Berita Internasional

Facebook dan Instagram Kompak Hapus Konten Kekerasan yang Terjadi di Masjid Al Aqsa, Ada Apa?

Sejak sepekan terakhir, ketegangan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel pecah di Yerusalem.

Editor: Feryanto Hadi
AFP/Tribunnews.com
Pasukan keamanan Israel dikerahkan di tengah bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di kompleks masjid al-Aqsa di Yerusalem, pada 7 Mei 2021. Lebih dari 200 orang Palestina terluka setelah bentrok dengan polisi Israel Jumat (7/5/2021) malam di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem, menurut organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina. 

WARTAKOTALIVE.COM,  JAKARTA - Aplikasi Facebook dan Instagram menyensor ketat terkait bentrok di kompleks Masjidil Aqsa Yerusalem beberapa hari ini.

Bahkan kedua aplikasi milik Mark Zuckerberg telah menghapus ratusan postingan terkait ketegangan massa Palestina yang bersitegang dengan serdadu Israel.

Kedua aplikasi itu diketahui menghapus konten yang memuat aksi kekerasan karena melanggar panduan komunitas Facebook dan Instagram.

"Instagram dan Facebook telah menyensor postingan yang terkait dengan Sheikh Jarrah setidaknya selama satu hari terakhir," tulis laporan yang dimuat situs web independen Mondoweiss dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (9/5/2021).

Baca juga: Menanti Janji Erdogan Rebut Al Aqsha dari Israel setelah Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

Baca juga: Gelar Aksi Damai, Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina Kecam Kekerasan Israel

Tak hanya situs-situs informasi tentang perkembangan di Israel dan Palestina yang terkena shadow banned, tanda pagar #Jerusalem juga dibatasi postingannya dalam bahasa Inggris dan Arab.

Tagar yang juga menggema di Twitter itu juga dikritisi oleh netizen yang bersimpati pada Palestina. Twitter diketahui juga melakukan sensor ketat pada konten yang terkait dengan #SaveSheikhJarrah.

"Twitter memerangi konten Palestina yang mengekspos kejahatan menggusur warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah, di Yerusalem," kata akun Twitter NewPress.

NewPress juga mengungkapkan jika akunnya dalam bahasa Inggris telah ditangguhkan oleh administrasi Twitter.

Baca juga: PKB Tegaskan Bupati Nganjuk Bukan Kadernya, Novi Sudah Menyatakan Diri sebagai Kader ke PDIP

Sementara akun lainnya seperti Eye.on.Palestine juga mengalami hal serupa yakni pembatasan postingan terkait keadaan di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem.

Sejak sepekan terakhir, ketegangan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel pecah di Yerusalem.

Mereka memprotes solidaritas dengan penduduk Sheikh Jarrah dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan bentrokan dengan polisi Israel.

Protes datang ketika Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur menyetujui keputusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina demi memberi tempat untuk pemukim Israel pada awal 2021.

Bahkan pada Jumat (7/5/2021) malam, jumlah warga Palestina yang terluka meningkat menjadi 205 orang dalam serangan Israel yang terjadi di Masjid Al-Aqsa, Gerbang Kota Tua Damaskus dan lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Hingga saat ini, ketegangan di Kompleks Masjid Al Aqsa masih terjadi.

Baca juga: Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat Dikabarkan Terjaring OTT KPK, Masih Muda Punya Harta Rp116 Miliar

Baca juga: BREAKING NEWS, Kelompok Debt Collector yang Kepung dan Bentak Babinsa di Koja Ditangkap

Bahkan, saking khwatirnya jamaah salat tarawih di kota suci itu menyiapkan batu untuk berjaga-jaga jika polisi Israel kembali menembakkan gas air mata.

Sampai hari ini, media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram masih membatasi setiap postingan foto dan video seputar informasi terkini di Masjid Al-Aqsa karena bermuatan konten kekerasan.

Ratusan orang terluka

Diberitakan sebelumnya, lebih dari 200 jemaah Palestina terluka setelah bentrok dengan polisi Israel Jumat (7/5/2021) malam di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem, menurut organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina.

Polisi mengenakan perlengkapan anti huru hara dan menggunakan peluru berlapis karet, yang menyebabkan sebagian besar cedera, kata organisasi itu kepada CNN.

Sekitar 20 orang yang terluka dirawat di rumah sakit darurat sementara 88 orang lainnya dipindahkan ke rumah sakit terdekat.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang berhamburan ketika suara tembakan terdengar.

Malam kerusuhan itu terjadi setelah berminggu-minggu terjadi peningkatan ketegangan di Yerusalem timur.

Sebelumnya di hari yang sama, pasukan Israel menembak dan membunuh dua pria Palestina yang menyerang pangkalan militer di Tepi Barat, Associated Press melaporkan.

ketegangan di Yerusalem Timur akibat isu kemungkinan penggusuran enam keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheik Jarrah, The New York Times melaporkan.

Baca juga: Surat Edaran Bolehkan Berwisata saat Larangan Mudik Viral dan Diicibir, Gibran Beri Klarifikasi

Pada hari Senin (10/5/2021) mendatang, Mahkamah Agung Israel diharapkan untuk memutuskan apakah keluarga itu harus diusir dan apakah properti mereka diberikan kepada pemukim Yahudi.

Polisi anti huru hara dan kelompok sayap kanan Israel telah bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina yang berkumpul hampir setiap malam selama seminggu terakhir, Times melaporkan.

Para pengunjuk rasa akan mengadakan aksi berjaga-jaga setelah berbuka puasa.

Mereka akhirnya bentrok dengan polisi Israel yang menuduh mereka menunggang kuda, menyemprot mereka dengan air sigung, dan melemparkan granat kejut, lapor Times.

Pemukim dan aktivis Yahudi mengatakan Palestina berada di tanah mereka.

"Saya akan bertanya kepada Anda," kata Aryeh King, seorang pemimpin pemukim dan wakil walikota Yerusalem, "jika Anda adalah pemilik properti dan seseorang berjongkok di properti Anda, bukankah Anda memiliki hak untuk mengeluarkannya dari properti Anda?"

Baca juga: PKB Tegaskan Bupati Nganjuk Bukan Kadernya, Novi Sudah Menyatakan Diri sebagai Kader ke PDIP

Sementara itu, warga Palestina mengatakan penggusuran itu sebagai upaya untuk membersihkan wilayah Arab.

"Mereka tidak ingin orang Arab di sini, atau di seberang Yerusalem Timur," kata Abdelfatah Skafi (71), salah satu warga Palestina yang menghadapi penggusuran, dalam protes pekan ini.

"Mereka ingin mengusir orang Arab, dan dengan begitu mereka bisa mengepung Kota Tua."

(Fandi Permana)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved