pertumbuhan tercepat di Tiongkok.

Akibat kejadian tersebut, bangunan SEG ditutup. Diketahui kejadian gedung runtuh pernah terjadi di China. Akibatnya, pihak berwenang China melarang pembangunan gedung pencakar langit yang tingginya melebihi 500 meter.

Sumber The Guardian dan Kompas TV

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved