Berita Internasional
Facebook dan Instagram Kompak Hapus Konten Kekerasan yang Terjadi di Masjid Al Aqsa, Ada Apa?
Sejak sepekan terakhir, ketegangan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel pecah di Yerusalem.
Sampai hari ini, media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram masih membatasi setiap postingan foto dan video seputar informasi terkini di Masjid Al-Aqsa karena bermuatan konten kekerasan.
Ratusan orang terluka
Diberitakan sebelumnya, lebih dari 200 jemaah Palestina terluka setelah bentrok dengan polisi Israel Jumat (7/5/2021) malam di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem, menurut organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina.
Polisi mengenakan perlengkapan anti huru hara dan menggunakan peluru berlapis karet, yang menyebabkan sebagian besar cedera, kata organisasi itu kepada CNN.
Sekitar 20 orang yang terluka dirawat di rumah sakit darurat sementara 88 orang lainnya dipindahkan ke rumah sakit terdekat.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang berhamburan ketika suara tembakan terdengar.
Malam kerusuhan itu terjadi setelah berminggu-minggu terjadi peningkatan ketegangan di Yerusalem timur.
Sebelumnya di hari yang sama, pasukan Israel menembak dan membunuh dua pria Palestina yang menyerang pangkalan militer di Tepi Barat, Associated Press melaporkan.
ketegangan di Yerusalem Timur akibat isu kemungkinan penggusuran enam keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheik Jarrah, The New York Times melaporkan.
Baca juga: Surat Edaran Bolehkan Berwisata saat Larangan Mudik Viral dan Diicibir, Gibran Beri Klarifikasi
Pada hari Senin (10/5/2021) mendatang, Mahkamah Agung Israel diharapkan untuk memutuskan apakah keluarga itu harus diusir dan apakah properti mereka diberikan kepada pemukim Yahudi.
Polisi anti huru hara dan kelompok sayap kanan Israel telah bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina yang berkumpul hampir setiap malam selama seminggu terakhir, Times melaporkan.
Para pengunjuk rasa akan mengadakan aksi berjaga-jaga setelah berbuka puasa.
Mereka akhirnya bentrok dengan polisi Israel yang menuduh mereka menunggang kuda, menyemprot mereka dengan air sigung, dan melemparkan granat kejut, lapor Times.
Pemukim dan aktivis Yahudi mengatakan Palestina berada di tanah mereka.
"Saya akan bertanya kepada Anda," kata Aryeh King, seorang pemimpin pemukim dan wakil walikota Yerusalem, "jika Anda adalah pemilik properti dan seseorang berjongkok di properti Anda, bukankah Anda memiliki hak untuk mengeluarkannya dari properti Anda?"
Baca juga: PKB Tegaskan Bupati Nganjuk Bukan Kadernya, Novi Sudah Menyatakan Diri sebagai Kader ke PDIP
Sementara itu, warga Palestina mengatakan penggusuran itu sebagai upaya untuk membersihkan wilayah Arab.
"Mereka tidak ingin orang Arab di sini, atau di seberang Yerusalem Timur," kata Abdelfatah Skafi (71), salah satu warga Palestina yang menghadapi penggusuran, dalam protes pekan ini.
"Mereka ingin mengusir orang Arab, dan dengan begitu mereka bisa mengepung Kota Tua."
(Fandi Permana)