Hari Raya Idul Fitri
Gaduh Bipang Ambawang, Tim Komunikasi Istana Dinilai Sudah Sangat Layak Dievaluasi
Jokowi melalui video mempromosikan kuliner Indonesia, salah satunya bipang ambawang atau babi panggang, makanan khas dari Kalimantan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Adi Prayitno, pengamat politik dari UIN Jakarta menilai, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi kinerja tim komunikasinya.
Hal itu menyusul terjadinya kembali blunder yang dilakukan Jokowi.
Terbaru, Jokowi melalui video mempromosikan kuliner Indonesia, salah satunya bipang ambawang atau babi panggang, makanan khas dari Kalimantan.
Baca juga: Jokowi Promosikan Bipang Ambawang Jadi Kuliner Lebaran Tuai Kegaduhan, Kemendag Bakal Jelaskan
"Tim komunikasi Istana ceroboh dan terkesan amatiran."
"Kasihan presiden harus menanggung beban kerja orang di sekitarnya yang tak beres."
"Mana mungkin untuk urusan sesuatu yang sensitif tak teliti," kata Adi saat dihubungi Tribunnews, Senin (10/5/2021).
Baca juga: Ada Pertanyaan Soal Jilbab di Tes Wawasan Kebangsaaan, Pegawai KPK yang Tak Lulus: Keterlaluan
"Sangat layak dievaluasi. Kesalahan kali ini sangat fatal."
"Kemarahan publik soal Bipang Ambawang mesti dipahami sebagai bentuk akumulasi kekecewaan terhadap larangan mudik," tuturnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu mengatakan, memang tak mudah menjadi penulis pidato presiden.
Baca juga: Berterima Kasih kepada yang Tak Mudik Lebaran, Jubir Presiden: Pemerintah Tidak Mungkin Sendirian
Bebannya sangat berat, pilihan kata harus ditata dan tidak boleh ada kesalahan istilah, data, fakta, dan angka.
Selain itu, pengecekannya harus berlapis hingga beberapa tingkatan, serta tidak boleh ada kesalahan sekecil apa pun.
Adi menilai sebaiknya tim komunikasi presiden memberikan klarifikasi, bahkan meminta maaf kepada publik.
Baca juga: Abraham Samad Curiga TWK Bertujuan untuk Melakukan Screening Pegawai KPK
"Akibat keselahan tim sekitar presiden, publik jadinya baru tahu kalo Bipang Ambawang itu Babi Panggang."
"Tim komunikasi Istana minta maaf jauh lebih elegan daripada ngeles soal Jipang," sarannya.
Mendag Minta Maaf
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan tidak ada maksud apa pun dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mempromosikan sejumlah kuliner Nusantara, termasuk Bipang Ambawang.
Lutfi meminta maaf bila ajakan promosi tersebut menyebabkan kesalahpahaman.
"Meskipun demikian kami dari Kemendag selaku penanggungjawab dari acara tersebut, sekali lagi memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden."
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terjadi kesalahpahamamn," kata Mendag dalam pernyataannya yang disiarkan Youtube Kementerian Perdagangan, Sabtu (8/5/2021).
Mendag mengatakan niat dari pemerintah seperti yang disampaikan Presiden, agar masyarakat bangga terhadap produksi dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, dan menghargai keberagaman Bangsa Indonesia.
Mendag menjelaskan maksud pernyataan Jokowi yang mempromosikan sejumlah makanan.
Menurut Mendag, maksud dari pernyataan Presiden tersebut untuk mengajak masyarakat Indonesia mencintai dan juga membeli produk lokal.
"Pernyataan Bapak Presiden tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indoensia yang terdiri dari beragam suku agama dan budaya."
"Yang memiliki kekayaan kuliner Nusantara dari berbagai daerah, setiap makanan memiliki kekhasan, dan menjadi makanan favorit lokal," tutur Mendag.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat yang tidak mudik, membeli kuliner Lebaran secara online.
Namun, ajakan Presiden itu menuai kegaduhan di jagad media sosial.
Sebab, salah satu kuliner yang disebut Jokowi bisa dibeli secara online adalah Bipang Ambawang.
Baca juga: Kedatangan 1.389.600 AstraZeneca, Indonesia Total Sudah Amankan 75.910.500 Dosis Vaksin Covid-19
Netizen menilai Bipang yang dimaksud Jokowi adalah babi panggang, sehingga tidak tepat apabila diidentikan dengan kuliner Lebaran.
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menjelaskan, Bipang yang dimaksud Jokowi adalah Jipang, sejenis makanan yang terbuat dari beras.
"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras."
"Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang."
"BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun," tulis Fadjroel dalam akun twitternya @fadjroeL, Sabtu (8/5/2021).
Dikonfirmasi terpisah, Fadjroel enggan menjelaskan mengenai maksud pernyataan Presiden Jokowi tersebut.
Baca juga: Diciduk Intel Kodam Jaya, Penyebar Video Hoaks Tank TNI Sekat Pemudik Menyesal dan Minta Maaf
Menurut dia, masalah Bipang akan dijelaskan oleh Kementerian Perdagangan.
"Nanti akan ada penjelasan dari Kementerian Perdagangan," katanya kepada Tribunnews.
Sebelumnya, Jokowi mengajak masyarakat Indonesia untuk belanja online menjelang Lebaran.
Baca juga: Komcad Bakal Dibekali Senjata Canggih, Politikus PDIP Bilang Tak Imbang dengan Milik Prajurit TNI
Salah satunya, belanja kuliner khas daerah, untuk mengobati kerinduan pada kampung halaman.
"Untuk bapak ibu dan saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh."
"Tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," kata Jokowi dalam video yang dilihat Tribunnews, Sabtu (8/5/2021).
Baca juga: Pegawai KPK Ini Ungkap Hampir Semua Kepala Satgas Tak Lulus Tes Wawasan Kebangsaan
"Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya."
"Tinggal pesan, dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ucapnya.
Makanan-makanan tersebut menurut Jokowi bisa dipesan untuk disantap di rumah.
Baca juga: Tak Lulus TWK, Giri Suprapdiono: Kami Tak Diinginkan Lanjutkan Pemberantasan Korupsi di Negeri Ini
Atau, bisa juga dikirimkan kepada sanak saudara sebagai oleh-oleh atau hadiah.
Pernyataan Jokowi tersebut kemudian menuai beragam tanggapan di media sosial.
Presiden menyebut Bipang Ambawang yang identik dengan Babi Panggang.
Makanan tersebut tidak tepat apabila dikaitkan dengan perayaan Lebaran, karena babi haram bagi umat muslim. (Chaerul Umam)