Warta Bisnis
Jangan Berspekulasi, Analis Sarankan Tidak Pakai THR untuk Beli 'Koin' Crypto
Nafsu untuk mendapatkan keuntungan besar dari kripto harus ditahan karena murni spekulasi, sehingga lebih baik tidak serakah.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menyarankan agar tidak memakai uang tunjangan hari raya (THR) untuk membeli "koin" cryptocurrency atau mata uang kripto.
Menurut Nafan, nafsu untuk mendapatkan keuntungan besar dari kripto harus ditahan karena murni spekulasi, sehingga lebih baik tidak serakah.
"Itu tergantung psikologis orang, silakan kalau serakah beli Doge, lebih baik tidak. Selain Doge atau Bitcoin tidak berpengaruh ke fundamental," ujarnya saat dihubungi Tribun Network, belum lama ini.
Baca juga: Facebook dan Instagram Kompak Hapus Konten Kekerasan yang Terjadi di Masjid Al Aqsa, Ada Apa?
Baca juga: Investor Dinilai Ambil Langkah Aman Jelang Lebaran, IHSG Berpotensi Tertekan
Dia menjelaskan, masih adanya kenaikan dari beberapa mata uang kripto lebih disebabkan pemain baru tetap masuk untuk berspekulasi.
"Katanya pemain baru sudah tambah banyak, sehingga belum crash (anjlok). Di satu sisi ada yang lagi jualan, beberapa lainnya menaikkan harga, ini kompleks," kata Nafan.
Apalagi beberapa orang memanfaatkan peluang, khususnya untuk Doge karena lagi hype dengan faktor keberadaan Elon Musk.
Baca juga: FTX yang Didirikan Sam Bankman Fried Dobrak Batasan Pasar Saham dan Aset Kripto
"Kalau Elon Musk beli, langsung serakah ikut beli, menyesal kalau tidak beli Doge. Namun, rezeki orang ada dengan caranya sendiri, bukan spekulasi," pungkasnya.
Bisa anjlok
Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, ada beberapa penyebab cryptocurrency atau mata uang kripto anjlok lebih dalam lagi setelah akhir pekan lalu, di antaranya jika ditolak banyak negara.
Sebelumnya, Bank Sentral Turki mengumumkan pelarangan bitcoin cs tersebut digunakan sebagai alat pembayaran.
Hal tersebut membuat nilai mata uang kripto, bitcoin khususnya anjlok ke bawah Rp 800 juta dari sebelumnya di atas Rp 900 juta per koin menutup akhir pekan lalu.
Sementara, Nafan meyakini negara-negara besar juga tidak akan membiarkan semakin banyak pemegang kripto, sehingga harganya bisa terus jatuh.
Baca juga: PO Gunung Harta Mulai Jual Tiket Bus SHD Tujuan Yogyakarta, Jateng, dan Jatim, Berapa Harganya?
Baca juga: Mata Uang Kripto Makin Ramai, Kali Ini Giliran Dogecoin Siap Melawan Dominasi Bitcoin
"Jika kita mengacu pertemuan G-20 sebelumnya, di mana membahas inklusivitas keuangan. Jadi, tidak mungkin negara-negara besar setuju terhadap cryptocurrency," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, belum lama ini.
Menurut dia, jika yang menolak nanti yakni negara lebih besar dari Turki maka siap-siap untuk pemain kripto untuk kehilangan nilai asetnya.
"Otomatis itu bisa (menurun nilainya) kalau ada peran kuat dari negara-negara besar itu. Maju kompak melawan terhadap cryptocurrency itu sangat bisa turunkan (nilai kripto) signifikan," kata Nafan.
Baca juga: Mengerikannya Badai Tropis Surigae, Bisa Menjadi Angin Topan, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
Baca juga: Kuartal Pertama 2021, Pembelian Tiket Pesawat dan Booking Hotel di Tiket.com Melesat 300 Persen