Kecelakaan Alutsista

53 Awak KRI Nanggala-402 Gugur dalam Tugas, Ketua MPR: Tidak Boleh Kita Beli Barang Bekas Lagi

Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung rencana Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menaikkan pangkat seluruh awak KRI Nanggala-402 yang gugur.

antarafoto.com/M Risyal Hidayat
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam, dan 53 awaknya gugur. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung rencana Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menaikkan pangkat seluruh awak KRI Nanggala-402 yang gugur dalam tugas negara.

"Insyaallah berbagai pengabdian yang telah mereka berikan untuk negara, dicatat sebagai tambahan amal ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa."

"Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga tetap tabah dan mengikhlaskan kepergian mereka."

Baca juga: Penyidik Disuap Wali Kota Tanjungbalai, KPK Segera Periksa Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin

"Para keluarga yang ditinggalkan pun harus bangga, karena mereka adalah patriot kebanggaan bangsa."

"Mengabdikan dirinya sebagai prajurit yang menjaga kedaulatan negara," ujar Bamsoet, kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/4/2021).

Penerima Brevet Hiu Kencana sebagai warga kehormatan TNI Angkatan Laut itu mengajak kaum muslimin melaksanakan salat gaib berjemaah ataupun sendiri-sendiri, sekaligus mendoakan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402.

Baca juga: Karena Dua Alasan Ini, Ketua Organda Minta Angkutan Umum Dibolehkan Beroperasi Saat Larangan Mudik

Begitupun dengan pemeluk agama lainnya, dia mengajak untuk memanjatkan doa sesuai ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing.

"Negara juga harus hadir dan tidak boleh melupakan pengabdian para prajurit KRI Nanggala 402."

"Salah satu bentuknya bisa dilakukan dengan memberikan perhatian khusus kepada keluarga yang ditinggalkan."

Baca juga: Serpihan dan Alas Salat Kru KRI Nanggala-402 Ditemukan, Status Tenggelam Ditetapkan

"Karenanya selain kenaikan pangkat, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian Sosial serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan."

"Juga bisa memberikan beasiswa pendidikan kepada para putri-putri personel KRI Nanggala 402."

"Sehingga masa depan putra dan putri para prajurit KRI Nanggala 402 bisa tetap terjamin," tutur Bamsoet.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 24 April 2021: Dosis Pertama 11.699.585, Suntikan Kedua 6.784.594

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendorong agar proses evakuasi jenazah seluruh prajurit beserta pecahan kapal KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah laut, di perairan utara Pulau Bali, bisa terus dilakukan.

Terlebih saat ini Indonesia sudah mendapatkan bantuan dari organisasi operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional, yakni International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo).

"Lebih dari itu, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan bersama TNI harus melakukan evaluasi menyeluruh, terutama terhadap sistem perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista)."

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 24 April 2021: 4.544 Pasien Baru, 4.953 Orang Sembuh, 154 Meninggal

"Tidak boleh kita beli barang bekas lagi."

"Jika perlu, dilakukan audit terhadap sistem perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan (maintenance, repair and overhaul/MRO)."

"Agar ke depannya tidak ada lagi nyawa prajurit yang gugur dalam latihan," paparnya.

Baca juga: Sejak 20 April 2021 Banyak Warga Mudik Meski Harga Tiket Bus Naik Hingga 75 Persen

Sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, Kapal Selam KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapal telah gugur.

Bagian KRI Nanggala-402 telah ditemukan setelah dilakukan upaya pemindaian oleh KRI Rigel.

"KRI Rigel telah melakukan pemindaian secara lebih akurat di lokasi tersebut."

Baca juga: Prabowo-Puan Diprediksi Unggul di Pilpres 2024 Versi Survei Indomatrik, Anies Baswedan-AHY Runner Up

"Menggunakan multibeam sonar dan magnetometer," ungkapnya dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021), dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV.

"Telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detail," imbuhnya.

Tim pencarian berhasil menemukan sejumlah bagian dari KRI Nanggala-402.

Baca juga: Lebih dari 72 Jam Belum Ditemukan, Kadispenal Yakin 53 Kru KRI Nanggala-402 Menghemat Oksigen

Panglima TNI lalu menyampaikan, KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan seluruh awak kapal gugur.

"Meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selang timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal."

"Berdasarkan bukti-bukti autentik tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," ucap Marsekal Hadi.

Kronologi Hilang Kontak

Bukti autentik KRI Nanggala 402 tenggelam sejak hilang kontak saat latihan di Perairan Bali pada Rabu (21/4/2021) dini hari kemarin hingga Kamis (22/4/2021) siang, belum ditemukan.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, hingga kini keberadaan kapal selam yang membawa 53 awak itu belum diketahui.

"Jadi sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya."

Baca juga: Singapura dan Malaysia Bantu Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402, TNI Mohon Doa

"Sehingga belum kita isyaratkan untuk sub-sunk (tenggelam).

"Ini kronologi KRI Nanggala yang sampai saat ini masih dalam pencarian," kata Yudo saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Yudo menjelaskan kronologi kapal selam tersebut hilang kontak.

Baca juga: Basarnas, KNKT, dan BPPT Ikut Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402, KSAL Juga Pantau

Rencananya kapal tersebut dan unsur TNI AL lainnya akan melaksanakan latihan menembak rudal D802 dan torpedo, sebagai bagian dari pembinaan kemampuan dan kekuatan TNI AL.

Kemudian, kata dia, pada Rabu 21 April 2021, dilaksanakan dahulu latihan penembakan torpedo dari KRI Nanggala.

Pada pukul 02.30 WITA kemudian latihan dimulai.

Baca juga: Mulai 22 April 2021 Aturan Diperketat, Pelaku Perjalanan Wajib Tunjukan PCR/Swab Antigen 1×24 Jam

Pada pukul 03:00 WITA, Nanggala izin menyelam pada kedalaman 13 meter dan persiapan untuk penembakan torpedo.

Saat itu, kata Yudo, sea rider penjejak yang diawaki Kopaska dan personel kapal selam, mendampingi penembakan torpedo tersebut.

Kemudian pukul 03.00 WITA sampai 03.30 WITA, geladak haluan KRI Nanggala masih terlihat oleh tim penjejak sea reader dalam jarak 50 meter.

Baca juga: Merck Bantu Pendidikan Anak-anak SOS Children’s Villages Indonesia, Karyawan Jadi Sukarelawan

Pukul 03.30, KRI yang lain menempati posisi untuk mengecek torpedo, dalam hal ini adalah unsur lain yang pada saat itu sedang persiapan untuk torpedo meluncur.

Pada pukul 03.46 WITA, sea raider memonitor lampu pengenal dari KRI Nanggala perlahan-lahan mulai menyelam, dan tidak terlihat untuk penembakan torpedo.

Pada 03.46 WITA sampai 04.46 WITA, personel di permukaan terus menerus memanggil KRI Nanggala, namun tidak ada respons.

Baca juga: Jadi Teladan, Fadjroel Rachman Pastikan Jokowi, Maruf Amin, dan Menteri Tak Ada yang Mudik Lebaran

"Jadi harusnya saat darurat tadi masih ada periskop masih kelihatan."

"Namun demikian ini langsung tenggelam tidak ada periskopnya, dan komunikasi pada saat itu sudah tidak terjalin," ungkap Yudo.

Seharusnya, kata Yudo, saat penembakan mereka minta otorisasi akan melaksanakan penembakan.

Baca juga: Isu Yusril dan TGB Bakal Masuk Kabinet, Akankah Yasonna Laoly dan Tito Karnavian Tergeser?

Namun demikian, kata dia, begitu akan diberikan otorisasi, dipanggil-panggil sudah tidak merespons.

Pukul 04.17 WITA, helikopter diterbangkan dari KRI Gusti Ngurah Rai untuk melaksanakan deteksi visual.

Namun, kata Yudo, hasilnya juga nihil.

Baca juga: Sama-sama Dekat dengan Jokowi, Yusril dan TGB Dinilai Bisa Memperkuat Kabinet Indonesia Maju

Nanggala diperkirakan timbul pukul 05.15 WITA.

"Kemudian pada pukul 05.15 kita adakan prosedur yang dilaksanakan apabila kapal selam hilang kontak dan mengalami permasalahan."

"Ini memang sudah sesuai prosedur untuk kapal selam," jelas Yudo.

Baca juga: Kapan Reshuffle Kabinet Dilakukan? Jubir Presiden: Cuma Jokowi dan Allah yang Tahu

Kemudian pada pukul 06.46 WITA dilakukan isyarat sub-miss atau kapal selam hilang.

"Jadi tiga jam dari waktu hilang kontak, sehingga seluruh unsur-unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanaan pencarian, latihan kita tunda."

"Dan nantinya, selanjutnya kita akan lakukan isyarat subsank, apabila kapal selam sudah dipastikan tenggelam dengan bukti autentik," terang Yudo. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved